Pusat Studi Kajian Islam dan Budaya (PUSKAB) NTB kembali menggelar diskusi publik mengenai pencegahan gerakan radikalisme, terorisme dan ISIS di daerah Bima
Pusat Studi Kajian Islam dan Budaya (PUSKAB) NTB kembali menggelar diskusi publik mengenai pencegahan gerakan radikalisme, terorisme dan ISIS di daerah Bima. Kegiatan itu dilaksanakan di Aula SMK Negeri 3 Kota Bima, Senin (27/10) bekerjasama dengan DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Bima.
Ketua Panitia kegiatan, Masyur, S.Sos menjelaskan, peserta diskusi publik melibatkan berbagai elemen, diantaranya Ormas Islam, Pondok Pesantren, Organisasi Kemahasiswaan, LSM, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat di Kota maupun Kabupaten Bima.
Narasumber yang dihadirkan kata dia, yakni Ketua DPD KNPI Kota Bima, Dzul Amirulhaq mengupas soal Refleksi semangat hari sumpah pemuda dalam menangkal radikalisme, terorisme dan ISIS di Bima, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bima yang diwakili M. Mutawali, MA, mengupas soal peran pimpinan Ormas dan Ponpes dalam mencegah ancaman gerakan radikalisme, terorisme dan ISIS di Bima.
Perwakilan Bakesbanglinmaspol Kabupaten Bima, Abdul Muis mengupas soal membangun karakter kebangsaan dikalangan OKP dan Ormas, strategi dalam menangkal ancaman gerakan radikalisme, terorisme dan ISIS di Bima serta Akademisi, Alvin Syahrin, M.Si mengupas soal prediksi ancaman gerakan radikalisme, terorisme dan ISIS di Bima untuk menakar strategi pencegahan.
Adapun tema yang diangkat di dalam kegiatan itu lanjut Mansyur yakni Refleksi Peringatan Hari Sumpah Pemuda, Reorientasi Pemimpin Ormas dan Pondok Pesantren dalam Mereduksi Ancaman Radikalisme, Terorisme dan ISIS di Daerah Bima. “Kita berharap kegiatan ini mampu melahirkan solusi untuk mencegah persoalan dalam tema itu sehingga daerah Bima tidak selalu dicap negatif,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PUSKAB NTB, M. Tahir Irhas, M.Pd, mengatakan, diskusi publik yang digelar merupakan bagian dari konstribusi pemikiran para pemuda untuk membangun daerah tercinta. Kegiatan itu menjadi penting karena menjadi refleksi peringatan hari sumpah pemuda. Dengan demikian, para pemuda bisa mengevaluasi apa saja yang telah dilakukan selama ini. Sekaligus menatap masa depan yang lebih baik dengan menggagas ide untuk memperbaiki kekurangan selama ini.
“Kita juga mengharapkan, peringatan sumpah pemuda yang digelar setiap tahun tidak sekedar seremonial dan menjadi kenangan yang berlalu begitu saja. Namun mampu dimaknai sebagai tonggak perubahan berpikir dan bertindak para pemuda,” ungkapnya. (KS-13)
Ketua Panitia kegiatan, Masyur, S.Sos menjelaskan, peserta diskusi publik melibatkan berbagai elemen, diantaranya Ormas Islam, Pondok Pesantren, Organisasi Kemahasiswaan, LSM, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat di Kota maupun Kabupaten Bima.
Narasumber yang dihadirkan kata dia, yakni Ketua DPD KNPI Kota Bima, Dzul Amirulhaq mengupas soal Refleksi semangat hari sumpah pemuda dalam menangkal radikalisme, terorisme dan ISIS di Bima, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bima yang diwakili M. Mutawali, MA, mengupas soal peran pimpinan Ormas dan Ponpes dalam mencegah ancaman gerakan radikalisme, terorisme dan ISIS di Bima.
Perwakilan Bakesbanglinmaspol Kabupaten Bima, Abdul Muis mengupas soal membangun karakter kebangsaan dikalangan OKP dan Ormas, strategi dalam menangkal ancaman gerakan radikalisme, terorisme dan ISIS di Bima serta Akademisi, Alvin Syahrin, M.Si mengupas soal prediksi ancaman gerakan radikalisme, terorisme dan ISIS di Bima untuk menakar strategi pencegahan.
Adapun tema yang diangkat di dalam kegiatan itu lanjut Mansyur yakni Refleksi Peringatan Hari Sumpah Pemuda, Reorientasi Pemimpin Ormas dan Pondok Pesantren dalam Mereduksi Ancaman Radikalisme, Terorisme dan ISIS di Daerah Bima. “Kita berharap kegiatan ini mampu melahirkan solusi untuk mencegah persoalan dalam tema itu sehingga daerah Bima tidak selalu dicap negatif,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PUSKAB NTB, M. Tahir Irhas, M.Pd, mengatakan, diskusi publik yang digelar merupakan bagian dari konstribusi pemikiran para pemuda untuk membangun daerah tercinta. Kegiatan itu menjadi penting karena menjadi refleksi peringatan hari sumpah pemuda. Dengan demikian, para pemuda bisa mengevaluasi apa saja yang telah dilakukan selama ini. Sekaligus menatap masa depan yang lebih baik dengan menggagas ide untuk memperbaiki kekurangan selama ini.
“Kita juga mengharapkan, peringatan sumpah pemuda yang digelar setiap tahun tidak sekedar seremonial dan menjadi kenangan yang berlalu begitu saja. Namun mampu dimaknai sebagai tonggak perubahan berpikir dan bertindak para pemuda,” ungkapnya. (KS-13)
COMMENTS