Aksi penyegelan itu merupakan buntut protes masyarakat terhadap kehadiran perusahaan arang milik Investor asal Surabaya.
Sejumlah kelompok masyarakat, Senin (2/2) kemarin melakukan penyegelan terhadap kantor Camat Parado, Kantor UPTD Dinas Kehutanan, Kantor Desa Kanca dan Kantor Desa Kuta. Aksi penyegelan itu merupakan buntut protes masyarakat terhadap kehadiran perusahaan arang milik Investor asal Surabaya.
Kelompok masyarakat di Kecamatan Parado dan sekitarnya menolak kehadiran perusahaan tersebut. Pasalnya, kehadiran perusahaan arang ini makin menambah marak kegiatan ilegal logging atau pembalakan hutan secara liar dan akan terus merusak kelestarian hutan tutupan di wilayah setempat.
Korlap Maturahman yang dikonfirmasi koran ini, menyebutkan aksi penyegelan bersama warga dilakukan mulai kemarin. Aksi penyegelan itu sebagai bentuk protes atas hadirnya perusahaan arang milik investor asal Surabaya. Di mana perusahaan yang sudah pernah mendrop arang untuk dijual ini diduga akan menambah marak aksi ilegal logging terhadap kelestarian hutan tutupan negara yang wilayah Kecamatan Parado dan sekitarnya.
Oleh karenannya, pihaknya menuntut agar perusahaan arang ini ditutup dan dilarang beroperasi. Apalagi, kehadiran perusahaan tersebut dan bisa beroperasi tanpa ada izin dari Dinas Kehutanan Kabupaten Bima. “Sudah dua minggu perusahaan ini beroperasi,” tutur Maturahman.
Aksi penyegelan tersebut, katanya, akan dilakukan hingga Bupati Bima beserta Kepala Dinas Kehutanan turun ke lokasi dan meluhat langsung keberadaan perusahaan arang ini beserta dampaknya terhadap lingkungan. “Kalau hingga satu atau dua minggu Bupati, Kepala Dinas Kehutanan tidak datang, maka selama itu kami akan melakukan penyegelan,” tegas Maturahman.
Sebenarnya, lanjut Maturahman, pihak Camat sendiri sudah pernah menegur pihak perusahaan ini agar menutup operasi. Namun, teguran tersebut tidak diindahkan. Begitu juga dari pihak UPTD Dinas Kehutanan dan masyarakat juga pernah menegur, namun pihak perusahaan tetap tak bergeming dan melanjutkan operasi. Kehadiran perusahaan arang ini, tambahnya, karena dibantu oleh beberapa oknum warga Mar SH yang merupakan PNS dan Has alias Daus. (KS-13)
Kelompok masyarakat di Kecamatan Parado dan sekitarnya menolak kehadiran perusahaan tersebut. Pasalnya, kehadiran perusahaan arang ini makin menambah marak kegiatan ilegal logging atau pembalakan hutan secara liar dan akan terus merusak kelestarian hutan tutupan di wilayah setempat.
Korlap Maturahman yang dikonfirmasi koran ini, menyebutkan aksi penyegelan bersama warga dilakukan mulai kemarin. Aksi penyegelan itu sebagai bentuk protes atas hadirnya perusahaan arang milik investor asal Surabaya. Di mana perusahaan yang sudah pernah mendrop arang untuk dijual ini diduga akan menambah marak aksi ilegal logging terhadap kelestarian hutan tutupan negara yang wilayah Kecamatan Parado dan sekitarnya.
Oleh karenannya, pihaknya menuntut agar perusahaan arang ini ditutup dan dilarang beroperasi. Apalagi, kehadiran perusahaan tersebut dan bisa beroperasi tanpa ada izin dari Dinas Kehutanan Kabupaten Bima. “Sudah dua minggu perusahaan ini beroperasi,” tutur Maturahman.
Aksi penyegelan tersebut, katanya, akan dilakukan hingga Bupati Bima beserta Kepala Dinas Kehutanan turun ke lokasi dan meluhat langsung keberadaan perusahaan arang ini beserta dampaknya terhadap lingkungan. “Kalau hingga satu atau dua minggu Bupati, Kepala Dinas Kehutanan tidak datang, maka selama itu kami akan melakukan penyegelan,” tegas Maturahman.
Sebenarnya, lanjut Maturahman, pihak Camat sendiri sudah pernah menegur pihak perusahaan ini agar menutup operasi. Namun, teguran tersebut tidak diindahkan. Begitu juga dari pihak UPTD Dinas Kehutanan dan masyarakat juga pernah menegur, namun pihak perusahaan tetap tak bergeming dan melanjutkan operasi. Kehadiran perusahaan arang ini, tambahnya, karena dibantu oleh beberapa oknum warga Mar SH yang merupakan PNS dan Has alias Daus. (KS-13)
COMMENTS