Mudik pada bulan puasa sudah menjadi rutinitas wajib bagi para perantau ke daearah lain. Pada moment ini pula, tidak sedikit terjadi tindakan kriminal
Mudik pada bulan puasa sudah menjadi rutinitas wajib bagi para perantau ke daearah lain. Pada moment ini pula, tidak sedikit terjadi tindakan kriminal. Mengantisipasi hal itu, Sekretaris DPD II KNPI Kabupaten Bima, M. Firdaus, S. Pd. M. Pd minta agar pihak keamanan melakukan pengajaan yang ketat.
Penjagaan tersebut dimaksudkan agar para pemudik ini mendapatakan keamanan dan kenyamanan saat mudik. Terutama pada tempat ramai seperti terminal, bandara dan pelabuham. “Saat mudik begini, tindakan kriminalisasi cukup tinggi. Seperti aksi pencurian, penjamberatan dan lain-lain,” akunya.
Dengan adanya pengawasan dan penjagaan yang ketat kata dia, dapat meminimalisir tindakan kejahatan. Karena menurut dia, kejahatan ini tidak hanya karena ada niat, tapi juga akibat ada kesempatan. “Apalagi sudah ada niat, ditambah ada kesempatan. Peluang terjadinya tindakan kriminal semakin besar,” yakinya.
Lain cerita jika ada pihak keamanan yang melakukan penjagaan. Para pelaku criminal pasti akan berpikir dua kali untuk berakasi. Sebab, aksi mereka selalu dipantau.
Tidak hanya saat mudik, arus balik juga tidak boleh dilupakan. Sebab, antara mudik dan arus balik ini sama-sama ramai. Terurama lima hari sebelum dan sedudah mudik. “H-5 dan H+5 ini puncaknya orang mudik adan arus balik,” jelasnya.
Daus menyarankan, agar pihak keamanan juga memperkuat penjagaan di tempat-tempat reaksi. Sebab pengalaman selama ini, tidak jarang perkelahian dan tindakan kriminal lainnya terjadi di tempat-tempat rekreasi yang ramai dikunjungi.
Tidak lupa juga dia ingatkan pada pemudik agar tetap waspadan hari-hati saat mudil. Memperhatikan barang bawaan saat mudik. Tidak menggunakan perhiasa yang berlebihan, sehingga menggundang pencopetan. “Jangan sampai keinginan kita bersenang-sengan untuk berkumpul dengan keluarga malah terganti duka karena kehilangan,” kelasnya.
Menurut Daus ada beberapa tindakan criminal yang kerap terjadi saat mudik dan arus balik, Diantaranya hipnotis, penipuan, pencopetan, jambret dan lainnya. (KS-06)
Penjagaan tersebut dimaksudkan agar para pemudik ini mendapatakan keamanan dan kenyamanan saat mudik. Terutama pada tempat ramai seperti terminal, bandara dan pelabuham. “Saat mudik begini, tindakan kriminalisasi cukup tinggi. Seperti aksi pencurian, penjamberatan dan lain-lain,” akunya.
Dengan adanya pengawasan dan penjagaan yang ketat kata dia, dapat meminimalisir tindakan kejahatan. Karena menurut dia, kejahatan ini tidak hanya karena ada niat, tapi juga akibat ada kesempatan. “Apalagi sudah ada niat, ditambah ada kesempatan. Peluang terjadinya tindakan kriminal semakin besar,” yakinya.
Lain cerita jika ada pihak keamanan yang melakukan penjagaan. Para pelaku criminal pasti akan berpikir dua kali untuk berakasi. Sebab, aksi mereka selalu dipantau.
Tidak hanya saat mudik, arus balik juga tidak boleh dilupakan. Sebab, antara mudik dan arus balik ini sama-sama ramai. Terurama lima hari sebelum dan sedudah mudik. “H-5 dan H+5 ini puncaknya orang mudik adan arus balik,” jelasnya.
Daus menyarankan, agar pihak keamanan juga memperkuat penjagaan di tempat-tempat reaksi. Sebab pengalaman selama ini, tidak jarang perkelahian dan tindakan kriminal lainnya terjadi di tempat-tempat rekreasi yang ramai dikunjungi.
Tidak lupa juga dia ingatkan pada pemudik agar tetap waspadan hari-hati saat mudil. Memperhatikan barang bawaan saat mudik. Tidak menggunakan perhiasa yang berlebihan, sehingga menggundang pencopetan. “Jangan sampai keinginan kita bersenang-sengan untuk berkumpul dengan keluarga malah terganti duka karena kehilangan,” kelasnya.
Menurut Daus ada beberapa tindakan criminal yang kerap terjadi saat mudik dan arus balik, Diantaranya hipnotis, penipuan, pencopetan, jambret dan lainnya. (KS-06)
COMMENTS