Usai lolos pada kompetisi ditingkat Rayon Propinsi NTB, Persatuan Sepakbola Kota Bima (Persekobi) semestinya akan berlaga di Bali dalam kompetisi Piala Suratin
Usai lolos pada kompetisi ditingkat Rayon Propinsi NTB, Persatuan Sepakbola Kota Bima (Persekobi) semestinya akan berlaga di Bali dalam kompetisi Piala Suratin. Namun agenda itu gagal total karena tidak adanya anggaran untuk berangkat. Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Bima pun dituding lepas tangan dan tidak bertanggungjawab terhadap kemajuan Cabang Olahraga Sepakbola di Kota Bima.
Hal itu disampaikan Pelatih Persekobi, Lukman H. Ismail kepada wartawan, Selasa (28/10) pagi. Lukman mengaku, semua pengurus Persekobi terlebih para pemain merasa sangat kecewa karena gagal berangkat untuk berlaga di Bali. Padahal, tim sudah berupaya maksimal untuk lolos pada tingkat rayon dan mengharumkan nama Propinsi NTB.
“Tim gagal untuk berangkat karena alasan Ketua Umum KONI Kota Bima sudah tidak ada anggaran lagi. Tentu ini sangat mengecewakan bagi kami. Kemana anggaran KONI yang banyak selama ini,” kata Lukman saat ditemui di Kelurahan Lewirato.
Masalahnya jelas dia, apabila tidak mengikuti kompetisi di Bali maka kemungkinan besar akan didiskualifikasi oleh PSSI. Hal itu akan berdampak pada kegiatan Persekobi selanjutnya. Apalagi, kompetisi sepakbola berjalan setiap tahun dan akan kembali diikuti lagi oleh semua tim, termasuk persekobi.
“Memang kita tidak bisa intervensi soal anggaran KONI karena peruntukannya bukan hanya untuk Sepabola tapi semua cabor. Tapi minimal ada antisipasi awal karena ini agenda penting yang harus diikuti Persekobi,” terangnya.
Diakuinya, kompetisi Piala Suratin di Bali akan berlangsung Tanggal 27 Oktober hingga 30 Oktober mendatang. Pihaknya sudah menghitung kebutuhan anggaran untuk keberangkatan dan penginapan sekitar Rp.100 juta. Namun, saat dilaporkan itu ke Ketua Umum KONI diakui tidak anggaran lagi. Berbagai carapun sudah ditempuh agar tim tetap berangkat, tetapi hasilnya nihil sehingga merasa sangat kecewa.
Terkait kondisi itu lanjut dia, Ketua Harian Persekobi tidak bisa berbuat banyak karena kendala yang dihadapi adalah soal anggaran. Padahal sangat disayangkan, Persekobi telah berjuang maksimal mengharumkan nama daerah hingga Kota Bima saat ini menjadi kiblat Sepakbola di NTB. “Kami menilai, belum ada komitmen serius pemerintah dan KONI untuk memajukan olahraga terutama Sepakbola. Sebab fasilitas lapangan saja tidak memadai. Jangankan untuk pertandingan, untuk latihan saja sangat tidak mendukung,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris KONI Kota Bima, Drs. Alwi Yasin, M.Ap yang dikonfirmasi mengenai hal itu belum bisa memberikan keterangan karena mengaku sedang sibuk rapat. “Mohon maaf saya belum bisa memberikan tanggapan karena sedang ada rapat,” kata Alwi singkat melalui telepon seluler, Selasa siang. (KS-13)
Hal itu disampaikan Pelatih Persekobi, Lukman H. Ismail kepada wartawan, Selasa (28/10) pagi. Lukman mengaku, semua pengurus Persekobi terlebih para pemain merasa sangat kecewa karena gagal berangkat untuk berlaga di Bali. Padahal, tim sudah berupaya maksimal untuk lolos pada tingkat rayon dan mengharumkan nama Propinsi NTB.
“Tim gagal untuk berangkat karena alasan Ketua Umum KONI Kota Bima sudah tidak ada anggaran lagi. Tentu ini sangat mengecewakan bagi kami. Kemana anggaran KONI yang banyak selama ini,” kata Lukman saat ditemui di Kelurahan Lewirato.
Masalahnya jelas dia, apabila tidak mengikuti kompetisi di Bali maka kemungkinan besar akan didiskualifikasi oleh PSSI. Hal itu akan berdampak pada kegiatan Persekobi selanjutnya. Apalagi, kompetisi sepakbola berjalan setiap tahun dan akan kembali diikuti lagi oleh semua tim, termasuk persekobi.
“Memang kita tidak bisa intervensi soal anggaran KONI karena peruntukannya bukan hanya untuk Sepabola tapi semua cabor. Tapi minimal ada antisipasi awal karena ini agenda penting yang harus diikuti Persekobi,” terangnya.
Diakuinya, kompetisi Piala Suratin di Bali akan berlangsung Tanggal 27 Oktober hingga 30 Oktober mendatang. Pihaknya sudah menghitung kebutuhan anggaran untuk keberangkatan dan penginapan sekitar Rp.100 juta. Namun, saat dilaporkan itu ke Ketua Umum KONI diakui tidak anggaran lagi. Berbagai carapun sudah ditempuh agar tim tetap berangkat, tetapi hasilnya nihil sehingga merasa sangat kecewa.
Terkait kondisi itu lanjut dia, Ketua Harian Persekobi tidak bisa berbuat banyak karena kendala yang dihadapi adalah soal anggaran. Padahal sangat disayangkan, Persekobi telah berjuang maksimal mengharumkan nama daerah hingga Kota Bima saat ini menjadi kiblat Sepakbola di NTB. “Kami menilai, belum ada komitmen serius pemerintah dan KONI untuk memajukan olahraga terutama Sepakbola. Sebab fasilitas lapangan saja tidak memadai. Jangankan untuk pertandingan, untuk latihan saja sangat tidak mendukung,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris KONI Kota Bima, Drs. Alwi Yasin, M.Ap yang dikonfirmasi mengenai hal itu belum bisa memberikan keterangan karena mengaku sedang sibuk rapat. “Mohon maaf saya belum bisa memberikan tanggapan karena sedang ada rapat,” kata Alwi singkat melalui telepon seluler, Selasa siang. (KS-13)
COMMENTS