$type=carousel$sn=0$cols=4$va=0$count=5$show=home

Pengakuan Keluarga, Ibu dan Saudari IF Ditelanjangi Polisi

Keluarga IF (28), warga Kelurahan Penato,i Kecamatan Mpunda Kota Bima yang sempat ditangkap karena dugaan terlibat jaringan terorisme

Keluarga IF (28), warga Kelurahan Penato,i Kecamatan Mpunda Kota Bima yang sempat ditangkap karena dugaan terlibat jaringan terorisme memberikan pernyataan mengejutkan terkait penggeledahan oleh Aparat Kepolisian, Kamis (8/1) lalu di kediaman oknum. 

Pihak keluarga mengaku ditelanjangi tim gabungan Polisi saat penggeledahan di kediamannya. Parahnya, yang ditelanjangi bukan keluarga dari kaum adam, tapi tiga orang wanita. Ketiga orang itu yakni ibu dan dua orang saudara perempuan IF yang sempat diamankan Polisi. Belakangan IF, dilepaskan kembali oleh Kepolisian karena diduga tak cukup bukti keterlibatannya.

Pernyataan itu disampaikan Abdul Gafar (40), saudara kandung IF yang nomor tiga saat menggelar kongfrensi pers Minggu (11/01) di kediaman ibunya. Katanya, permintaan anggota Polisi Wanita (Polwan) untuk membuka busana saat penggrebekan berlangsung sempat ditolak. Tapi, polisi bersih keras menelanjangi ibu dan dua saudara perempuanya. Dalih mereka (Polisi), untuk kepentingan tugas.

”Ibu dan saudara perempuan saya dimasukan dalam satu kamar, mereka disuruh buka baju dan celana. Namun, ditolak karena menyangkut aurat. Meski alasan aurat, tapi Polisi ngotot dengan alasan tugas,” katanya didampingi IF dan keluarga lainnya, Minggu (11/1) siang.

Saat penggeledahan berlangsung, beberapa anggota gabungan polisi dan Densus 88 bersenjata lengkap dengan penutup muka menggeledah rumah orang tuanya. Saat itu, hanya ada lima orang anggota keluarga yang ada dalam rumah tersebut. Ia mengaku, keluarganya termasuk keponakannya yang masih berumur lima tahun mengalami trauma berkepanjangan atas insiden membabi buta tersebut.

“Kami kaget, ketok pintu lalu mereka masuk dengan menodong senjata laras panjang. Kami tidak tahu mereka mau berperang dengan siapa, karena yang ada dirumah hanya tiga orang perempuan, ipar saya dan anaknya yang masih belia,” ujarnya.

Saat peristiwa penggeledahan berlangsung lanjut Abdul, keponakannya menangis histeris karena takut. Merasa iba dengan anaknya yang menangis ketakutan, sang ibu meminta ijin pada Polisi untuk menjauhkan anak dari tempat kejadian itu. Tetapi, tidak diijinkan. ”Polisi tidak mengijinkan ponakan saya dijauhkan dari tempat kejadian, padahal anak ini menangis ketakutan. Dimana naluri mereka (polisi) saat itu,” tandasnya.

Pada kesempatan itu, Abdul Gafar menyatakan keberatan atas kejadian yang menimpa keluarganya. Mengingat tidak hanya perlakuan tidak manusiawi, melainkan juga sejumlah barang dirumah ini dibawa Polisi. Diantaranya, 11 unit Hp, termasuk Ponsel untuk keperluan bisnis pulsa, kartu Hp, Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli dan barang lain yang hingga saat ini belum dikembalikan. ”Saya minta polisi mengembalikan barang-barang yang disita, jangan sampai keluarga besar saya bertindak,” pintanya.

Ia menambahkan, kecurigaan Polisi terhadap keluarganya yang masuk dalam jaringan teroris tidak beralasan. Masalahnya, tidak ada aktivitas yang perlu dicurigai, karena sang ibu hanya berprofesi sebagai penjual kue, ipar kontraktor, saudara perempuan bisnis pulsa dan adiknya IF yang diamankan bekerja sebagai karyawan salah satu perusahaan swasta di Bima. ”Sebenarnya, apa yang mereka curigai, adik bungsu saya (IF) yang diamankan sama sekali tidak tahu dengan jaringan seperti yang dicurigai. Jangankan sholat lima waktu, pergi Jumat aja jarang,” terangnya.

Atas kejadian itu, dia bersama keluarga besarnya berencana menuntut pihak Kepolisian. Bahkan, diminta Kapolresta Bima Kota segera meminta maaf secara terbuka pada keluarganya demi pemulihan nama baik. “Saya minta Kapolres datang kerumah saya untuk minta maaf. Termasuk, anggota Penyidik Sat Reskrim, Dvd yang memaksa ibu saya menandatangani BAP tanpa disuruh membaca lebih dulu isi BAP tersebut,” tegasnya.

Pihak Kepolisian Resort Bima Kota belum berhasil dikonfirmasi terkait dengan pengakuan keluarga IF. Pasalnya, Kepolisian terkesan tertutup dan sulit ditemui awak media setiap ada persoalan yang ingin dikonfirmasi. (KS-09/KS-13)

COMMENTS

BLOGGER




Nama

Featured,1630,Hukum Kriminal,2144,Kesehatan,387,Korupsi,753,Olahraga,236,Opini,134,Pemerintahan,1561,Pendidikan,832,Politik,1277,Sosial Ekonomi,2606,
ltr
item
Koran Stabilitas: Pengakuan Keluarga, Ibu dan Saudari IF Ditelanjangi Polisi
Pengakuan Keluarga, Ibu dan Saudari IF Ditelanjangi Polisi
Keluarga IF (28), warga Kelurahan Penato,i Kecamatan Mpunda Kota Bima yang sempat ditangkap karena dugaan terlibat jaringan terorisme
Koran Stabilitas
https://www.koranstabilitas.com/2015/01/pengakuan-keluarga-ibu-dan-saudari-if.html
https://www.koranstabilitas.com/
https://www.koranstabilitas.com/
https://www.koranstabilitas.com/2015/01/pengakuan-keluarga-ibu-dan-saudari-if.html
true
8582696224840651461
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy