Masyarakat Bima kembali dihentakkan dengan beredarnya video mesum pasangan remaja yang diduga merupakan pelajar kelas tiga di SMA Negeri 1 Belo.
Masyarakat Bima kembali dihentakkan dengan beredarnya video mesum pasangan remaja yang diduga merupakan pelajar kelas tiga di SMA Negeri 1 Belo. Informasi yang diperoleh wartawan, kedua remaja itu diketahui berinisial I asal Desa Rabakodo Kecamatan Woha dan NW asal Desa Cenggu Kecamatan Belo. Kini, video yang mencoreng nama besar dunia pendidikan itu beredar luas ditengah-tengah masyarakat.
Celakanya, video yang beredar tidak hanya satu tetapi tiga file berbeda. Tapi, diperankan pasangan yang sama. Dalam spesifikasi file, diketahui ketiga video itu dibuat pada bulan Agustus 2014 ini. Video pertama dengan durasi waktu 2 menit 17 detik, video kedua berdurasi 3 menit 47 detik dan video ketiga dengan durasi 59 detik.
Dilihat dari latar lokasi perbuatan tidak terpuji diduga dilakukan di sebuah kamar dalam rumah. Dari ketiga file, video ketiga berdurasi 59 detik-lah yang paling terang dan memperlihatkan jelas wajah pasangan mesum dari kalangan pelajar SMA tersebut. Pada video tersebut juga terdengar percakapan keduanya dengan menggunakan bahasa Bima. Bahkan, I sempat dipanggil keluar oleh seorang wanita dengan menggunakan Bahasa Bima. Tapi dia beralasan sedang memakai sepatu, padahal di dalam kamar keduanya sedang memadu kasih.
Parahnya, video mesum kedua remaja itu, tak sekedar menampakkan tubuh mereka yang tak dibalut pakaian. Tetapi mereka merekam video saat melakukan perbuatan asusila layaknya suami-istri.
Salah satu warga di Cenggu kepada wartawan, membenarkan adanya peredaran video mesum pelajar itu ditengah-tengah masyarakat. Perempuan pemeran adegan video asusila tersebut juga diakui adalah warga Cenggu. Dia mengaku peredaran video sudah berlangsung lama tetapi baru terungkap sekitar seminggu terakhir dan langsung menghebohkan masyarakat. “Masyarakat sangat menyayangkan perbuatan mereka. Peredaran videonya juga sangat meresahkan,” ungkap dia.
Menurut cerita yang berkembang ujarnya, kedua pasangan remaja itu memang sedang memadu kasih. Namun, belakangan karena I diduga sakit hati dengan perbuatan NW yang diduga selingkuh dengan laki-laki lain, akhirnya video tersebut sengaja diedarkan. “Informasinya NW mau dipindahkan ke sekolah luar daerah karena orang tuanya tak kuat menanggung malu,” tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Dikpora Kabupaten Bima, Drs. Abdul Muis, M.Kes, yang dikonfirmasi mengenai peredaran video yang diduga diperankan pelajar tersebut mengaku telah mengetahuinya dari pemberitaan media. Ia juga membenarkan keduanya merupakan pelajar salah satu SMA di Kabupaten Bima. Menyikapi kasus itu, pihaknya sudah memanggil Kepala Sekolahnya dan meminta klarifikasi. Namun hasil klarifikasi jelasnya, diketahui video mesum itu dibuat di luar jam sekolah. Sehingga, tidak ada intervensi langsung sekolah maupun dinas untuk menanganinya. “Jadi, untuk penanganan kasus tersebut pihaknya telah menyerahkan kepada penegak hukum, “tandasnya sembari mengaku tidak mengetahui asal dan nama kedua pelajar yang berbuat mesum itu.
Untuk mencegah kasus itu tidak terulang kembali tegasnya, dinas telah mengistruksikan pihak sekolah secara intensif melakukan razia handphone karena tidak diijinkan dibawa ke sekolah. Program pembinaan moral dan akhlak juga akan selalu dikedepankan sebagai upaya membentengi diri siswa. “Untuk sanksi tetap akan kita berikan dan pihak sekolah akan menangani itu,” tandasnya. (KS-13)
Celakanya, video yang beredar tidak hanya satu tetapi tiga file berbeda. Tapi, diperankan pasangan yang sama. Dalam spesifikasi file, diketahui ketiga video itu dibuat pada bulan Agustus 2014 ini. Video pertama dengan durasi waktu 2 menit 17 detik, video kedua berdurasi 3 menit 47 detik dan video ketiga dengan durasi 59 detik.
Dilihat dari latar lokasi perbuatan tidak terpuji diduga dilakukan di sebuah kamar dalam rumah. Dari ketiga file, video ketiga berdurasi 59 detik-lah yang paling terang dan memperlihatkan jelas wajah pasangan mesum dari kalangan pelajar SMA tersebut. Pada video tersebut juga terdengar percakapan keduanya dengan menggunakan bahasa Bima. Bahkan, I sempat dipanggil keluar oleh seorang wanita dengan menggunakan Bahasa Bima. Tapi dia beralasan sedang memakai sepatu, padahal di dalam kamar keduanya sedang memadu kasih.
Parahnya, video mesum kedua remaja itu, tak sekedar menampakkan tubuh mereka yang tak dibalut pakaian. Tetapi mereka merekam video saat melakukan perbuatan asusila layaknya suami-istri.
Salah satu warga di Cenggu kepada wartawan, membenarkan adanya peredaran video mesum pelajar itu ditengah-tengah masyarakat. Perempuan pemeran adegan video asusila tersebut juga diakui adalah warga Cenggu. Dia mengaku peredaran video sudah berlangsung lama tetapi baru terungkap sekitar seminggu terakhir dan langsung menghebohkan masyarakat. “Masyarakat sangat menyayangkan perbuatan mereka. Peredaran videonya juga sangat meresahkan,” ungkap dia.
Menurut cerita yang berkembang ujarnya, kedua pasangan remaja itu memang sedang memadu kasih. Namun, belakangan karena I diduga sakit hati dengan perbuatan NW yang diduga selingkuh dengan laki-laki lain, akhirnya video tersebut sengaja diedarkan. “Informasinya NW mau dipindahkan ke sekolah luar daerah karena orang tuanya tak kuat menanggung malu,” tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Dikpora Kabupaten Bima, Drs. Abdul Muis, M.Kes, yang dikonfirmasi mengenai peredaran video yang diduga diperankan pelajar tersebut mengaku telah mengetahuinya dari pemberitaan media. Ia juga membenarkan keduanya merupakan pelajar salah satu SMA di Kabupaten Bima. Menyikapi kasus itu, pihaknya sudah memanggil Kepala Sekolahnya dan meminta klarifikasi. Namun hasil klarifikasi jelasnya, diketahui video mesum itu dibuat di luar jam sekolah. Sehingga, tidak ada intervensi langsung sekolah maupun dinas untuk menanganinya. “Jadi, untuk penanganan kasus tersebut pihaknya telah menyerahkan kepada penegak hukum, “tandasnya sembari mengaku tidak mengetahui asal dan nama kedua pelajar yang berbuat mesum itu.
Untuk mencegah kasus itu tidak terulang kembali tegasnya, dinas telah mengistruksikan pihak sekolah secara intensif melakukan razia handphone karena tidak diijinkan dibawa ke sekolah. Program pembinaan moral dan akhlak juga akan selalu dikedepankan sebagai upaya membentengi diri siswa. “Untuk sanksi tetap akan kita berikan dan pihak sekolah akan menangani itu,” tandasnya. (KS-13)
COMMENTS