Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Dompu, Rabu (12/11) kemarin, menggelar pertemuan dengan puluhan tokoh-tokoh warga Desa O’o Dompu dan Kelurahan Bada Lingkungan Kota Baru
Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Dompu, Rabu (12/11) kemarin, menggelar pertemuan dengan puluhan tokoh-tokoh warga Desa O’o Dompu dan Kelurahan Bada Lingkungan Kota Baru Dompu. Pertemuan itu bertujuan mendamaikan warga di dua wilayah yang belum lama ini bertikai. Selain itu mencarikan solusi terbaik, agar persoalan diantara mereka selesai dan mau memutuskan untuk berdamai.
Pertemuan berlangsung di ruang rapat Bupati Dompu, dipimpin Asisten II, Ir. H. Rusdin, Asisten III, Ir. H. Saiful dan Staf Ahli Bupati Dompu. Agenda pertemuan juga dihadiri oleh pihak-pihak terkait. Diantaranya, Kabid Dikmen Dinas Dikpora Dompu, Camat Dompu, Lurah Bada Dompu, Kades Mangge Asi, Kapolsek Kota Dompu, Kasat Pol PP Dompu, Kasat Reskrim Polres Dompu, TNI, Ketua LSM ITK NTB, Kepsek SMA Negeri 02 Dompu, beberapa anggota DPRD Dompu serta puluhan tokoh-tokoh masyarakat dari Desa o’o dan Kelurahan Bada Lingkungan Kota Baru Dompu.
Namun, dalam pertemuan itu sempat terjadi ketegangan karena ada beberapa warga Lingkungan Kota Baru Dompu yang tidak puas dengan hasil keputusan. Akibatnya, pertemuan pun tidak berhasil membuahkan kesepakatan apa-apa
Ketua LSM ITK NTB, Ilham Yahyu, dalam pertemuan itu mengatakan, bahwa kehadirannya dalam pertemuan dengan kapasitas selaku LSM. Sebab keamanan merupakan hak semua orang dan siapapu yang membuat rusuh itu harus segera ditindak. ”Solusi dalam hal ini, orang tua adalah penanggung jawab anak-anaknya. Jangan sampai orang tua dipelintir oleh anak-anaknya,” tutur mantan Anggota DPRD Dompu ii.
Menurutnya, para tokoh harus benar-benar bisa mendamaikan dan bijaksana dalam menyikapi persoalan yang terjadi bukan malah sebaliknya memperkeruh suasana. ”Tanggung jawab sosial pemerintah dan masyarakat harus sejalan,” tandasnya.
Kepsek SMA Negeri O2 Dompu, Bambang Hermanto, MBA S.Pd meminta agar di Dompu dibuatkan aturan khusus terkait bentrok dan kericuhan. ”Aturan itu harus dibuat sehingga kalau ada hal-hal yang menonjol, tembak ditempat. Terutama pelaku yang memicu konflik antara kampung dan Aparat Kepolisian jangan takut soal HAM,” ujarnya.
Sementara, perwakilan dari warga Kelurahan Bada, Edy Darmansyah, yang juga adik kandung Iswan, korban pembacokan memutuskan tidak mau berdamai, sebelum aparat kepolisian menangkap pelaku pembacokan terhadap kakak kandungnya tersebut. ”Saya ingin polisi segera menangkap pelaku tersebut,” tegasnya.
Beberapa keluarga korban pembacokan yang juga hadir dalam pertemuan tersebut. meminta tanggungjawab untuk menanggung biaya pengobatan terhadap korban pembacokan yang saat ini masih dirawat di RSUD Dompu. ”Pemerintah Dompu jangan hanya bisa memberikan saran serta meminta dan mengeluarkan kata damai saja. Asal diketahui saat ini, adik saya (korban) sedang dirawat di rumah sakit dan saja siapa yang akan menanggung biaya pengobatan itu,” ujarnya.
Perwakilan dari Pemda Dompu berjanji akan terlebih dahulu berkoordinasi dengan Bupati Dompu, untuk menyampaikan soal biaya pengobatan korban. ”Kami belum bisa memberikan keputusan terkait hal itu dan kami akan membahas dulu hal ini dengan pimpinan kami. Terlepas dari hal itu, kami berharap persaoalan ini bisa ditemukan jalan keluar. Sehingga, semuanya bisa hidup berdamai dan rukun,” harapnya.
Kasat Reskirm Polres Dompu, AKP Herman, mengatakan, terkait permintaan warga Keluarahan Bada untuk menangkap pelaku diakuinya sudah menjadi tugas pihak Kepolisian. Hanya saja, saatini mengalami kendala, karena dalam kasus pembacokan yang terjadi beberapa pekan kemarin tidak ada saksi. ”Gimana kami mau menangkap pelaku, orang sampai detik ini tidak ada saksi. Gimana caranya kami mau menjalankan supremasi Hukum, kalau tidak ada dukungan dari masyarakat dan pihak-pihak terkait. Maka itu, kalau memang ada saksi yang melihat dan mengenal pelaku pembacokan itu, tentu kami akan tidak lanjuti dan mengejar pelaku,” jelasnya.
Sebelumnya, bentrok antara warga Desa O’o dan Kelurahan Bada Lingkungan Kota Baru Dompu, terjadi saat berlangsungnya pertandingan sepakbola mini. Bentrokan berbuntut, pembacokan yang terjadi pada Senin (10/11) di Komplek pasar atas depan pertokoan Kelurahan Bada Dompu. Dimana, pada saat itu Iswan (40) Warga lingkungan Kota Baru Dompu, dibacok oleh pelaku yang masih dalam penyelidikan Kepolisian.
Akibat kejadian itu, korban mengalami luka robek pada bagian lutut kanan dan punggung dan dirawat di RSUD Dompu. Tidak terima salah satu warganya jadi korban pembacokan, puluhan warga Kelurahan Bada Lingkungan Kota Baru Dompu melakukan aksi blokade jalan di wilayah setempat. Bahkan melakukan aksi sweping dibeberapa sekolah dan pasar yang ada di wilayah Dompu untuk mencari warga Desa O’o Dompu. Mereka juga mendesak pihak Kepolisian untuk menangkap pelaku pembacokan tersebut.
Aksi yang sama juga dilakukan warga Desa O’o. Mereka berkumpul disepanjang jalan desa setempat karena tidak terima Juraid Abidin, warga desa O’o Dompu, menjadi korban pembacokan beberapa hari sebelumnya. Hingga kini, pertikaian dua desa masih belum ada titik temu. Puluhan Aparat dari Polres Dompu dan Satuan Brimob Dompu masih terlihat berjaga-jaga di beberapa lokasi di wilayah Dompu. Hal itu dilakukan, untuk mengatisipasi konflik lanjutan antar dua desa. (KS-10)
Pertemuan berlangsung di ruang rapat Bupati Dompu, dipimpin Asisten II, Ir. H. Rusdin, Asisten III, Ir. H. Saiful dan Staf Ahli Bupati Dompu. Agenda pertemuan juga dihadiri oleh pihak-pihak terkait. Diantaranya, Kabid Dikmen Dinas Dikpora Dompu, Camat Dompu, Lurah Bada Dompu, Kades Mangge Asi, Kapolsek Kota Dompu, Kasat Pol PP Dompu, Kasat Reskrim Polres Dompu, TNI, Ketua LSM ITK NTB, Kepsek SMA Negeri 02 Dompu, beberapa anggota DPRD Dompu serta puluhan tokoh-tokoh masyarakat dari Desa o’o dan Kelurahan Bada Lingkungan Kota Baru Dompu.
Namun, dalam pertemuan itu sempat terjadi ketegangan karena ada beberapa warga Lingkungan Kota Baru Dompu yang tidak puas dengan hasil keputusan. Akibatnya, pertemuan pun tidak berhasil membuahkan kesepakatan apa-apa
Ketua LSM ITK NTB, Ilham Yahyu, dalam pertemuan itu mengatakan, bahwa kehadirannya dalam pertemuan dengan kapasitas selaku LSM. Sebab keamanan merupakan hak semua orang dan siapapu yang membuat rusuh itu harus segera ditindak. ”Solusi dalam hal ini, orang tua adalah penanggung jawab anak-anaknya. Jangan sampai orang tua dipelintir oleh anak-anaknya,” tutur mantan Anggota DPRD Dompu ii.
Menurutnya, para tokoh harus benar-benar bisa mendamaikan dan bijaksana dalam menyikapi persoalan yang terjadi bukan malah sebaliknya memperkeruh suasana. ”Tanggung jawab sosial pemerintah dan masyarakat harus sejalan,” tandasnya.
Kepsek SMA Negeri O2 Dompu, Bambang Hermanto, MBA S.Pd meminta agar di Dompu dibuatkan aturan khusus terkait bentrok dan kericuhan. ”Aturan itu harus dibuat sehingga kalau ada hal-hal yang menonjol, tembak ditempat. Terutama pelaku yang memicu konflik antara kampung dan Aparat Kepolisian jangan takut soal HAM,” ujarnya.
Sementara, perwakilan dari warga Kelurahan Bada, Edy Darmansyah, yang juga adik kandung Iswan, korban pembacokan memutuskan tidak mau berdamai, sebelum aparat kepolisian menangkap pelaku pembacokan terhadap kakak kandungnya tersebut. ”Saya ingin polisi segera menangkap pelaku tersebut,” tegasnya.
Beberapa keluarga korban pembacokan yang juga hadir dalam pertemuan tersebut. meminta tanggungjawab untuk menanggung biaya pengobatan terhadap korban pembacokan yang saat ini masih dirawat di RSUD Dompu. ”Pemerintah Dompu jangan hanya bisa memberikan saran serta meminta dan mengeluarkan kata damai saja. Asal diketahui saat ini, adik saya (korban) sedang dirawat di rumah sakit dan saja siapa yang akan menanggung biaya pengobatan itu,” ujarnya.
Perwakilan dari Pemda Dompu berjanji akan terlebih dahulu berkoordinasi dengan Bupati Dompu, untuk menyampaikan soal biaya pengobatan korban. ”Kami belum bisa memberikan keputusan terkait hal itu dan kami akan membahas dulu hal ini dengan pimpinan kami. Terlepas dari hal itu, kami berharap persaoalan ini bisa ditemukan jalan keluar. Sehingga, semuanya bisa hidup berdamai dan rukun,” harapnya.
Kasat Reskirm Polres Dompu, AKP Herman, mengatakan, terkait permintaan warga Keluarahan Bada untuk menangkap pelaku diakuinya sudah menjadi tugas pihak Kepolisian. Hanya saja, saatini mengalami kendala, karena dalam kasus pembacokan yang terjadi beberapa pekan kemarin tidak ada saksi. ”Gimana kami mau menangkap pelaku, orang sampai detik ini tidak ada saksi. Gimana caranya kami mau menjalankan supremasi Hukum, kalau tidak ada dukungan dari masyarakat dan pihak-pihak terkait. Maka itu, kalau memang ada saksi yang melihat dan mengenal pelaku pembacokan itu, tentu kami akan tidak lanjuti dan mengejar pelaku,” jelasnya.
Sebelumnya, bentrok antara warga Desa O’o dan Kelurahan Bada Lingkungan Kota Baru Dompu, terjadi saat berlangsungnya pertandingan sepakbola mini. Bentrokan berbuntut, pembacokan yang terjadi pada Senin (10/11) di Komplek pasar atas depan pertokoan Kelurahan Bada Dompu. Dimana, pada saat itu Iswan (40) Warga lingkungan Kota Baru Dompu, dibacok oleh pelaku yang masih dalam penyelidikan Kepolisian.
Akibat kejadian itu, korban mengalami luka robek pada bagian lutut kanan dan punggung dan dirawat di RSUD Dompu. Tidak terima salah satu warganya jadi korban pembacokan, puluhan warga Kelurahan Bada Lingkungan Kota Baru Dompu melakukan aksi blokade jalan di wilayah setempat. Bahkan melakukan aksi sweping dibeberapa sekolah dan pasar yang ada di wilayah Dompu untuk mencari warga Desa O’o Dompu. Mereka juga mendesak pihak Kepolisian untuk menangkap pelaku pembacokan tersebut.
Aksi yang sama juga dilakukan warga Desa O’o. Mereka berkumpul disepanjang jalan desa setempat karena tidak terima Juraid Abidin, warga desa O’o Dompu, menjadi korban pembacokan beberapa hari sebelumnya. Hingga kini, pertikaian dua desa masih belum ada titik temu. Puluhan Aparat dari Polres Dompu dan Satuan Brimob Dompu masih terlihat berjaga-jaga di beberapa lokasi di wilayah Dompu. Hal itu dilakukan, untuk mengatisipasi konflik lanjutan antar dua desa. (KS-10)
COMMENTS