Gerakan mendukung Negara Islam Irak dan Syiria (ISIS) kini menjadi atensi serius Pemerintah Indonesia.
Gerakan mendukung Negara Islam Irak dan Syiria (ISIS) kini menjadi atensi serius Pemerintah Indonesia. Berbagai upaya pencegahan berkembangnya paham yang dinilai radikal dan merongrong kedaulatan Negara itu sedang dilakukan. Daerah Bima menjadi salah satu daerah yang hangat diperbincangkan secara nasional karena beredar informasi banyak warga terindikasi menyatakan bergabung dengan ISIS.
Menyikapi hal itu, Pemerintah Kota Bima pun bergerak cepat mengadakan pertemuan dengan semua unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD). Pertemuan itu secara khusus membahas langkah dan upaya strategis untuk memangkas berkembangnya paham ISIS di Kota Bima. Selain itu membahas upaya pencegahan bergabungnya masyarakat ke dalam kelompok yang mendeklarasikan diri Khilafah Islamiyah tersebut.
“Menyusul sorotan itu makanya kita sudah lakukan rapat tertutup dengan FKPD membahas langkah pencegahannya,” kata Walikota Bima, HM Qurais H Abidin saat diwawancara Pemkot Bima kemarin.
Walikota mengaku, paham ISIS tidak cocok berkembang di Negara Indonesia apalagi di Bima karena tidak sesuai dengan ideologi yang kita anut. Karena itu, bila dibiarkan berkembang ISIS akan menjadi ancaman bagi daerah dan Negara. Baginya, NKRI merupakan harga mati, sudah final dan tidak bisa ditawar lagi. “Ini adalah tugas kita semua. Media, Ormas Islam, OKP termasuk media harus berperan memberikan pencerahan kepada masyarakat,” ujarnya.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia melalui Mendagri lanjutnya, bahkan telah menyatakan secara tegas menolak ISIS masuk ke Indonesia. Ditanya soal informasi adanya dukungan dan pembaiatan sejumlah masyarakat Kota Bima untuk bergabung dalam ISIS, Walikota mengaku belum mendapatkan informasi resmi. Hanya diperolehnya informasi di Kelurahan Penato’i ada sekelompok warga yang mendukung.
“Kita masih mencari tahu kebenaran informasi itu. Kita mengharapkan masyarakat juga jangan mudah terpengaruh dengan ajakan seperti itu,” tandasnya.
Seperti dikutip dari antaranews.com, Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat mendeteksi keberadaan Islamic State Of Irak and Syria (ISIS) di daerah tersebut. Kapolda NTB Birgjen Pol Moechgiyarto di Mataram, menyatakan indikasi keberadaan ISIS terlacak berada di daerah Bima. Indikasi itu, terlihat dari adanya bukti rekaman video yang dilakukan oleh salah satu kelompok dengan memberikan dukungan terhadap gerakan tersebut.
"Bukti rekaman video terkait keberadaan ISIS tersebut masih kami selidiki. Namun, meskipun dalam rekaman itu ada deklarasi imbauan dengan bentuk doa oleh salah satu kelompok, tapi tidak ekstrem dengan mengarah kepada seruan jihad," kata Kapolda.
Menurut dia, meskipun kegiatan kelompok tersebut masih berupa imbauan dalam bentuk doa tidak untuk berjihad, ujar Kapolda pihaknya belum bisa melakukan tindakan tegas, termasuk dengan mengumpulkan orang-orang yang mengikuti kegiatan itu.
Karena apa yang ada dalam bukti bentuk rekaman tersebut berupa deklrasi dalam meberika dukungan melalui doa, tidak dengan ajakan untuk berjihad.
Namun, kalaupun kegiatan tersebut bersifat gerakan pihaknya tentu akan melakukan langkah-langkah tegas, seperti pencabutan kewarganegaraan karena gerakan ISIS merupakan pemberontakan," jelasnya. "Tentu upaya-upaya akan kami lakukan, kalau memang itu sudah mengarah ke dalam sebuah gerakan. Tetapi apa yang kita lihat itu masioh dalam bentuk dukungan dalam bentuk doa,"tegasnya.
Akan tetapi meski demikian, orang nomor satu di jajaran Polda NTB tersebut telah memerintahkan intelijen untuk terus melakukan pemantauan dan pengawasan secara terus menerus. Karena bagaiamanapun paham tersebut sangat bertentangan dengan ideologi Pancasila,"ujarnya.
Bahkan, sembari melakukan pengawasan terhadap keberadaan kelompok tersebut, pihaknya juga akan melakukan antisipasi dengan melakukan himbau-himbauan dengan melibatkan babinkamtibmas yang ada diseluruh jajaran kepolisian diwilayah setempat.
Termasuk, dalam perlibatan kegiatan keagamaan atau ceramah-ceramah pada sholat Jumat. "Intinya kami ingin memberikan imbauan kepada masyarakat untuk mewaspadai dan tidak terpengaruh terhadap gerakan tersebut,"kata Kapolda.
Bukti awal keberadaan ISIS, berdasarkan informasi intelijen berlangsung di wilayah Bima. Ini terlihat dari bukti dokumentasi kegiatan ceramah yang berlangsung disebuah tempat. Namun, tidak dipastikan apa isi ceramah itu, siapa penceramahnya, kemudian pesertanya. Dalam gambar yang beredar di internal kepolisian, nampak seorang pria berdiri di hadapan sejumlah orang, layaknya memberi ceramah, berlatar belakang spanduk bertuliskan "Indonesia Support Islamic State" dan di bawah tulisan tersebut "Islamic State of Irak and Sham". Diketahui, ceramah itu berlangsung pada bulan Maret 2014 lalu. (KS-13)
Menyikapi hal itu, Pemerintah Kota Bima pun bergerak cepat mengadakan pertemuan dengan semua unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD). Pertemuan itu secara khusus membahas langkah dan upaya strategis untuk memangkas berkembangnya paham ISIS di Kota Bima. Selain itu membahas upaya pencegahan bergabungnya masyarakat ke dalam kelompok yang mendeklarasikan diri Khilafah Islamiyah tersebut.
“Menyusul sorotan itu makanya kita sudah lakukan rapat tertutup dengan FKPD membahas langkah pencegahannya,” kata Walikota Bima, HM Qurais H Abidin saat diwawancara Pemkot Bima kemarin.
Walikota mengaku, paham ISIS tidak cocok berkembang di Negara Indonesia apalagi di Bima karena tidak sesuai dengan ideologi yang kita anut. Karena itu, bila dibiarkan berkembang ISIS akan menjadi ancaman bagi daerah dan Negara. Baginya, NKRI merupakan harga mati, sudah final dan tidak bisa ditawar lagi. “Ini adalah tugas kita semua. Media, Ormas Islam, OKP termasuk media harus berperan memberikan pencerahan kepada masyarakat,” ujarnya.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia melalui Mendagri lanjutnya, bahkan telah menyatakan secara tegas menolak ISIS masuk ke Indonesia. Ditanya soal informasi adanya dukungan dan pembaiatan sejumlah masyarakat Kota Bima untuk bergabung dalam ISIS, Walikota mengaku belum mendapatkan informasi resmi. Hanya diperolehnya informasi di Kelurahan Penato’i ada sekelompok warga yang mendukung.
“Kita masih mencari tahu kebenaran informasi itu. Kita mengharapkan masyarakat juga jangan mudah terpengaruh dengan ajakan seperti itu,” tandasnya.
Seperti dikutip dari antaranews.com, Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat mendeteksi keberadaan Islamic State Of Irak and Syria (ISIS) di daerah tersebut. Kapolda NTB Birgjen Pol Moechgiyarto di Mataram, menyatakan indikasi keberadaan ISIS terlacak berada di daerah Bima. Indikasi itu, terlihat dari adanya bukti rekaman video yang dilakukan oleh salah satu kelompok dengan memberikan dukungan terhadap gerakan tersebut.
"Bukti rekaman video terkait keberadaan ISIS tersebut masih kami selidiki. Namun, meskipun dalam rekaman itu ada deklarasi imbauan dengan bentuk doa oleh salah satu kelompok, tapi tidak ekstrem dengan mengarah kepada seruan jihad," kata Kapolda.
Menurut dia, meskipun kegiatan kelompok tersebut masih berupa imbauan dalam bentuk doa tidak untuk berjihad, ujar Kapolda pihaknya belum bisa melakukan tindakan tegas, termasuk dengan mengumpulkan orang-orang yang mengikuti kegiatan itu.
Karena apa yang ada dalam bukti bentuk rekaman tersebut berupa deklrasi dalam meberika dukungan melalui doa, tidak dengan ajakan untuk berjihad.
Namun, kalaupun kegiatan tersebut bersifat gerakan pihaknya tentu akan melakukan langkah-langkah tegas, seperti pencabutan kewarganegaraan karena gerakan ISIS merupakan pemberontakan," jelasnya. "Tentu upaya-upaya akan kami lakukan, kalau memang itu sudah mengarah ke dalam sebuah gerakan. Tetapi apa yang kita lihat itu masioh dalam bentuk dukungan dalam bentuk doa,"tegasnya.
Akan tetapi meski demikian, orang nomor satu di jajaran Polda NTB tersebut telah memerintahkan intelijen untuk terus melakukan pemantauan dan pengawasan secara terus menerus. Karena bagaiamanapun paham tersebut sangat bertentangan dengan ideologi Pancasila,"ujarnya.
Bahkan, sembari melakukan pengawasan terhadap keberadaan kelompok tersebut, pihaknya juga akan melakukan antisipasi dengan melakukan himbau-himbauan dengan melibatkan babinkamtibmas yang ada diseluruh jajaran kepolisian diwilayah setempat.
Termasuk, dalam perlibatan kegiatan keagamaan atau ceramah-ceramah pada sholat Jumat. "Intinya kami ingin memberikan imbauan kepada masyarakat untuk mewaspadai dan tidak terpengaruh terhadap gerakan tersebut,"kata Kapolda.
Bukti awal keberadaan ISIS, berdasarkan informasi intelijen berlangsung di wilayah Bima. Ini terlihat dari bukti dokumentasi kegiatan ceramah yang berlangsung disebuah tempat. Namun, tidak dipastikan apa isi ceramah itu, siapa penceramahnya, kemudian pesertanya. Dalam gambar yang beredar di internal kepolisian, nampak seorang pria berdiri di hadapan sejumlah orang, layaknya memberi ceramah, berlatar belakang spanduk bertuliskan "Indonesia Support Islamic State" dan di bawah tulisan tersebut "Islamic State of Irak and Sham". Diketahui, ceramah itu berlangsung pada bulan Maret 2014 lalu. (KS-13)
COMMENTS