Kosumsi gadung (Lede) saat ini oleh warga Desa Karampi dan beberapa Desa lain di Kecamatan Langgudu, bukan berarti masyarakat dilanda kemiskinan, melainkan kebiasaan atau budaya masyarakat Bima
Kosumsi gadung (Lede) saat ini oleh warga Desa Karampi dan beberapa Desa lain di Kecamatan Langgudu, bukan berarti masyarakat dilanda kemiskinan, melainkan kebiasaan atau budaya masyarakat Bima yang sudah melekat dan tidak bisa dilupakan. Dari 18 Kecamatan di Kabupaten Bima, Kecamatan Langgudu termasuk Wilayah Kecamatan yang surplus pangan setiap tahunnya, maka tidak mungkin warga Kecamatan Langgudu mengalami kekurangan pangan (beras).
Sekretaris Daerah Kabupaten Bima, Drs.H.Taufik HAK menegaskan, Kabupaten Bima di Tahun 2013 terdapat surplus beras sebanyak 50 Ton, dan saat ini stok beras cadangan untuk Pemerintah Kabupaten Bima terdapat 75 Ton yang siap di droping di Wilayah atau Desa yang benar-benar kekurangan pangan komudity beras. Namun katanya, sebelum beras tersebut didroping ke masyarakat, terlebih dahulu ada laporan pemerintah setempat, mulai dari Desa dan Camat.”Kepala Desa dan Camat setempat harus melaporkan kondisi ril masyarakat masing-masing, sehingga pemerintah cepat mengambil sikap. Apakah secepatnya beras didroping ke masyarakat atau harus ada langkah lain yang harus dilakukan pemerintah secara permanen,”jelasnya.
Kosumsi lede kata Sekda, tidak hanya warga Desa Karampi dan sekitarnya, tapi hampir seluruh Desa se-Kabupaten Bima, mekonsumsi lede, juga komudity lainnya. Kenapa, karena sudah menjadi tradisi warga Bima, sejak jama dulu, hingga sekarang.”Kita tidak bisa menvonis, warga yang menkosumsi lede itu, akibat kemiskinan, melainkan itu budaya yang terus digelorakan,”paparnya.
Ditanya, apa langkah pemerintah dalam masalah itu? Sekda menegaskan, pemerintah sudah siap semua untuk menjawab kebutuhan warga Karampi. Jika benar konsumsi lede itu karena kekurangan pangan seperti beras, maka akan dikirim beras sesuai kebutuhan warga setempat. Pemerintah saat ini memiliki stok beras sebanyak 75 ton, beras sebanyak itu akan diberikan kepada masyarakat yang membutuhkannya, terutama warga Karampi dan sekitarnya.”Kita tunggu laporan Kades dan Camat dulu, baru beras dikirim. Masalahnya, sampai hari ini belum ada laporan Kepala Desa dan Camat soal kekurangan pangan di Karampi dan beberapa desa lain seperti yang dimuat dalam koran tersebut,”imbuhnya.
Di tempat terpisah, Kepala Badan Ketahanan Pangann (BKP) Kabupaten Bima, Ir.M.Tayeb juga menegaskan, di Langgudu Tahun 2013 lalu terjadi surplus pangan. Artinya, jika akibat kekurangan pangan berupa beras, membuat warga setempat makan gadung, bukan berarti berasnya tidak ada, melainkan ada kendala tekhnis lainnya yang menjadi masalah yang dihadapi masyarakat setempat. Misalnya, minimnya warung atau toko yang menjual sembako atau bahan pangan di Desa tersebut, jalur tranportasi yang sulit dilewati.
Apalagi di Karampi itu harus menyebrang laut selama tiga sampai empat jam, sehingga membuat warga juga malas untuk membeli beras di Desa seberang.”Saya pikir makan lede warga Karampi, bukan karena berasnya tidak ada, melainkan tradisi yang terus dipupuk oleh warga Karampi sendiri. Bagaimana bisa kekurangan pangan, sementara di Karampi itu termasuk Desa yang banyak penghasilan penjualan ikan. Maka sulit dipercaya kalau dilanda kemiskinan di Desa itu,”paparnya.
Kata Tayeb, saat ini Lede tengah dijadikan kripik oleh sekelompok warga di Bolo. Kenapa ? Karena kripik gadung itu begitu gurih dan enak, sehingga membuat masyarakat yang suka maka gadung tidak bosan. Karena itu, diharapkan kepada masyarakat Bima, agar tidak berspektif miris atas kebiasaan warga Desa Karampi mekonsumsi gadung. Di Kota Bima saja masih banyak warga yang mekonsumsi gadung, hanya saja tidak di ekspose oleh media. “Sekali lagi saya sampaikan, konsumsi gadung itu bukan akibat masyarakat tidak mampu beli beras, melainkan tradisi warga setiap tahunnya,”imbuhnya.
Terkait rencana droping beras di Karampi dan sekitarnya, dalam waktu dekat pemerintah akan mengirim beras, sebanyak yang dibutuhkan warga. Namun harus dipahami, alat tranportasi menuju karampi itu sedikit sulit, karena melewati laut lepas, sehingga membutuhkan waktu sedikit lama.”Insya Allah ,secepatnya akan kami kirim beras di Karampi dan sekitarnya,”janjinya.
Karena itu, diharapkan kepada Camat dan Kades, agar segera memberikan laporan berapa jumlah warga yang mekonsumsi gadung tersebut, sehingga memudahkan pihaknya untuk mengetahui, berapa banyak beras yang akan dikirim ke lokasi.”Apapun bentuk kebutuhan warga di Karampi, akan tetap terpenuhi,” tandasnya. (KS-001)
Sekretaris Daerah Kabupaten Bima, Drs.H.Taufik HAK menegaskan, Kabupaten Bima di Tahun 2013 terdapat surplus beras sebanyak 50 Ton, dan saat ini stok beras cadangan untuk Pemerintah Kabupaten Bima terdapat 75 Ton yang siap di droping di Wilayah atau Desa yang benar-benar kekurangan pangan komudity beras. Namun katanya, sebelum beras tersebut didroping ke masyarakat, terlebih dahulu ada laporan pemerintah setempat, mulai dari Desa dan Camat.”Kepala Desa dan Camat setempat harus melaporkan kondisi ril masyarakat masing-masing, sehingga pemerintah cepat mengambil sikap. Apakah secepatnya beras didroping ke masyarakat atau harus ada langkah lain yang harus dilakukan pemerintah secara permanen,”jelasnya.
Kosumsi lede kata Sekda, tidak hanya warga Desa Karampi dan sekitarnya, tapi hampir seluruh Desa se-Kabupaten Bima, mekonsumsi lede, juga komudity lainnya. Kenapa, karena sudah menjadi tradisi warga Bima, sejak jama dulu, hingga sekarang.”Kita tidak bisa menvonis, warga yang menkosumsi lede itu, akibat kemiskinan, melainkan itu budaya yang terus digelorakan,”paparnya.
Ditanya, apa langkah pemerintah dalam masalah itu? Sekda menegaskan, pemerintah sudah siap semua untuk menjawab kebutuhan warga Karampi. Jika benar konsumsi lede itu karena kekurangan pangan seperti beras, maka akan dikirim beras sesuai kebutuhan warga setempat. Pemerintah saat ini memiliki stok beras sebanyak 75 ton, beras sebanyak itu akan diberikan kepada masyarakat yang membutuhkannya, terutama warga Karampi dan sekitarnya.”Kita tunggu laporan Kades dan Camat dulu, baru beras dikirim. Masalahnya, sampai hari ini belum ada laporan Kepala Desa dan Camat soal kekurangan pangan di Karampi dan beberapa desa lain seperti yang dimuat dalam koran tersebut,”imbuhnya.
Di tempat terpisah, Kepala Badan Ketahanan Pangann (BKP) Kabupaten Bima, Ir.M.Tayeb juga menegaskan, di Langgudu Tahun 2013 lalu terjadi surplus pangan. Artinya, jika akibat kekurangan pangan berupa beras, membuat warga setempat makan gadung, bukan berarti berasnya tidak ada, melainkan ada kendala tekhnis lainnya yang menjadi masalah yang dihadapi masyarakat setempat. Misalnya, minimnya warung atau toko yang menjual sembako atau bahan pangan di Desa tersebut, jalur tranportasi yang sulit dilewati.
Apalagi di Karampi itu harus menyebrang laut selama tiga sampai empat jam, sehingga membuat warga juga malas untuk membeli beras di Desa seberang.”Saya pikir makan lede warga Karampi, bukan karena berasnya tidak ada, melainkan tradisi yang terus dipupuk oleh warga Karampi sendiri. Bagaimana bisa kekurangan pangan, sementara di Karampi itu termasuk Desa yang banyak penghasilan penjualan ikan. Maka sulit dipercaya kalau dilanda kemiskinan di Desa itu,”paparnya.
Kata Tayeb, saat ini Lede tengah dijadikan kripik oleh sekelompok warga di Bolo. Kenapa ? Karena kripik gadung itu begitu gurih dan enak, sehingga membuat masyarakat yang suka maka gadung tidak bosan. Karena itu, diharapkan kepada masyarakat Bima, agar tidak berspektif miris atas kebiasaan warga Desa Karampi mekonsumsi gadung. Di Kota Bima saja masih banyak warga yang mekonsumsi gadung, hanya saja tidak di ekspose oleh media. “Sekali lagi saya sampaikan, konsumsi gadung itu bukan akibat masyarakat tidak mampu beli beras, melainkan tradisi warga setiap tahunnya,”imbuhnya.
Terkait rencana droping beras di Karampi dan sekitarnya, dalam waktu dekat pemerintah akan mengirim beras, sebanyak yang dibutuhkan warga. Namun harus dipahami, alat tranportasi menuju karampi itu sedikit sulit, karena melewati laut lepas, sehingga membutuhkan waktu sedikit lama.”Insya Allah ,secepatnya akan kami kirim beras di Karampi dan sekitarnya,”janjinya.
Karena itu, diharapkan kepada Camat dan Kades, agar segera memberikan laporan berapa jumlah warga yang mekonsumsi gadung tersebut, sehingga memudahkan pihaknya untuk mengetahui, berapa banyak beras yang akan dikirim ke lokasi.”Apapun bentuk kebutuhan warga di Karampi, akan tetap terpenuhi,” tandasnya. (KS-001)
COMMENTS