Memangkas atau menyunat hak-hak siswa dan siswa terus terjadi di jajaran Pendidikan Wilayah Pemerintah Kabupaten Bima.
Memangkas atau menyunat hak-hak siswa dan siswa terus terjadi di jajaran Pendidikan Wilayah Pemerintah Kabupaten Bima. Kali ini, menimpa 15 siswa SMPN 6 Satap Soromandi. Pelakunya adalah oknum Kepala Sekolah (Kasek) Drs.Darusman, yakni memotong Bantuan Siswa Miskin (BSM) senilai Rp.480Ribu per siswa, dari yang dicairkan sebanyak Rp.690Ribu, melalui Bank NTB Cabang Bolo
Benarkah oknum Kasek tersebut “memotong” BSM untuk 15 siswa-siswinya ?. Salah seorang tua siswa, Asmah saat mendatangi Kantor Redaksi Koran Stabilitas di Wilayah Lingkungan Santi, Senin pagi kemarin menuturkan, beberapa waktu lalu ada pencairan dana BSM sebanyak 15 siswa di SMPN 6 Satap Soromandi senilai Rp.750Ribu per siswa. Dana sebanyak itu tidak bisa dicairkan seluruhnya oleh siswa, karena harus ada saldo sisa, sehingga hanya bisa cair Rp.690ribu. “Setelah uang itu ditarik dari bank oleh siswa, oleh oknum Kasek menarik kembali uang tersebut, kemudian diserahkan ke siswa hanya Rp.204Ribu persiswa,”ungkapnya.
Alasan pemotongan itu, karena di SMPN 6 Satap Soromandi diberlakukan semboyang “Satu Untuk Semua”. Artinya, satu yang dapat BSM, akan dinikmati banyak siswa lainnya. Namun kenyatannya, tidak ada penyerahan BSM kepada siswa lainnya, melainkan dinikmati oleh oknum kasek itu sendiri.”Kejadian seperti ini terus terus terjadi di SMPN Satap soromandi itu selama, kasek Drs.Darusman,”tuturnya.
Alasan lain oknum kasek untuk pembelian baju seragam sekolah, tapi sampai hari ini belum juga datang baju itu.”Alasan beli baju, padahal uang sudah dihabiskan oknum kasek itu sendiri,”kesalnya.
Drs.Darusman yang dimintai tanggapannya membantah keras menyalahgunakan uang BSM yang dipotong tersebut, karena telah diberikan pada siswa lain juga untuk pembelian baju seragam sekolah, hanya saja baru tersebut belum datang juga.”Uang itu tidak saya makan sendiri, tapi untuk dikasih ke siswa miskin lainnya, juga untuk beli baju,”akunya singkat.(KS-001)
Benarkah oknum Kasek tersebut “memotong” BSM untuk 15 siswa-siswinya ?. Salah seorang tua siswa, Asmah saat mendatangi Kantor Redaksi Koran Stabilitas di Wilayah Lingkungan Santi, Senin pagi kemarin menuturkan, beberapa waktu lalu ada pencairan dana BSM sebanyak 15 siswa di SMPN 6 Satap Soromandi senilai Rp.750Ribu per siswa. Dana sebanyak itu tidak bisa dicairkan seluruhnya oleh siswa, karena harus ada saldo sisa, sehingga hanya bisa cair Rp.690ribu. “Setelah uang itu ditarik dari bank oleh siswa, oleh oknum Kasek menarik kembali uang tersebut, kemudian diserahkan ke siswa hanya Rp.204Ribu persiswa,”ungkapnya.
Alasan pemotongan itu, karena di SMPN 6 Satap Soromandi diberlakukan semboyang “Satu Untuk Semua”. Artinya, satu yang dapat BSM, akan dinikmati banyak siswa lainnya. Namun kenyatannya, tidak ada penyerahan BSM kepada siswa lainnya, melainkan dinikmati oleh oknum kasek itu sendiri.”Kejadian seperti ini terus terus terjadi di SMPN Satap soromandi itu selama, kasek Drs.Darusman,”tuturnya.
Alasan lain oknum kasek untuk pembelian baju seragam sekolah, tapi sampai hari ini belum juga datang baju itu.”Alasan beli baju, padahal uang sudah dihabiskan oknum kasek itu sendiri,”kesalnya.
Drs.Darusman yang dimintai tanggapannya membantah keras menyalahgunakan uang BSM yang dipotong tersebut, karena telah diberikan pada siswa lain juga untuk pembelian baju seragam sekolah, hanya saja baru tersebut belum datang juga.”Uang itu tidak saya makan sendiri, tapi untuk dikasih ke siswa miskin lainnya, juga untuk beli baju,”akunya singkat.(KS-001)
COMMENTS