Sejak meninggalnya Ketua Umum Persatuan Sepakbola Bima (Persebi), Almarhum H.Ferry Zulkarnain, ST, Persebi nyaris tidak ada kegiatan sama sekali alias vakum.
Sejak meninggalnya Ketua Umum Persatuan Sepakbola Bima (Persebi), Almarhum H.Ferry Zulkarnain, ST, Persebi nyaris tidak ada kegiatan sama sekali alias vakum. Bahkan persebi dituding mandul, karena tidak mampu menciptakan bibit-bibit pemain persebi yang mampu mengharumkan nama Kabupaten Bima. Hal tersebut disampaikan Muhammad Aminurllah, SE alias Maman, praktisi dan pemerhati sepakbola di Bima.
Menurutnya, dalam kurun waktu hampir satu tahun terakhir, persebi tidak mengadakan even seperti tahun-tahun sebelumnya. Justeru yang lebih peduli terhadap kemajuan sepakbola di Bima didominasi pengurus di kecamatan. “Belakangan ini, yang mengadakan even dan turnamen itu teman-teman di kecamatan, sementara Persebi hanya berpangku tangan,” ujar mantan pemain yang pernah memperkuat Mekar Sari Sape dan PSM Mutiara Bima ini.
Maman yang juga anggota Komisi II DPRD Kabupaten Bima mengaku prihatin melihat Persebi periode ini, karena tidak ada kegiatan sama sekali. Hanya inisiatif dari pemerhati dan pecinta sepakbola saja yang mengadakan event. Sementara Persebi sendiri tidak ada program kerja. “Bagaimana caranya persebi mencari bibit muda untuk pemain persebi, jangan sampai asal comot nantinya. Satu tahun itu harus ada event tidak boleh tidak ada. Kalau sudah jadi pengurus itu harus ada program, jika tidak mampu jadi ketua silahkan mundur,” tuturnya.
Lanjutnya, fakumnya Persebi juga disebabkan karena ketua umum sekarang dijabat Drs. H. Syafruddin H. M. Nur, M.Pd yang juga Bupati Bima bukan hasil Muscab, melainkan diangkat begitu saja. Padahal, harusnya pemilihan ketua dilakukan muscab.
Menurutnya, di Bima cukup banyak bibit potensial, bahkan Indra Safri saja sampai datang mencari bibit pemain muda di Bima. Kenapa justeru di Bima sendiri tidak ada yang peduli terhadap bibit – bibit pemain yang potensial saat ini. “Saya sangat priharin melihat persepakbolaan di Bima saat ini, kalau tidak ada program kerja segera muscab untuk mencari ketua yang baru,” pintanya.
Ketua Umum Persebi yang hendak dikonfirmasi, belum berhasil ditemui. Sementara itu, Ketua Harian Persebi, Wahyuddin S.Ag yang dikonfirmasi, mengakui adanya pengangkatan Ketua Umum tanpa melalui Muscab, namun itu dilakukan berdasarkan hasil rapat internal pengurus, dan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan. “Saya tidak menyalahkan jika teman-teman memepartanyakan pengangkatan Ketua Umum yang tidak melalui Muscab, namun karena pada saat itu kondisinya cukup mendesak, sehingga ada pertimbangan dan sudah diputuskan dalam rapat internal pengurus,” jelasnya.
Mengenai program kerja, Wahyuddin menegaskan, setiap tahun Persebi memang harus mengadakan kegiatan (even). Hanya saja pada tahun ini, tidak dilakukan melihat kondisi social masyarakat Bima yang tidak kondusif, sehingga menjadi pertimbangan bagi Persebi untuk menggelar kegiatan.
Selain itu, masalah keuangan juga menjadi kendala untuk kegiatan persebi, karena anggaran persebi masuk dalam nomingklatur KONI, sehingga untuk tahun 2014, baru kegiatan Porprov yang diikuti oleh Persebi. “Untuk kegiatan pembinaan Cabor seperti turnamen, Persebi memang belum melakukan itu, baru kemarin mengikuti porprov. Karena selain kendala keuangan juga karena kondisi sosial yang belum kondusif. Dikhawatirkan turnamen yang diadakan Persebi menjadi pemicu konflik sosial yang masih memanas satu tahun terakhir,” tuturnya.
Namun dirinya menegaskan, bahwa kegiatan yang diadakan di masing-masing kecamatan itu, tetap ada koordinasi dengan Persebi. Karena wasit yang memimpin pertandingan, itu ditunjuk oleh Persebi. Sebab Persebi juga mempunyai fungsi mengawasi, memantau dan mendorong kegiatan di kecamatan. “Kegiatan di kecamatan itu tidak luput dari koordinasi dan pengawasan Persebi, seperti kegiatan di Tambe Kecamatan Bolo dan juga di Sape,” ucapnya.
Dirinya berjanji, dalam waktu dekat pihak persebi akan mengadakan kegiatan open turnamen antar kecamatan untuk menjaring pemain-pemain yang berbakat, termasuk kegiatan pemantapan wasit di masing-masing kecamatan, dan akan diundang Pembina wasit dari propinsi dan pusat. “Insyaallah akan dilaksanakan dalam waktu dekat,” janjinya. (KS-02)
Aminurlah,SE Alias Maman |
Menurutnya, dalam kurun waktu hampir satu tahun terakhir, persebi tidak mengadakan even seperti tahun-tahun sebelumnya. Justeru yang lebih peduli terhadap kemajuan sepakbola di Bima didominasi pengurus di kecamatan. “Belakangan ini, yang mengadakan even dan turnamen itu teman-teman di kecamatan, sementara Persebi hanya berpangku tangan,” ujar mantan pemain yang pernah memperkuat Mekar Sari Sape dan PSM Mutiara Bima ini.
Maman yang juga anggota Komisi II DPRD Kabupaten Bima mengaku prihatin melihat Persebi periode ini, karena tidak ada kegiatan sama sekali. Hanya inisiatif dari pemerhati dan pecinta sepakbola saja yang mengadakan event. Sementara Persebi sendiri tidak ada program kerja. “Bagaimana caranya persebi mencari bibit muda untuk pemain persebi, jangan sampai asal comot nantinya. Satu tahun itu harus ada event tidak boleh tidak ada. Kalau sudah jadi pengurus itu harus ada program, jika tidak mampu jadi ketua silahkan mundur,” tuturnya.
Lanjutnya, fakumnya Persebi juga disebabkan karena ketua umum sekarang dijabat Drs. H. Syafruddin H. M. Nur, M.Pd yang juga Bupati Bima bukan hasil Muscab, melainkan diangkat begitu saja. Padahal, harusnya pemilihan ketua dilakukan muscab.
Menurutnya, di Bima cukup banyak bibit potensial, bahkan Indra Safri saja sampai datang mencari bibit pemain muda di Bima. Kenapa justeru di Bima sendiri tidak ada yang peduli terhadap bibit – bibit pemain yang potensial saat ini. “Saya sangat priharin melihat persepakbolaan di Bima saat ini, kalau tidak ada program kerja segera muscab untuk mencari ketua yang baru,” pintanya.
Ketua Umum Persebi yang hendak dikonfirmasi, belum berhasil ditemui. Sementara itu, Ketua Harian Persebi, Wahyuddin S.Ag yang dikonfirmasi, mengakui adanya pengangkatan Ketua Umum tanpa melalui Muscab, namun itu dilakukan berdasarkan hasil rapat internal pengurus, dan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan. “Saya tidak menyalahkan jika teman-teman memepartanyakan pengangkatan Ketua Umum yang tidak melalui Muscab, namun karena pada saat itu kondisinya cukup mendesak, sehingga ada pertimbangan dan sudah diputuskan dalam rapat internal pengurus,” jelasnya.
Mengenai program kerja, Wahyuddin menegaskan, setiap tahun Persebi memang harus mengadakan kegiatan (even). Hanya saja pada tahun ini, tidak dilakukan melihat kondisi social masyarakat Bima yang tidak kondusif, sehingga menjadi pertimbangan bagi Persebi untuk menggelar kegiatan.
Selain itu, masalah keuangan juga menjadi kendala untuk kegiatan persebi, karena anggaran persebi masuk dalam nomingklatur KONI, sehingga untuk tahun 2014, baru kegiatan Porprov yang diikuti oleh Persebi. “Untuk kegiatan pembinaan Cabor seperti turnamen, Persebi memang belum melakukan itu, baru kemarin mengikuti porprov. Karena selain kendala keuangan juga karena kondisi sosial yang belum kondusif. Dikhawatirkan turnamen yang diadakan Persebi menjadi pemicu konflik sosial yang masih memanas satu tahun terakhir,” tuturnya.
Namun dirinya menegaskan, bahwa kegiatan yang diadakan di masing-masing kecamatan itu, tetap ada koordinasi dengan Persebi. Karena wasit yang memimpin pertandingan, itu ditunjuk oleh Persebi. Sebab Persebi juga mempunyai fungsi mengawasi, memantau dan mendorong kegiatan di kecamatan. “Kegiatan di kecamatan itu tidak luput dari koordinasi dan pengawasan Persebi, seperti kegiatan di Tambe Kecamatan Bolo dan juga di Sape,” ucapnya.
Dirinya berjanji, dalam waktu dekat pihak persebi akan mengadakan kegiatan open turnamen antar kecamatan untuk menjaring pemain-pemain yang berbakat, termasuk kegiatan pemantapan wasit di masing-masing kecamatan, dan akan diundang Pembina wasit dari propinsi dan pusat. “Insyaallah akan dilaksanakan dalam waktu dekat,” janjinya. (KS-02)
COMMENTS