Lebih kurang 200 Kepala Keluarga (KK) di Desa Sambori Kecamatan Lambitu Kabupaten Bima, akan segera di evakuasi ke tempat yang aman.
Setelah bencana meletusnya Gunung Sangiang beberapa waktu lalu melanda Kabupaten Bima, informasi terbaru akan ada lagi bencana besar yang akan akan kembali melanda Kabupaten Bima. Lebih kurang 200 Kepala Keluarga (KK) di Desa Sambori Kecamatan Lambitu Kabupaten Bima, akan segera di evakuasi ke tempat yang aman. Pasalnya, akan terjadi bencana longsor akibat kerekaan (keretakan tanah lebih dari 1 meter) tanah hampir di semua pemukiman warga di Desa Sambori.
Informasi akan adanya bencana tersebut, dilaporkan oleh masyarakat dan Camat Lambitu yang bersurat resmi kepada Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bima. Camat melaporkan adanya keretakan tanah disejumlah titik di pemukiman warganya. “Kita mendapatkan laporan dari Camat Lambitu, bahwa ada keretakan tanah yang terjadi sejak 2 minggu terakhir, dengan jumlah titik keretakan yang kian banyak setiap harinya,” ujar H.Haeruddin ST,MT Kepala Dinas Pertambangan kepada koran ini Kamis pagi kemarin.
Atas laporan Camat Lambitu tersebut, pihak dinas bersama tim tekhnis meninjau lokasi untuk mengecek kebenarannya. Setelah dilakukan survey di lapangan, terkait adanya laporan tentang ancaman bahaya gerakan tanah di dusun Lengge 1 dan Dusun Lengge 2, dinas menemukan adanya keretakan tanah yang berpotensi longsor. “Dilihat dari rekahan tanah tersebut, menurut tekhnis geotek sudah tidak ada alternatif pencegahan lagi, melainkan harus dievakuasi seluruh warga yang ada di pemukiman tersebut, pada tempat yang lebih aman,” tandasnya.
Rencana evakuasi warga tersebut akan dibahas secepatnya oleh Bupati Bima dalam rapat koordinasi bersama SKPD terkait dan Forum Kumonikasi Pimpinan Daerah (FKPD) terutama Dandim.
Menurutnya, dari hasil tinjauan terdapat sejumlah titik keretakan tanah, dimana sebagian besarnya berada ditengah-tengah pemukiman warga, bahkan ada beberapa rumah yang rusak akibat keretakan tanah tersebut. Rekahan tanah sudah mencapai 2.5 meter hingga 3 meter dan tersebar di seluruh areal pemukiman warga dari atas ke bawah. “Dikhawatirkan jika terjadi hujan dan gerakan tanah akibat gempa, akan menambah beban blok masa tanah, dan jika beban tanah telah melampaui batas keseimbangan, maka tanah akan jatuh dengan sendirinya,” jelasnya.
Dilihat dari kondisi pemukiman warga yang berada di dekat lembah dengan posisi rumah tersusun dari atas kebawah, kalau terjadi longsor maka seluruh perkampungan tersebut akan jatuh ke lembah yang kemiringannya 80 derajat. “saya tidak bisa bayangkan ketika longsor itu terjadi, bagaimana mencari korban di lembah jurang yang dalam dengan kemiringan 80 derajat. Sebab pemukiman warga berada tepat diatas lembah tersebut,” bebernya.
Untuk itu, dirinya meminta kepada semua pihak yang terkait untuk segera mengevakuasi seluruh warga, sebelum bencana itu terjadi. Sebagian besar warga meminta untuk segera dievakuasi, sebab rekahan tanah sudah berada di tengah-tengah mereka, bahkan banyak yang berada tepat dibawah pondasi rumah mereka. Jika dibiarkan berlarut maka akan banyak korban jiwa. (KS-02)
Informasi akan adanya bencana tersebut, dilaporkan oleh masyarakat dan Camat Lambitu yang bersurat resmi kepada Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bima. Camat melaporkan adanya keretakan tanah disejumlah titik di pemukiman warganya. “Kita mendapatkan laporan dari Camat Lambitu, bahwa ada keretakan tanah yang terjadi sejak 2 minggu terakhir, dengan jumlah titik keretakan yang kian banyak setiap harinya,” ujar H.Haeruddin ST,MT Kepala Dinas Pertambangan kepada koran ini Kamis pagi kemarin.
Atas laporan Camat Lambitu tersebut, pihak dinas bersama tim tekhnis meninjau lokasi untuk mengecek kebenarannya. Setelah dilakukan survey di lapangan, terkait adanya laporan tentang ancaman bahaya gerakan tanah di dusun Lengge 1 dan Dusun Lengge 2, dinas menemukan adanya keretakan tanah yang berpotensi longsor. “Dilihat dari rekahan tanah tersebut, menurut tekhnis geotek sudah tidak ada alternatif pencegahan lagi, melainkan harus dievakuasi seluruh warga yang ada di pemukiman tersebut, pada tempat yang lebih aman,” tandasnya.
Rencana evakuasi warga tersebut akan dibahas secepatnya oleh Bupati Bima dalam rapat koordinasi bersama SKPD terkait dan Forum Kumonikasi Pimpinan Daerah (FKPD) terutama Dandim.
Menurutnya, dari hasil tinjauan terdapat sejumlah titik keretakan tanah, dimana sebagian besarnya berada ditengah-tengah pemukiman warga, bahkan ada beberapa rumah yang rusak akibat keretakan tanah tersebut. Rekahan tanah sudah mencapai 2.5 meter hingga 3 meter dan tersebar di seluruh areal pemukiman warga dari atas ke bawah. “Dikhawatirkan jika terjadi hujan dan gerakan tanah akibat gempa, akan menambah beban blok masa tanah, dan jika beban tanah telah melampaui batas keseimbangan, maka tanah akan jatuh dengan sendirinya,” jelasnya.
Dilihat dari kondisi pemukiman warga yang berada di dekat lembah dengan posisi rumah tersusun dari atas kebawah, kalau terjadi longsor maka seluruh perkampungan tersebut akan jatuh ke lembah yang kemiringannya 80 derajat. “saya tidak bisa bayangkan ketika longsor itu terjadi, bagaimana mencari korban di lembah jurang yang dalam dengan kemiringan 80 derajat. Sebab pemukiman warga berada tepat diatas lembah tersebut,” bebernya.
Untuk itu, dirinya meminta kepada semua pihak yang terkait untuk segera mengevakuasi seluruh warga, sebelum bencana itu terjadi. Sebagian besar warga meminta untuk segera dievakuasi, sebab rekahan tanah sudah berada di tengah-tengah mereka, bahkan banyak yang berada tepat dibawah pondasi rumah mereka. Jika dibiarkan berlarut maka akan banyak korban jiwa. (KS-02)
COMMENTS