Kelangkaan bahan bangunan seperti semen di pasar Kota maupun Kabupaten Bima, menimbulkan reaksi dan aksi protes sejumlah warga.
Kelangkaan bahan bangunan seperti semen di pasar Kota maupun Kabupaten Bima, menimbulkan reaksi dan aksi protes sejumlah warga. Selain memprotes, para Distributor semen, warga juga menuding kinerja Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Bima tidak maksimal menjalankan tugas untuk mengawasi persediaan semen, termasuk harga. Apalagi, harga barang itu melonjak hingga mencapai Rp.75 persak pasca terjadinya kelangkaan bahan yang saat ini sangat dibutuhkan.
Salah seorang warga Tanjung, Yasin saat di TPI yang berlokasi di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasana,e Barat Kota Bima mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bima melalui Dinas terkait proaktif dalam menjalankan tugas untuk mengawasi kelangkaan stok barang dipasar, apalagi sampai mempengaruhi kenaikan harga. “Kinerja Diskoperindag tidak maksimal, buktinya Dinas itu turun lapangan ketika muncul aksi protes warga di Gudang milik Distributor semen yang beroperasi di Kota Bima,” katanya kepada Koran ini Sabtu (01/11) dihadapan Kabid Perdagangan Diskoperindag, Ningsih.
Semestinya lanjut Yasin, Pemerintah harus lebih awal kroscek dilapangan guna mengawasi persediaan dan harga barang tersebut. Bukan, berada dilapangan saat muncul reaksi warga. Kalau metode seperti itu yang dilakukan Pemerintah, dirinya menduga ada kongkalingkong antara Pemerintah, Distributor dan pedagang semen untuk melanjutkan rencana pembangunan beberapa gudang pada lokasi timbunan laut disepanjang pantai Kota Bima. “Ini adalah trik dan strategi oknum tak bertanggungjawab, menyusul reaksi dan aksi protes warga yang tidak menginginkan lahan tutupan Negara digunakan untuk pembangunan beberapa gudang milik oknum bermodal,” duganya.
Selain itu, Yasin juga menduga semen sengaja ditimbun menyusul rencana Pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Sebab, oknum Distributor termasuk pedagang eceran semen akan meraup keuntungan besar dari hasil penjualan semen yang diduga ditimbun tersebut. Karena, penjualan dengan harga dan stok lama setelah harga BBM resmi dinaikan. “Kalau stok dengan harga lama, kemudian dijual pasca harga BBM resmi dinaikan, tentu oknum distributor dan pedagang semen akan memperoleh keuntungan jauh lebih besar ketimbang menjualnya saat ini,” ujarnya.
Mendengar pernyataan warga yang menganggap kinerja Diskoperindag tidak maksimal dalam mengawasi kondisi pasar, Kabid Perdagangan, Ningsih emosi dan naik darah. Pasalnya, selama ini pihaknya proaktif turun lapangan guna meninjau kondisi persediaan dan harga barang di pasar Bima. “Siapa bilang kami tidak maksimal menjalankan tugas, buktinya saat ini kami berada ditengah-tengah warga yang ingin protes di Gudang Distributor semen,” ujarnya.
Tak hanya terjadi adu argument warga dan Ningsih, tetapi suasana sempat tegang, karena Pejabat Diskoperindag itu tidak terima atas perlakuan “kasar” salah seorang warga terhadap dirinya. Emosi atas hal itu, Ningsi meminta kepada warga itu untuk bersikap sopan. Apalagi kehadiranya semata-mata ingin menyerap aspirasi warga atas kelangkaan semen. Buntut dari prilaku warga, Ningsi pun bergegas pulang menaiki mobil Dinasnya sembari meminta dua perwakilan massa untuk mendatangi Kantornya. “Kalau mau sampaiakan aspirasi, saya minta dua perwakilan massa aksi hadir di Kantor kami,” sarannya. (KS-09)
Salah seorang warga Tanjung, Yasin saat di TPI yang berlokasi di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasana,e Barat Kota Bima mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bima melalui Dinas terkait proaktif dalam menjalankan tugas untuk mengawasi kelangkaan stok barang dipasar, apalagi sampai mempengaruhi kenaikan harga. “Kinerja Diskoperindag tidak maksimal, buktinya Dinas itu turun lapangan ketika muncul aksi protes warga di Gudang milik Distributor semen yang beroperasi di Kota Bima,” katanya kepada Koran ini Sabtu (01/11) dihadapan Kabid Perdagangan Diskoperindag, Ningsih.
Semestinya lanjut Yasin, Pemerintah harus lebih awal kroscek dilapangan guna mengawasi persediaan dan harga barang tersebut. Bukan, berada dilapangan saat muncul reaksi warga. Kalau metode seperti itu yang dilakukan Pemerintah, dirinya menduga ada kongkalingkong antara Pemerintah, Distributor dan pedagang semen untuk melanjutkan rencana pembangunan beberapa gudang pada lokasi timbunan laut disepanjang pantai Kota Bima. “Ini adalah trik dan strategi oknum tak bertanggungjawab, menyusul reaksi dan aksi protes warga yang tidak menginginkan lahan tutupan Negara digunakan untuk pembangunan beberapa gudang milik oknum bermodal,” duganya.
Selain itu, Yasin juga menduga semen sengaja ditimbun menyusul rencana Pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Sebab, oknum Distributor termasuk pedagang eceran semen akan meraup keuntungan besar dari hasil penjualan semen yang diduga ditimbun tersebut. Karena, penjualan dengan harga dan stok lama setelah harga BBM resmi dinaikan. “Kalau stok dengan harga lama, kemudian dijual pasca harga BBM resmi dinaikan, tentu oknum distributor dan pedagang semen akan memperoleh keuntungan jauh lebih besar ketimbang menjualnya saat ini,” ujarnya.
Mendengar pernyataan warga yang menganggap kinerja Diskoperindag tidak maksimal dalam mengawasi kondisi pasar, Kabid Perdagangan, Ningsih emosi dan naik darah. Pasalnya, selama ini pihaknya proaktif turun lapangan guna meninjau kondisi persediaan dan harga barang di pasar Bima. “Siapa bilang kami tidak maksimal menjalankan tugas, buktinya saat ini kami berada ditengah-tengah warga yang ingin protes di Gudang Distributor semen,” ujarnya.
Tak hanya terjadi adu argument warga dan Ningsih, tetapi suasana sempat tegang, karena Pejabat Diskoperindag itu tidak terima atas perlakuan “kasar” salah seorang warga terhadap dirinya. Emosi atas hal itu, Ningsi meminta kepada warga itu untuk bersikap sopan. Apalagi kehadiranya semata-mata ingin menyerap aspirasi warga atas kelangkaan semen. Buntut dari prilaku warga, Ningsi pun bergegas pulang menaiki mobil Dinasnya sembari meminta dua perwakilan massa untuk mendatangi Kantornya. “Kalau mau sampaiakan aspirasi, saya minta dua perwakilan massa aksi hadir di Kantor kami,” sarannya. (KS-09)
COMMENTS