Nasib Ratusan Warga Sambori yang ada di Kecamatan Lambitu Kabupaten Bima, saat ini sedang berada dalam ancaman bencana longsor.
Nasib Ratusan Warga Sambori yang ada di Kecamatan Lambitu Kabupaten Bima, saat ini sedang berada dalam ancaman bencana longsor. Ancaman itu, diperkirakan akan menghancurkan seluruh pemukiman warga, dan korban jiwa pun tidak akan terhindari. Ancaman sudah jelas adanya, namun pemerintah Kabupaten Bima hanya “berpangkut tangan” menunggu jatuhnya korban jiwa.
Bagaimana tidak, ancaman longsor untuk warga dusun Sambori I dan Sambori II Desa Sambori Kecamatan Lambitu, sudah berlangsung sejak 2 bulan yang lalu. Namun sampai hari ini belum ada penanganan dari pemerintah daerah. Warga sambori hidup dalam bayang-bayang bencana longsor, dan menunggu maut yang bisa datang kapan saja.
Berdasarkan hasil survey dan pengkajian tim tekhnis dari Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Bima, bencana longsor itu tidak bisa dicegah, melainkan mengevakuasi seluruh warga, dan mendirikan pemukiman baru untuk warga. “Pencegahan sudah tidak bisa. Satu satunya cara adalah memindahkan seluruh warga ke pemukiman yang baru,” tandas Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bima, H.Khaeruddin, ST,MT kepada Koran ini Kamis kemarin.
Menurutnya, berdasrkan tupoksinya, Distamben sudah melakukan analisis dan survey, dan mencoba mencari cara untuk mencegah terjadinya longsor. Namun satu-satunya cara yang tepat adalah memindahkan pemukiman warga. “Kita sudah mengirimkan surat kepada Bupati Bima, dan menunjuk lokasi yang tepat untuk pemukiman warga adalah di So Ati. Maka tugas kita selaku pencegah terjadinya bencana berakhir sampai disitu. Urusan relokasi warga itu ada bidangnya,” ujarnya.
Sampai hari ini tidak ada penangan yang serius untuk warga sambori, terakhir Bupati Bima H.Syafruddin yang dimintai tanggapan berjanji akan menurunkan tim untuk mengecek di lokasi. Selanjutnya tidak ada kabar berita mengenai upaya pemindahan warga. Mungkinkah pemerintah akan mengambil sikap setelah ada korban jiwa dan pemukiman warga sudah jatuh ke jurang akibat longsor. Kemudian tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial baru akan diturunkan setelah bencana itu benar-benar terjadi.
Dikhawatirkan, pergantian musim sebentar lagi akan memicu proses longsor. Karena sekali saja hujan turun, maka seluruh pemukiman warga akan jatuh ke jurang, sebab posisi pemukiman warga saat ini berada di tepi jurang yang terjal (diatas lembah). Untuk itu diharapkan kepada pemerintah Daerah untuk segera mengambil sikap dan mengewakuasi warga. BPBD dan Dinas Sosial segera diturunkan, dari pada menurunkannya setelah bencana terjadi. “Kita sudah tidak punya kewenangan lagi, selanjutnya tugas mereka,” tuturnya. (KS-02)
Bagaimana tidak, ancaman longsor untuk warga dusun Sambori I dan Sambori II Desa Sambori Kecamatan Lambitu, sudah berlangsung sejak 2 bulan yang lalu. Namun sampai hari ini belum ada penanganan dari pemerintah daerah. Warga sambori hidup dalam bayang-bayang bencana longsor, dan menunggu maut yang bisa datang kapan saja.
Berdasarkan hasil survey dan pengkajian tim tekhnis dari Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Bima, bencana longsor itu tidak bisa dicegah, melainkan mengevakuasi seluruh warga, dan mendirikan pemukiman baru untuk warga. “Pencegahan sudah tidak bisa. Satu satunya cara adalah memindahkan seluruh warga ke pemukiman yang baru,” tandas Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bima, H.Khaeruddin, ST,MT kepada Koran ini Kamis kemarin.
Menurutnya, berdasrkan tupoksinya, Distamben sudah melakukan analisis dan survey, dan mencoba mencari cara untuk mencegah terjadinya longsor. Namun satu-satunya cara yang tepat adalah memindahkan pemukiman warga. “Kita sudah mengirimkan surat kepada Bupati Bima, dan menunjuk lokasi yang tepat untuk pemukiman warga adalah di So Ati. Maka tugas kita selaku pencegah terjadinya bencana berakhir sampai disitu. Urusan relokasi warga itu ada bidangnya,” ujarnya.
Sampai hari ini tidak ada penangan yang serius untuk warga sambori, terakhir Bupati Bima H.Syafruddin yang dimintai tanggapan berjanji akan menurunkan tim untuk mengecek di lokasi. Selanjutnya tidak ada kabar berita mengenai upaya pemindahan warga. Mungkinkah pemerintah akan mengambil sikap setelah ada korban jiwa dan pemukiman warga sudah jatuh ke jurang akibat longsor. Kemudian tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial baru akan diturunkan setelah bencana itu benar-benar terjadi.
Dikhawatirkan, pergantian musim sebentar lagi akan memicu proses longsor. Karena sekali saja hujan turun, maka seluruh pemukiman warga akan jatuh ke jurang, sebab posisi pemukiman warga saat ini berada di tepi jurang yang terjal (diatas lembah). Untuk itu diharapkan kepada pemerintah Daerah untuk segera mengambil sikap dan mengewakuasi warga. BPBD dan Dinas Sosial segera diturunkan, dari pada menurunkannya setelah bencana terjadi. “Kita sudah tidak punya kewenangan lagi, selanjutnya tugas mereka,” tuturnya. (KS-02)
COMMENTS