Dibalik semaraknya acara tersebut, para atlet pada sejumlah Cabang Olahraga (Cabor) dibuat kecewa dengan pelayanan panitia.
Ajang bergensi Pekan Olahraga Propinsi (Porprov) NTB yang dihelat Mataram mulai tanggal 15 hingga 22 Juni 2014 menyuguhkan sesuatu yang berbeda. Dibalik semaraknya acara tersebut, para atlet pada sejumlah Cabang Olahraga (Cabor) dibuat kecewa dengan pelayanan panitia. Pasalnya, tak semua cabor menikmati pelayanan maksimal sejak menginjakkan kaki di Kota Mataram.
Cabor Bulutangkis misalnya, mengeluhkan buruknya pelayanan panitia Porprov. Para atlet yang berasal dari daerah lain selain Mataram disiapkan tempat penginapan di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Lombok Barat di Gunungsari. Padahal, lokasi penginapan tersebut sangat jauh dari venus (tempat pertandingan) yang berada di Kecamatan Ampenan.
Butuh waktu sekitar satu jam lebih dari lokasi penginapan untuk sampai ke venus. Jelas saja, lokasi penginapan tersebut sangat menyulitkan para atlet selama bertanding. Selain keluhan itu, kondisi tempat penginapan juga dianggap tak layak untuk para atlet. Pasalnya, disaat atlet pada cabor lain menikmati sejuknya kamar dengan fasilitas AC, mereka harus menginap di kamar berukuran sempit tanpa fasilitas memadai.
“Bayangkan saja, para atlet kami harus berdesakan menginap di kamar sempit dengan fasilitas kipas angin mati, air macet dan kamar yang kumuh,” ujar Offisial Cabor Bulutangkis Kabupaten Dompu, Bassir kepada sejumlah wartawan dan Pengurus KONI dan PBSI Kota Bima yang datang berkunjung, Minggu (15/6) siang.
Bassir juga mengaku kontingen Kabupaten Dompu sempat terlantar di GOR NTB karena tak ada fasilitas penjemputan yang disediakan panitia. Sebanyak 13 atlet Bulutangkis yang dibawanya harus menunggu sejak pukul 08.00 hingga 10.00 wita baru diantara ke tempat penginapan di SKB Lombok Barat. “Pelayanan makan dan minum disini juga tak layak. Masa susu untuk atlet diberikan dengan plastik es,” keluhnya.
Setelah melihat langsung kondisi tempat penginapan, Ketua PBSI Kota Bima, Anwar Arman, SE, mengaku sangat kecewa dengan pelayanan panitia Porprov NTB. Ia menilai tempat penginapan yang disediakan tak layak untuk para atlet. Begitupun pelayanan makan dan minum dinilainya sangat tidak maksimal. “Kalau begini pelayanannya untuk atlet kita, lebih baik kita cari penginapan sendiri saja,” kesal Anwar.
Anggota DPRD Kota Bima ini berencana akan melaporkan kondisi tersebut kepada panitia Porprov dan KONI NTB. Dirinya berharap, para atlet segera dipindahkan ke tempat penginapan yang layak dan dekat dengan lokasi pertandingan. Sehingga tidak terbebani dan fokus pada persiapan untuk menghadapi pertandingan.
Secara terpisah, Sekretaris KONI Propinsi NTB, Suhaimin saat dihubungi mengakui adanya kekurangan dalam hal pelayanan. Seperti tempat penginapan diakuinya, tidak hanya Cabor Bulutangkis yang mengeluhkan tetapi cabor lainnya juga demikian. Untuk Cabor Basket yang mengeluhkan hal yang sama telah dipindahkan panitia. “Sedangkan untuk cabor lainnya akan kita upayakan mencari tempat yang respresntatif sampai Senin besok,” ujarnya melalui telepon seluler.
Pihaknya akan berusaha untuk memberikan pelayanan kepada maksimal kepada para atlet. Hanya saja, dimana tempat untuk memindahkannya belum bisa berandai-andai. “Kami optimis besok bisa mencari tempat yang baik untuk para atlet,” akunya.
Mengenai jarak tempat penginapan atlet dengan tempat pertandingan menurutnya, semua sudah dipertimbangkan dan tak ada yang relatif jauh. Semua cabor bisa menjangkau tempat pertandingan dengan jarak tempuh yang tidak terlalu lama. Kendati demikian, pihaknya meminta kepada kontingen agar tetap melaporkan kepada panitia atau KONI apabila ada hal-hal yang kurang dan dikeluhkan. (KS-13)
Kondisi tempat penginapan Cabor Bulutangkis yang dikeluhkan |
Butuh waktu sekitar satu jam lebih dari lokasi penginapan untuk sampai ke venus. Jelas saja, lokasi penginapan tersebut sangat menyulitkan para atlet selama bertanding. Selain keluhan itu, kondisi tempat penginapan juga dianggap tak layak untuk para atlet. Pasalnya, disaat atlet pada cabor lain menikmati sejuknya kamar dengan fasilitas AC, mereka harus menginap di kamar berukuran sempit tanpa fasilitas memadai.
“Bayangkan saja, para atlet kami harus berdesakan menginap di kamar sempit dengan fasilitas kipas angin mati, air macet dan kamar yang kumuh,” ujar Offisial Cabor Bulutangkis Kabupaten Dompu, Bassir kepada sejumlah wartawan dan Pengurus KONI dan PBSI Kota Bima yang datang berkunjung, Minggu (15/6) siang.
Bassir juga mengaku kontingen Kabupaten Dompu sempat terlantar di GOR NTB karena tak ada fasilitas penjemputan yang disediakan panitia. Sebanyak 13 atlet Bulutangkis yang dibawanya harus menunggu sejak pukul 08.00 hingga 10.00 wita baru diantara ke tempat penginapan di SKB Lombok Barat. “Pelayanan makan dan minum disini juga tak layak. Masa susu untuk atlet diberikan dengan plastik es,” keluhnya.
Setelah melihat langsung kondisi tempat penginapan, Ketua PBSI Kota Bima, Anwar Arman, SE, mengaku sangat kecewa dengan pelayanan panitia Porprov NTB. Ia menilai tempat penginapan yang disediakan tak layak untuk para atlet. Begitupun pelayanan makan dan minum dinilainya sangat tidak maksimal. “Kalau begini pelayanannya untuk atlet kita, lebih baik kita cari penginapan sendiri saja,” kesal Anwar.
Anggota DPRD Kota Bima ini berencana akan melaporkan kondisi tersebut kepada panitia Porprov dan KONI NTB. Dirinya berharap, para atlet segera dipindahkan ke tempat penginapan yang layak dan dekat dengan lokasi pertandingan. Sehingga tidak terbebani dan fokus pada persiapan untuk menghadapi pertandingan.
Secara terpisah, Sekretaris KONI Propinsi NTB, Suhaimin saat dihubungi mengakui adanya kekurangan dalam hal pelayanan. Seperti tempat penginapan diakuinya, tidak hanya Cabor Bulutangkis yang mengeluhkan tetapi cabor lainnya juga demikian. Untuk Cabor Basket yang mengeluhkan hal yang sama telah dipindahkan panitia. “Sedangkan untuk cabor lainnya akan kita upayakan mencari tempat yang respresntatif sampai Senin besok,” ujarnya melalui telepon seluler.
Pihaknya akan berusaha untuk memberikan pelayanan kepada maksimal kepada para atlet. Hanya saja, dimana tempat untuk memindahkannya belum bisa berandai-andai. “Kami optimis besok bisa mencari tempat yang baik untuk para atlet,” akunya.
Mengenai jarak tempat penginapan atlet dengan tempat pertandingan menurutnya, semua sudah dipertimbangkan dan tak ada yang relatif jauh. Semua cabor bisa menjangkau tempat pertandingan dengan jarak tempuh yang tidak terlalu lama. Kendati demikian, pihaknya meminta kepada kontingen agar tetap melaporkan kepada panitia atau KONI apabila ada hal-hal yang kurang dan dikeluhkan. (KS-13)
COMMENTS