Bupati Bima, Drs. H. Syafrudin HM. Nur, M.Pd membantah isu pemerintah akan memangkas anggaran Festival Keraton Nusantara (FKN)
Bupati Bima, Drs. H. Syafrudin HM. Nur, M.Pd membantah isu pemerintah akan memangkas anggaran Festival Keraton Nusantara (FKN). Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan pemerintah daerah akan menambah atau bahkan memangkas anggaran tersebut.
Bantahan orang nomor satu di Kabupaten Bima ini bertolak belakang dengan informasi yang diperoleh panitia FKN. Sebab beberapa waktu lalu, panitia FKN mengaku menerima informasi dari Dinas Pariwisata bahwa dana FKN yang akan diberikan hanya Rp 2 miliar saja. Padahal anggaran FKN yang disetujui melalui paripurna APBD Kabupaten Bima tahun 2014 yakni Rp. 5 miliar dari Rp. 10 miliar yang diajukan.
Menanggapi hal itu, H. Syafrudin menegaskan, tidak ada pembahasan penyesuaian anggaran tersebut. Anggaran untuk penyelengaraan FKN yang akan digelar September nanti kata dia masih Rp. 5 miliar. “Anggaran FKN tidak berubah, tetap Rp 5 miliar,” jelasnya.
Tidak hanya itu, mantan Pimpinan DPRD Kabupaten Bima ini juga mengaku belum mendengar adanya kabar penyesuaian anggaran tersebut. “Isu penyesuaian anggaran FKN ini hanya kabar di koran saja,” jelasnya.
Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan anggaran FKN ini akan dilakukan penyesuaian. Penyusaian yang dimaksud lanjut dia, buka hanya memangkas anggaran. Bisa saja ada penambahan ataupun bahkan pengurangan anggaran. Penyesuaian itu kata dia, tergantung kebutuhan selama pelaksanaan FKN. Jika anggaran Rp. 5 miliar kurang, jelas akan ditambah. Sebaliknya, jika anggaran lebih maka akan dikurangi. “Kita lihat bagaimana kebutuhan FKN ini, sesuai proposal yang diajukan,”terangnya.
Perubahan anggaran itupun kata dia, tidak bisa dilakukan secara terpisah oleh eksekutif. Melainkan perubahan anggaran tersebut harus berdasarkan persetujuan legislatif. “Semua kita akan kembalikan pada persetujuan dewan,” akunya.
Menyinggung sorotan anggota DPRD beberapa waktu lalu, Ketua Dewan Pembina Partai Nasdem Kabupaten Bima enggan memberikan komentar. Kata dia, dewan bisa ngomong seperti itu karena tidak mendapat penjelasan dan informasi langsung dari eksekutif. Melainkan informasi dari luar yang belum tentu benar. “Saya tidak mau mengomentari soal itu, “tandasnya.(KS-06)
Bantahan orang nomor satu di Kabupaten Bima ini bertolak belakang dengan informasi yang diperoleh panitia FKN. Sebab beberapa waktu lalu, panitia FKN mengaku menerima informasi dari Dinas Pariwisata bahwa dana FKN yang akan diberikan hanya Rp 2 miliar saja. Padahal anggaran FKN yang disetujui melalui paripurna APBD Kabupaten Bima tahun 2014 yakni Rp. 5 miliar dari Rp. 10 miliar yang diajukan.
Menanggapi hal itu, H. Syafrudin menegaskan, tidak ada pembahasan penyesuaian anggaran tersebut. Anggaran untuk penyelengaraan FKN yang akan digelar September nanti kata dia masih Rp. 5 miliar. “Anggaran FKN tidak berubah, tetap Rp 5 miliar,” jelasnya.
Tidak hanya itu, mantan Pimpinan DPRD Kabupaten Bima ini juga mengaku belum mendengar adanya kabar penyesuaian anggaran tersebut. “Isu penyesuaian anggaran FKN ini hanya kabar di koran saja,” jelasnya.
Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan anggaran FKN ini akan dilakukan penyesuaian. Penyusaian yang dimaksud lanjut dia, buka hanya memangkas anggaran. Bisa saja ada penambahan ataupun bahkan pengurangan anggaran. Penyesuaian itu kata dia, tergantung kebutuhan selama pelaksanaan FKN. Jika anggaran Rp. 5 miliar kurang, jelas akan ditambah. Sebaliknya, jika anggaran lebih maka akan dikurangi. “Kita lihat bagaimana kebutuhan FKN ini, sesuai proposal yang diajukan,”terangnya.
Perubahan anggaran itupun kata dia, tidak bisa dilakukan secara terpisah oleh eksekutif. Melainkan perubahan anggaran tersebut harus berdasarkan persetujuan legislatif. “Semua kita akan kembalikan pada persetujuan dewan,” akunya.
Menyinggung sorotan anggota DPRD beberapa waktu lalu, Ketua Dewan Pembina Partai Nasdem Kabupaten Bima enggan memberikan komentar. Kata dia, dewan bisa ngomong seperti itu karena tidak mendapat penjelasan dan informasi langsung dari eksekutif. Melainkan informasi dari luar yang belum tentu benar. “Saya tidak mau mengomentari soal itu, “tandasnya.(KS-06)
COMMENTS