Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) NTB yang mulai dihelat 15 hingga 21 Juni mendantang, menyimpan catatan buruk bagi para kontingen yang berasal dari luar Kota Mataram.
Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) NTB yang mulai dihelat 15 hingga 21 Juni mendantang, menyimpan catatan buruk bagi para kontingen yang berasal dari luar Kota Mataram. Utamanya mengenai buruknya pelayanan dan jauh dari standar yang diharapkan.
Pasalnya, berbagai pelayanan awal yang telah disepakati dengan KONI NTB yang mesti diterima semua kontingen, tidak disuguhkan sepenuhnya. Kondisi itu terjadi sejak para kontingen menginjakan kaki di Kota Mataram selaku tuan rumah Porprov IX. Merekapun mengaku kecewa dengan pelayanan panitia. Seperti dirasakan Kontingen Kota Bima, Kabupaten Bima dan Dompu yang hadir di hari kedua sebelum pembukaan. Mereka mendapatkan pelayanan yang tidak memenuhi standar dan sangat tidak maksimal.
Keluahan tersebut seperti disampaikan Sekretaris KONI Kota Bima, Drs. Alwi Yasin, MAP. Diakuinya, penjemputan atlet dimasing-masing Cabang Olahraga (Cabor) ke lokasi penginapan, tidak diindahkan panitia Porprov NTB. Kontingen Kota Bima yang menunggu sejak tiba di Mataram di Gelanggang Olah Raga (GOR) Turide, untuk di giring ke masing-masing penginapan yang telah disediakan panitia, ternyata tidak menampakan batang hidungnya.
Alhasil, ratusan atlet Kota Bima, harus di antar menggunakan armada taxi dengan biaya sendiri (biaya KONI Kota Bima). Lebih miris lagi, penginapan atlet disejumlah Cabor yang ditempatkan di GOR Turide sendiri, nampak sekali tidak siap dan tidak memenuhi standar. “Hampir semua kamar, kotor dan acak-acakan. Aire di kamar mandi yang macet ditambah masih ada tinja manusia,“ keluhnya.
Tidak itu saja, antara penginapan dengan venue (tempat bertanding), jaraknya sangat jauh. Misalnya, Cabor Bulutangkis, penginapan di SBK Gunung Sari Lombok Barat sementara venuenya di Tanjung karang Ampenan. Lalu Cabor Sepak Takraw, penginapannya di BLP Narmada Lombok Barat, venuenya di GOR Mayura Mataram.
Senada dengan Alwi, Wakil Ketua KONI Kota Bima, Anwar Arman SE, mengaku kecewa dengan cara pelayanan yang disuguhkan panitia Proprov. Tidak semestinya atlet diperlakukan tidak manusiawi seperti itu. Pelayanan mulai dari, penginapan hingga transportasi serta konsumsi yang begitu tidak memenuhi syarat, tidak bijaki panitia. Sebabnya, semua biaya untuk itu, telah disepakati dan diserahkan setiap kontingen pada panitia. “Panitia jangan berorientasi untung dong,“ kesalnya.
Anwar meminta panitia respon dengan kondisi yang buruk terkait pelayanan tersebut. Jika tidak, khawatirnya, sejumlah kontingen akan memboikot kegiatan skala regional itu.
Sementara itu, Sekretaris KONI Propinsi NTB, Suhaimin yang dikonfirmasi mengaku memang ada keterlambatan penjemputan atlet dari luar Kota Mataram. Namun pihaknya memastikan itu tidak akan terjadi lagi. Panitia penjemputan akan berupaya untuk tepat waktu agar tidak ada lagi keterlambatan. Sedangkan terkait urusan pengamanan pada saat pertandingan, Suhaimin mengaku persoalan itu menjadi ranah panitia pelaksana kegiatan. (KS-13)
Kondisi tempat tidur atlet yang dikeluhkan sejumlah kontingen |
Keluahan tersebut seperti disampaikan Sekretaris KONI Kota Bima, Drs. Alwi Yasin, MAP. Diakuinya, penjemputan atlet dimasing-masing Cabang Olahraga (Cabor) ke lokasi penginapan, tidak diindahkan panitia Porprov NTB. Kontingen Kota Bima yang menunggu sejak tiba di Mataram di Gelanggang Olah Raga (GOR) Turide, untuk di giring ke masing-masing penginapan yang telah disediakan panitia, ternyata tidak menampakan batang hidungnya.
Alhasil, ratusan atlet Kota Bima, harus di antar menggunakan armada taxi dengan biaya sendiri (biaya KONI Kota Bima). Lebih miris lagi, penginapan atlet disejumlah Cabor yang ditempatkan di GOR Turide sendiri, nampak sekali tidak siap dan tidak memenuhi standar. “Hampir semua kamar, kotor dan acak-acakan. Aire di kamar mandi yang macet ditambah masih ada tinja manusia,“ keluhnya.
Tidak itu saja, antara penginapan dengan venue (tempat bertanding), jaraknya sangat jauh. Misalnya, Cabor Bulutangkis, penginapan di SBK Gunung Sari Lombok Barat sementara venuenya di Tanjung karang Ampenan. Lalu Cabor Sepak Takraw, penginapannya di BLP Narmada Lombok Barat, venuenya di GOR Mayura Mataram.
Senada dengan Alwi, Wakil Ketua KONI Kota Bima, Anwar Arman SE, mengaku kecewa dengan cara pelayanan yang disuguhkan panitia Proprov. Tidak semestinya atlet diperlakukan tidak manusiawi seperti itu. Pelayanan mulai dari, penginapan hingga transportasi serta konsumsi yang begitu tidak memenuhi syarat, tidak bijaki panitia. Sebabnya, semua biaya untuk itu, telah disepakati dan diserahkan setiap kontingen pada panitia. “Panitia jangan berorientasi untung dong,“ kesalnya.
Anwar meminta panitia respon dengan kondisi yang buruk terkait pelayanan tersebut. Jika tidak, khawatirnya, sejumlah kontingen akan memboikot kegiatan skala regional itu.
Sementara itu, Sekretaris KONI Propinsi NTB, Suhaimin yang dikonfirmasi mengaku memang ada keterlambatan penjemputan atlet dari luar Kota Mataram. Namun pihaknya memastikan itu tidak akan terjadi lagi. Panitia penjemputan akan berupaya untuk tepat waktu agar tidak ada lagi keterlambatan. Sedangkan terkait urusan pengamanan pada saat pertandingan, Suhaimin mengaku persoalan itu menjadi ranah panitia pelaksana kegiatan. (KS-13)
COMMENTS