oleh : Anhar Donggo Penulis merupakan Wartawan Koran Stabilitas
Oleh : Anhar Donggo
Penulis merupakan Wartawan Koran Stabilitas
Dalam beberapa tahun terakhir ini, dunia pendidikan di Daerah Bima seolah tidak pernah jauh dari prilaku berbau amoral. Tahun 2014 lalu, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Bima dihebohkan atas beredarnya video mesum antar pelajar SMA di Kecamatan Palibelo. Kasus itu menyita perhatian publik, karena video mesum itu diperankan pelajar lengkap seragam sekolahnya.
Insiden beredarnya video mesum antar pelajar belum tuntas, dunia pendidikan kembali digegerkan dengan beredarnya video mesum oknum guru di Kecamatan Madapangga. Dalam video yang berdurasi 17 Menit lebih itu tampak jelas oknum tenaga pendidik berjenis kelamin wanita sedang melakukan hubungan badan dengan seorang pria yang hingga saat ini belum diketahui pasti identitasnya.
Prilaku tak mendidik (amoral) dan menyimpang seolah akrab dengan dunia pendidikan. Sehingga, perbuatan tak terpuji semacam itu kembali terulang dari tahun ke tahun. Buktinya, tindakan yang menodai citra dunia pendidikan tidak saja berhenti di tahun 2014, tapi terulang di tahun 2015. Hanya saja, perbuatan itu belum mengarah pada hubungan suami istri dan tidak diabadikan dalam sebuah rekaman video. Celakanya, kali ini bukan antar pelajar dengan pelajar, oknum guru dengan sang kekasih seperti yang terjadi di tahun sebelumnya. Melainkan, oknum tenaga pendidik yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap delapan orang anak didiknya.
Dugaan amoral yang merusak masa depan para siswi itu dilakukan oknum guru olahraga yang merangkap jabatan sebagai Wakasek Kesiswaan SMAN I Monta. Tragisnya, para korban tidak saja disinyalir diintrogasi dengan sejumlah pertanyaan berbau asusila, tapi juga sempat ditelanjangi. Hingga, korban mengadukan insiden yang terjadi di Ruangan Sium Drum Band Sekolah tersebut ke orang tua mereka masing-masing. Praktis, keluarga para korban melaporkan persoalan itu pada Aparat Penegak Hukum Polres Bima Kabupaten.
Namun dugaan asusila terhadap anak dibawah umur tidak saja memperoleh perhatian Kepolisian, tapi juga kecaman, kutukan dari kalangan Akademisi dan Komisi IV DPRD, termasuk Pemerintah Kabupaten Bima melalui Dikpora. Konyolnya, oknum itu malah membantah kejadian tersebut dengan dalih pembinaan dalam bingkai pendidikan.
Ditahun yang sama, dugaan amoral juga menghebohkan Dikpora Kota Bima. Parahnya, prilaku bejat yang merusak nama besar dunia pendidikan dilakukan oknum Kasek SDN 13 Kota Bima, Abidin. Oknum Kasek itu diduga kuat menggauli salah seorang gadis hingga hamil. Fatalnya, korban ditelantarkan begitu saja setelah diketahui mengandung janin hasil hubungan intim dengan oknum Kasek tersebut.
Mungkin itu beberapa prilaku amoral didunia pendidikan yang terjadi di tahun 2014 hingga memasuki 2015 ini. Belum ditahun-tahun sebelumnya, namun bukan hanya melibatkan oknum yang mengabdi pada dunia pendidikan, tapi juga lingkup Pemerintah Kota dan Kabupaten Bima. (***)
COMMENTS