Pasalnya, Santri dari 18 Kecamatan yang diundang oleh Pemerintah Kabupaten Bima ini mendapatkan sajian nasi bungkus basi dari panitia pelaksana Bagian Kesra.
Ribuan Santri yang mengikuti Khataman massal Al-Qur'an di Masjid Nurul Kalbi depan Kantor PU Kabupaten Bima, Rabu (17/12) siang mengeluh dan merasa kecewa. Pasalnya, Santri dari 18 Kecamatan yang diundang oleh Pemerintah Kabupaten Bima ini mendapatkan sajian nasi bungkus basi dari panitia pelaksana Bagian Kesra.
Salah seorang Santri, Mubin (12), asal Desa Bre Kecamatan Belo Kabupaten Bima mengaku, terpaksa harus membuang nasi yang diberikan panitia itu. Sebab nasi bungkus yang diberikan, selain telah basi juga menyebarkan bau tidak sedap. "Mau gimana lagi kak, kalau saya dan teman-teman maksa makan. Saya pasti sakit perut bahkan keracunan,"ujar anak yang masih duduk di Kelas enam SD itu dengan nada kesalnya usai mengikuti Kahataman massal Al-Qur'an di Masjid Nurul Kalbi Rabu (17/12) siang.
Selain Santri dari Kecamatan Belo, Santri lainnya dari Kecamatan Parado Siti Mariam (12), juga mengaku sangat kecewa dan kesal atas ulah panitia penyelenggara itu. Ia dan orangtuanya, terpaksa tidak makan nasi yang diberikan itu. "Tidak hanya kami, semua orang buang nasi yang diberikan itu, karena sudah basi dan bau," katanya ditemani sang ibu.
Jailani Abdullah (39), warga Desa Cenggu yang juga guru ngaji mengaku, Santri yang dia bawa dari Kecamatannya itu ada 75 orang ditambah 10 orang guru ngaji yang mendapingi Santri. "Semua Santri kami, satupun tidak ada yang mengkonsumsi nasi bungkus itu, karena sudah basi,"ungkapnya
Selaku guru ngaji yang tidak mau ambil resiko, ia hanya bisa melarang para santrinya untuk tidak mengkonsumsi nasi bungkus yang diberikan panitia. "Kalau anak-anak keracunan akibat makan nasi basi itu, tentu kami yang salah bahkan bisa diproses Polisi. Lebih baik tidak makan sekalian," tuturnya.
Katanya, sekitar pukul 11.10 Wita, ia serta seluruh santri maupun semua tamu undangan dibagikan makan oleh panitia khataman massal Al-Qur'an itu. "Saat membuka bungkusan nasi, bau tidak sedap keluar. Kamipun langsung membuangnya," katanya.
Dengan adanya kejadian memalukan itu, kedepannya ia mewakili seluruh guru ngaji meminta agar panitia tidak melakukan hal yang seburuk itu. "Kami tidak pernah mengkonsumsi nasi basi di kampung. Seenaknya saja mereka membetikan nasi basi kepada kami. Kalau begini terus, kedepannya kami tidak akan hadir walapun Bupati yang mengundang," ancamnya.
Selain perwakilan guru ngaji dan Santri, Camat Donggo Abubakar, SE juga mengaku sangat kesal dan kecewa dengan kinerja panitia pelaksana. Pasalnya, masyarakatnya diundang bukan untuk mengkonsumsi makanan basi."Kalau tidak ada persediaan, jangan undang masyarakat dan Santri banyak-banyak dong. Kalau warga kami sakit akibat nasi basi itu, apa mereka mau tanggungjawab,"sorotnya singkat di Masjid usai kegiatan berlangsung.
Kabag Kesra Kabupaten Bima. H. Nasrullah, S. Sos membenarkan adanya nasi basi itu. Namun ia mengaku, hanya sebagiannya saja nasi yang dibagikan itu basi. "Itupun, kami telah ganti sengan nasi baru sebanyak 200 bungkus," elaknya tanpa merasa bersalah dan minta maaf pada seluruh Santri, guru ngaji dan orangtua Santri yang datang. (KS-05)
Peserta Khataman Massal |
Selain Santri dari Kecamatan Belo, Santri lainnya dari Kecamatan Parado Siti Mariam (12), juga mengaku sangat kecewa dan kesal atas ulah panitia penyelenggara itu. Ia dan orangtuanya, terpaksa tidak makan nasi yang diberikan itu. "Tidak hanya kami, semua orang buang nasi yang diberikan itu, karena sudah basi dan bau," katanya ditemani sang ibu.
Jailani Abdullah (39), warga Desa Cenggu yang juga guru ngaji mengaku, Santri yang dia bawa dari Kecamatannya itu ada 75 orang ditambah 10 orang guru ngaji yang mendapingi Santri. "Semua Santri kami, satupun tidak ada yang mengkonsumsi nasi bungkus itu, karena sudah basi,"ungkapnya
Selaku guru ngaji yang tidak mau ambil resiko, ia hanya bisa melarang para santrinya untuk tidak mengkonsumsi nasi bungkus yang diberikan panitia. "Kalau anak-anak keracunan akibat makan nasi basi itu, tentu kami yang salah bahkan bisa diproses Polisi. Lebih baik tidak makan sekalian," tuturnya.
Katanya, sekitar pukul 11.10 Wita, ia serta seluruh santri maupun semua tamu undangan dibagikan makan oleh panitia khataman massal Al-Qur'an itu. "Saat membuka bungkusan nasi, bau tidak sedap keluar. Kamipun langsung membuangnya," katanya.
Dengan adanya kejadian memalukan itu, kedepannya ia mewakili seluruh guru ngaji meminta agar panitia tidak melakukan hal yang seburuk itu. "Kami tidak pernah mengkonsumsi nasi basi di kampung. Seenaknya saja mereka membetikan nasi basi kepada kami. Kalau begini terus, kedepannya kami tidak akan hadir walapun Bupati yang mengundang," ancamnya.
Selain perwakilan guru ngaji dan Santri, Camat Donggo Abubakar, SE juga mengaku sangat kesal dan kecewa dengan kinerja panitia pelaksana. Pasalnya, masyarakatnya diundang bukan untuk mengkonsumsi makanan basi."Kalau tidak ada persediaan, jangan undang masyarakat dan Santri banyak-banyak dong. Kalau warga kami sakit akibat nasi basi itu, apa mereka mau tanggungjawab,"sorotnya singkat di Masjid usai kegiatan berlangsung.
Kabag Kesra Kabupaten Bima. H. Nasrullah, S. Sos membenarkan adanya nasi basi itu. Namun ia mengaku, hanya sebagiannya saja nasi yang dibagikan itu basi. "Itupun, kami telah ganti sengan nasi baru sebanyak 200 bungkus," elaknya tanpa merasa bersalah dan minta maaf pada seluruh Santri, guru ngaji dan orangtua Santri yang datang. (KS-05)
COMMENTS