Akibatnya, sejumlah wilayah di Kota Bima terendam banjir karena dampak sungai utama yang menghubungkan dengan Kecamatan Wawo meluap.
Hujan lebat yang mengguyur Kota Bima dan beberapa wilayah Kabupaten Bima, Sabtu (24/1) sore menyebabkan banjir besar. Akibatnya, sejumlah wilayah di Kota Bima terendam banjir karena dampak sungai utama yang menghubungkan dengan Kecamatan Wawo meluap. Ratusan warga terpaksa mengungsi karena rumah mereka ikut terendam.
Berdasarkan pantauan wartawan, wilayah terparah terkena banjir yakni yang berada di daerah bantaran sungai. Mulai dari Lampe, Dodu, Kodo, Kumbe, Rabadompu dan Kampung Sigi Kelurahan Paruga dan Tanjung. Banjir besar memang terlihat ketika wartawan bertolak dari Kecamatan Wawo menuju Kota Bima. Daerah dataran tinggi ini juga dilanda hujan lebat.
Banjir kiriman inilah yang diperkirakan menghantam Kota Bima karena saluran air sungai yang saling menghubungkan. Banjir mulai terjadi sekitar pukul 17.30 Wita usai hujan lebat mengguyur. Debit air perlahan mulai meninggi hingga berangsur-angsur meluap dari sungai merendam sekitar ratusan rumah warga.
Di Dodu, tidak hanya rumah warga yang diterjang banjir, ratusan hektar lahan pertanian warga yang baru ditanami padi juga hancur disapu banjir. Begitupun di Lampe lahan pertanian warga disisi selatan sungai direndam banjir. Sementara di Kodo, rumah warga yang berada dipinggir sungai digenangi air hingga diperkirakan satu meter lebih.
Sepanjang jalan, warga terlihat berusaha mengevakuasi barang-barang dalam rumahnya. Ada juga yang mencari ternaknya yang hanyut dibawa banjir. Sanak keluarga warga yang menjadi korban banjir juga ikut membantu mengevakuasi barang-barang mereka dalam rumah.
Di pusat Kota Bima, ratusan rumah warga seperti di Kampung Sigi Kelurahan Paruga dan Tanjung digenangi banjir setinggi paha orang dewasa. Ketinggian air mulai terjadi sekitar pukul 18.00 Wita dan terus naik hingga masuk ke pemukiman warga sekitar pukul 20.00 Wita. Luapan banjir juga menyebar ke ruas jalan kompleks pertokoan Pasar Raya Bima, Sabtu malam.
Belum ada data resmi dari BPBD berapa jumlah kerugian materil dan rumah warga yang terendam banjir. Namun, akibat banjir itu warga yang menjadi korban terpaksa mengungsi ke rumah tetangga dan keluarga terdekat untuk bermalam. Hingga pukul 22.00 Wita, warga korban banjir masih terlihat sibuk mengevakuasi barang-barang mereka. Setelah air perlahan surut, mereka mulai membersihkan bekas lumpur dan sampah yang dibawa banjir. Kesibukan itu masih terlihat sampai, Minggu (25/1) pagi.
Warga Kampung Sigi, Rafi’in mengaku, banjir kali ini merupakan yang terparah selama beberapa tahun terakhir. Akibat besarnya banjir, saluran sungai Padolo tak mampu menampung air sehingga meluap ke rumah penduduk di sekitar bantaran sungai. Termasuk rumahnya ikut terendam banjir hingga ketinggian mencapai paha orang dewasa.
“Debit air sangat tinggi, arusnya juga kencang. Kita terpaksa mengungsi dulu ke rumah keluarga dan mengevakuasi barang-barang dari dalam rumah,” ujarnya.
Rafi’in berharap, Pemerintah Kota Bima segera turun tangan untuk membantu warga yang menjadi korban banjir. Minimal memberikan bantuan tenaga melalui dinas terkait untuk membersihkan lingkungan yang direndam lumpur. (KS-13)
Ilustrasi Banjir |
Banjir kiriman inilah yang diperkirakan menghantam Kota Bima karena saluran air sungai yang saling menghubungkan. Banjir mulai terjadi sekitar pukul 17.30 Wita usai hujan lebat mengguyur. Debit air perlahan mulai meninggi hingga berangsur-angsur meluap dari sungai merendam sekitar ratusan rumah warga.
Di Dodu, tidak hanya rumah warga yang diterjang banjir, ratusan hektar lahan pertanian warga yang baru ditanami padi juga hancur disapu banjir. Begitupun di Lampe lahan pertanian warga disisi selatan sungai direndam banjir. Sementara di Kodo, rumah warga yang berada dipinggir sungai digenangi air hingga diperkirakan satu meter lebih.
Sepanjang jalan, warga terlihat berusaha mengevakuasi barang-barang dalam rumahnya. Ada juga yang mencari ternaknya yang hanyut dibawa banjir. Sanak keluarga warga yang menjadi korban banjir juga ikut membantu mengevakuasi barang-barang mereka dalam rumah.
Di pusat Kota Bima, ratusan rumah warga seperti di Kampung Sigi Kelurahan Paruga dan Tanjung digenangi banjir setinggi paha orang dewasa. Ketinggian air mulai terjadi sekitar pukul 18.00 Wita dan terus naik hingga masuk ke pemukiman warga sekitar pukul 20.00 Wita. Luapan banjir juga menyebar ke ruas jalan kompleks pertokoan Pasar Raya Bima, Sabtu malam.
Belum ada data resmi dari BPBD berapa jumlah kerugian materil dan rumah warga yang terendam banjir. Namun, akibat banjir itu warga yang menjadi korban terpaksa mengungsi ke rumah tetangga dan keluarga terdekat untuk bermalam. Hingga pukul 22.00 Wita, warga korban banjir masih terlihat sibuk mengevakuasi barang-barang mereka. Setelah air perlahan surut, mereka mulai membersihkan bekas lumpur dan sampah yang dibawa banjir. Kesibukan itu masih terlihat sampai, Minggu (25/1) pagi.
Warga Kampung Sigi, Rafi’in mengaku, banjir kali ini merupakan yang terparah selama beberapa tahun terakhir. Akibat besarnya banjir, saluran sungai Padolo tak mampu menampung air sehingga meluap ke rumah penduduk di sekitar bantaran sungai. Termasuk rumahnya ikut terendam banjir hingga ketinggian mencapai paha orang dewasa.
“Debit air sangat tinggi, arusnya juga kencang. Kita terpaksa mengungsi dulu ke rumah keluarga dan mengevakuasi barang-barang dari dalam rumah,” ujarnya.
Rafi’in berharap, Pemerintah Kota Bima segera turun tangan untuk membantu warga yang menjadi korban banjir. Minimal memberikan bantuan tenaga melalui dinas terkait untuk membersihkan lingkungan yang direndam lumpur. (KS-13)
COMMENTS