Hanya berselang beberapa hari dengan kasus sebelumnya, kasus penculikan terhadap anak kembali terjadi. Kali ini
Hanya berselang beberapa hari dengan kasus sebelumnya, kasus penculikan terhadap anak kembali terjadi. Kali ini, siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 41 Kota Bima berinisial AH (8) menjadi korban. Untungnya, bocah asal Lingkungan Bara Kelurahan Paruga Kota Bima itu ditemukan dalam keadaan selamat di atas gunung Desa Ntonggu Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima.
Namun akibat peristiwa itu, anting dan tas korban dirampas pelaku. Korban juga terlihat mengalami trauma dan terus menangis usai ditemukan warga. Kasus penculikan itu terjadi saat korban pulang sekolah pukul 12.30 wita. Modusnya hampir sama dengan kejadian beberapa hari lalu. Pelaku datang menghampiri korban di depan sekolah menggunakan sepeda motor dan mengaku diminta ibunya untuk dijemput.
“Korban mengatakan kepada anak saya bahwa saya menunggunya di Pantai Kolo sehingga langsung mau,” cerita ibu korban, Heni di kediamannya Kelurahan Paruga, Rabu (27/8) siang.
Setelah itu kata Pegawai Bank Swasta ini, ditengah jalan pelaku ternyata tidak membawanya ke Kolo tetapi mengajaknya keliling kemana-mana. Mengetahui pelaku tidak membawa ke tempat tujuan, korban meminta pelaku membawanya pulang ke rumah. Tetapi pelaku tidak menghiraukan dan terus saja membawa putrinya hingga ke sebuah gunung di Desa Ntonggu.
“Disana, anak saya diambil anting, tas dan hendak diperkosa. Tetapi syukur tidak dilakukan karena mungkin takut ada orang,” tuturnya.
Usai mengambil barang berharga, anak ketiganya tersebut pun ditinggal begitu saja di gunung sendirian. Korban menangis ketakutan hingga akhirnya didengan warga yang sedang melintas. Setelah dihampiri warga yang diketahui guru itu, AH mengaku dirinya telah diculik. Korban lalu dibawa ke rumah warga, Syarifuddin tak jauh dari lokasi tersebut.
Berdasarkan informasi dari anaknya, Syarifuddin menghubungi pihak keluarga yang dikenal dan menginformasikan kepadanya untuk menjemput AH. “Anak saya memang biasa pulang sekolah sendiri karena lokasi rumah cukup dekat. Saya sangat kaget tiba-tiba dapat informasi anak saya diculik. Tapi syukunya tidak apa-apa,” ujarnya.
Kejadian itu rencananya akan segera dilaporkan kepada Kepolisian. Pihak keluarga berharap, pelaku kejahatan itu bisa diungkap sehingga tidak meresahkan masyarakat. Apalagi, belakangan kasus penculikan mulai meningkat di Kota Bima dan anak menjadi target yang diincar.
Pantauan wartawan, korban terlihat masih menggunakan seragam sekolah usai dijemput pihak keluarga di Desa Ntonggu. Meski begitu, korban masih sempat bercerita ketika ditanya wartawan soal kasus yang dialaminya. “Saya dijemput di depan sekolah dan dibawa putar-putar pakai motor ke gunung. Anting dan tas juga di ambil,” kisahnya sambil menangis. (KS-13)
Namun akibat peristiwa itu, anting dan tas korban dirampas pelaku. Korban juga terlihat mengalami trauma dan terus menangis usai ditemukan warga. Kasus penculikan itu terjadi saat korban pulang sekolah pukul 12.30 wita. Modusnya hampir sama dengan kejadian beberapa hari lalu. Pelaku datang menghampiri korban di depan sekolah menggunakan sepeda motor dan mengaku diminta ibunya untuk dijemput.
“Korban mengatakan kepada anak saya bahwa saya menunggunya di Pantai Kolo sehingga langsung mau,” cerita ibu korban, Heni di kediamannya Kelurahan Paruga, Rabu (27/8) siang.
Setelah itu kata Pegawai Bank Swasta ini, ditengah jalan pelaku ternyata tidak membawanya ke Kolo tetapi mengajaknya keliling kemana-mana. Mengetahui pelaku tidak membawa ke tempat tujuan, korban meminta pelaku membawanya pulang ke rumah. Tetapi pelaku tidak menghiraukan dan terus saja membawa putrinya hingga ke sebuah gunung di Desa Ntonggu.
“Disana, anak saya diambil anting, tas dan hendak diperkosa. Tetapi syukur tidak dilakukan karena mungkin takut ada orang,” tuturnya.
Usai mengambil barang berharga, anak ketiganya tersebut pun ditinggal begitu saja di gunung sendirian. Korban menangis ketakutan hingga akhirnya didengan warga yang sedang melintas. Setelah dihampiri warga yang diketahui guru itu, AH mengaku dirinya telah diculik. Korban lalu dibawa ke rumah warga, Syarifuddin tak jauh dari lokasi tersebut.
Berdasarkan informasi dari anaknya, Syarifuddin menghubungi pihak keluarga yang dikenal dan menginformasikan kepadanya untuk menjemput AH. “Anak saya memang biasa pulang sekolah sendiri karena lokasi rumah cukup dekat. Saya sangat kaget tiba-tiba dapat informasi anak saya diculik. Tapi syukunya tidak apa-apa,” ujarnya.
Kejadian itu rencananya akan segera dilaporkan kepada Kepolisian. Pihak keluarga berharap, pelaku kejahatan itu bisa diungkap sehingga tidak meresahkan masyarakat. Apalagi, belakangan kasus penculikan mulai meningkat di Kota Bima dan anak menjadi target yang diincar.
Pantauan wartawan, korban terlihat masih menggunakan seragam sekolah usai dijemput pihak keluarga di Desa Ntonggu. Meski begitu, korban masih sempat bercerita ketika ditanya wartawan soal kasus yang dialaminya. “Saya dijemput di depan sekolah dan dibawa putar-putar pakai motor ke gunung. Anting dan tas juga di ambil,” kisahnya sambil menangis. (KS-13)
COMMENTS