Rumah panggung sembilan tiang miliknya hancur setelah dihantam batu besar, Sabtu (21/2) lalu.
Hujan deras yang mengguyur Kota Bima dan sekitarnya, Jum’at (20/2) lalu membuat struktur tanah tidak stabil. Hal itu menyebabkan terjadinya potensi longsor dan ancaman jatuhnya batu dari pegunungan. Seperti dialami Suaeb Yasin (50) warga RT 14 RW 05 Lingkungan Busu Kelurahan Ntobo. Rumah panggung sembilan tiang miliknya hancur setelah dihantam batu besar, Sabtu (21/2) lalu.
Batu itu berasal dari lereng gunung setempat dan tiba-tiba saja terjatuh menghantam rumahnya. Beruntung saat itu tidak ada korban jiwa karena pemilik rumah cepat menghindar dan menyelematkan diri. Namun kerusakan rumah menyebabkan Suaeb merugi sekitar Rp.50 juta.
Pada wartawan ini korban menceritakan, sebelum kejadian dia bersama istrinya Haisa dan empat anaknya sedang duduk santai dalam rumah. Setelah mendengar bunyi dentuman batu yang turun dari lereng gunung, langsung keluar dan menyelamatkan diri. “Untung saja tidak ada korban dalam musibah ini, kami hanya mengalami kerugian harta benda saja. Seperti satu unit televisi dan satu unit DVD serta barang-barang berharga lainnya,” kisah dia saat ditemui Minggu (22/2) di kediamannya.
Pasca insiden itu, Suaeb bersama istri dan anak untuk sementara belum ada tempat tinggal karena kondisi rumah tidak bisa digunakan lagi. Ia berharap, agar pihak Pemerintah Kota Bima melalui dinas terkait segera turun membantu perbaikan rumahnya. “Setiap musibah datang kita tidak tahu kapan datangnya dan jangan hanya menyalahkan pemerintah saja untuk mempertanggung jawabkannya, sekaligus mengharapkan bantuan semata. Tapi yang harus kita pikirkan bagaimana untuk mengantisipasi kejadian yang akan datang dikemudian hari nanti,” ujar. (KS-04)
Batu itu berasal dari lereng gunung setempat dan tiba-tiba saja terjatuh menghantam rumahnya. Beruntung saat itu tidak ada korban jiwa karena pemilik rumah cepat menghindar dan menyelematkan diri. Namun kerusakan rumah menyebabkan Suaeb merugi sekitar Rp.50 juta.
Pada wartawan ini korban menceritakan, sebelum kejadian dia bersama istrinya Haisa dan empat anaknya sedang duduk santai dalam rumah. Setelah mendengar bunyi dentuman batu yang turun dari lereng gunung, langsung keluar dan menyelamatkan diri. “Untung saja tidak ada korban dalam musibah ini, kami hanya mengalami kerugian harta benda saja. Seperti satu unit televisi dan satu unit DVD serta barang-barang berharga lainnya,” kisah dia saat ditemui Minggu (22/2) di kediamannya.
Pasca insiden itu, Suaeb bersama istri dan anak untuk sementara belum ada tempat tinggal karena kondisi rumah tidak bisa digunakan lagi. Ia berharap, agar pihak Pemerintah Kota Bima melalui dinas terkait segera turun membantu perbaikan rumahnya. “Setiap musibah datang kita tidak tahu kapan datangnya dan jangan hanya menyalahkan pemerintah saja untuk mempertanggung jawabkannya, sekaligus mengharapkan bantuan semata. Tapi yang harus kita pikirkan bagaimana untuk mengantisipasi kejadian yang akan datang dikemudian hari nanti,” ujar. (KS-04)
COMMENTS