Pasca dilakukan serah terima jabatan akhir Desember 2014 lalu, Kepala SDN Inpres Lesu Desa Raba Kecamatan Wawo yang baru, Ruslin, S.Pd. SD, tampaknya belum bisa berkonsentrasi
Pasca dilakukan serah terima jabatan akhir Desember 2014 lalu, Kepala SDN Inpres Lesu Desa Raba Kecamatan Wawo yang baru, Ruslin, S.Pd. SD, tampaknya belum bisa berkonsentrasi penuh untuk membenahi dan memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan di sekolah setempat. Terutama yang berkaitan dengan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siswa.
Kenapa demikian? Karena sekolah dasar yang baru dipimpinnya kurang lebih satu bulan tersebut, saat ini ternyata menyisakan utang yang cukup banyak. Terutama utang buku kurikulum 2013 (K-13) sebesar, Rp.10 juta. “Untuk sementara ini, saya belum bisa vokus mengurus dan membenahi sekolah, terutama proses KBM, karena sampai saat ini saya masih sibuk mencari uang diluar untuk menebus utang sekolah, terutama utang buku Kurikulum 2013 yang mencapai, Rp. 10 juta tersebut,” ujar Kasek SDN Inpres Lesu, Ruslin, S.Pd. SD kepada Koran ini Senin (19/1).
Menurutnya, sejak dilantik oleh Bupati Bima menjadi kepala SDN Inpres Lesu awal Desember 2014 lalu, ia sebenarnya telah memiliki hasrat dan keinginan yang kuat untuk melakukan pembenahan dan perbaikan di sekolah setempat, dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yang telah dicita-citakan bersama. Namun apa hendak dikata, ketika pertama kali menginjakan kakinya disalah satu sekolah dasar yang berlokasi diujung timur wilayah Desa Raba itu, dirinya langsung dihadapkan pada persoalan utang piutang yang tentunya utang tersebut harus dilunasi dan ditebus oleh pihaknya selaku kepala sekolah yang baru.
Ruslin menegaskan, persoalan utang di sekolah terutama utang buku K13 sebanyak, Rp. 10 juta tersebut, sebenarnya merupakan kewajiban kepala sekolah yang lama atau Plt. Kepala SDN Inpres Lesu, H. Kmdn, yang melunasinya melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Triwulan terakhir tahun 2014 lalu. Namun sayangnya, hingga saat ini Plt. Kasek yang bersangkutan enggan membayar utang buku tersebut walaupun separuhnya saja.
Bahkan mantan Plt. Kasek itu membebankan semua kepada pihaknya untuk melunasi seluruh utang sekolah yang ditinggalkannya, terutama utang buku K13 dimaksud. Akibatnya, sampai saat ini pihaknya terpaksa mencari uang kesana kemari bahkan meminjam kepada orang lain untuk melunasi semua utang yang ditinggalkan oleh Plt. Kasek, karena utang buku tersebut terus ditagih oleh pihak di Dinas Dikpora Kabupaten Bima maupun oleh pihak penerbit buku K13 kepada pihaknya selaku Kasek SDN Inpres Lesu yang baru.
“Sebenarnya persoalan utang seperti ini jangan dibebankan pada saya semua untuk melunasinya, tapi harus bayar secara patungan dengan Kasek yang lama, karena ini bukan utang pribadi saya tapi utang sekolah yang sama-sama harus kita pertanggungjawabkan,” cetusnya.
Mantan guru SDN 1 Kambilo tersebut menambahkan, keinginan dirinya untuk melunasi utang dengan cara patungan tersebut mengacu pada sejumlah kepala sekolah lain, khususnya diwilayah Kecamatan Wawo yang telah dirotasi dan mutasi oleh Bupati Bima Desember 2014 lalu. Karena dari sepuluh Kasek di Kecamatan Wawo yang dilantik oleh Bupati Bima tersebut, mereka yang memiliki utang di sekolah. Seperti utang buku K13 semuanya sudah dilunasi secara patungan oleh Kasek lama dan Kasek yang baru.
Hanya mantan Plt. Kasek SDN Inpres Lesu sajalah yang tidak mau membayar utang dengan cara patungan seperti ini. “Tapi biarlah saya yang menanggung semuanya, karena ini memang sudah menjadi resiko dan tanggungjawab saya sebagai kepala sekolah yang baru di SDN Inpres Lesu,” tandas Ruslin. (KS-03)
Kenapa demikian? Karena sekolah dasar yang baru dipimpinnya kurang lebih satu bulan tersebut, saat ini ternyata menyisakan utang yang cukup banyak. Terutama utang buku kurikulum 2013 (K-13) sebesar, Rp.10 juta. “Untuk sementara ini, saya belum bisa vokus mengurus dan membenahi sekolah, terutama proses KBM, karena sampai saat ini saya masih sibuk mencari uang diluar untuk menebus utang sekolah, terutama utang buku Kurikulum 2013 yang mencapai, Rp. 10 juta tersebut,” ujar Kasek SDN Inpres Lesu, Ruslin, S.Pd. SD kepada Koran ini Senin (19/1).
Menurutnya, sejak dilantik oleh Bupati Bima menjadi kepala SDN Inpres Lesu awal Desember 2014 lalu, ia sebenarnya telah memiliki hasrat dan keinginan yang kuat untuk melakukan pembenahan dan perbaikan di sekolah setempat, dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yang telah dicita-citakan bersama. Namun apa hendak dikata, ketika pertama kali menginjakan kakinya disalah satu sekolah dasar yang berlokasi diujung timur wilayah Desa Raba itu, dirinya langsung dihadapkan pada persoalan utang piutang yang tentunya utang tersebut harus dilunasi dan ditebus oleh pihaknya selaku kepala sekolah yang baru.
Ruslin menegaskan, persoalan utang di sekolah terutama utang buku K13 sebanyak, Rp. 10 juta tersebut, sebenarnya merupakan kewajiban kepala sekolah yang lama atau Plt. Kepala SDN Inpres Lesu, H. Kmdn, yang melunasinya melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Triwulan terakhir tahun 2014 lalu. Namun sayangnya, hingga saat ini Plt. Kasek yang bersangkutan enggan membayar utang buku tersebut walaupun separuhnya saja.
Bahkan mantan Plt. Kasek itu membebankan semua kepada pihaknya untuk melunasi seluruh utang sekolah yang ditinggalkannya, terutama utang buku K13 dimaksud. Akibatnya, sampai saat ini pihaknya terpaksa mencari uang kesana kemari bahkan meminjam kepada orang lain untuk melunasi semua utang yang ditinggalkan oleh Plt. Kasek, karena utang buku tersebut terus ditagih oleh pihak di Dinas Dikpora Kabupaten Bima maupun oleh pihak penerbit buku K13 kepada pihaknya selaku Kasek SDN Inpres Lesu yang baru.
“Sebenarnya persoalan utang seperti ini jangan dibebankan pada saya semua untuk melunasinya, tapi harus bayar secara patungan dengan Kasek yang lama, karena ini bukan utang pribadi saya tapi utang sekolah yang sama-sama harus kita pertanggungjawabkan,” cetusnya.
Mantan guru SDN 1 Kambilo tersebut menambahkan, keinginan dirinya untuk melunasi utang dengan cara patungan tersebut mengacu pada sejumlah kepala sekolah lain, khususnya diwilayah Kecamatan Wawo yang telah dirotasi dan mutasi oleh Bupati Bima Desember 2014 lalu. Karena dari sepuluh Kasek di Kecamatan Wawo yang dilantik oleh Bupati Bima tersebut, mereka yang memiliki utang di sekolah. Seperti utang buku K13 semuanya sudah dilunasi secara patungan oleh Kasek lama dan Kasek yang baru.
Hanya mantan Plt. Kasek SDN Inpres Lesu sajalah yang tidak mau membayar utang dengan cara patungan seperti ini. “Tapi biarlah saya yang menanggung semuanya, karena ini memang sudah menjadi resiko dan tanggungjawab saya sebagai kepala sekolah yang baru di SDN Inpres Lesu,” tandas Ruslin. (KS-03)
COMMENTS