Pihak Kepolisian Resort Bima Kota melalui Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) saat ini telah memeriksa tiga pejabat Pemerintah Kota Bima
Pihak Kepolisian Resort Bima Kota melalui Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) saat ini telah memeriksa tiga pejabat Pemerintah Kota Bima sebagai saksi terkait kasus dugaan korupsi pengadaan tanah di wilayah Kecamatan Rabadompu Kota Bima Tahun 2009 lalu, yang menyeret nama isteri Walikota Bima Hj. Yani Marlina.
Ilustrasi Tanah
Informasi yang dihimpun wartawan Koran Stabilitas dua pekan terakhir ini, pemeriksaan terhadap tiga pejabat Pemerintah Kota Bima yang belum diketahui identitasnya itu dilakukan Penyidik Tipikor pekan lalu. Ketiganya, diperiksa secara maraton seputar pengadaan tanah di Raba Dompu Tahun 2009 lalu.
Setelah, Umi Yani (Sapaan Hj Yani Marlina) sendiri diperiksa beberapa waktu lalu dalam kasus yang sama. Pekan depan ini, Penyidik berencana untuk kembali melakukan pemanggilan terhadap beberapa orang saksi lainnya yang masih dalam kalangan Pejabat Pemkot.
Selain pemanggilan para pejabat, pekan depan ini, Tim BPKP Mataram berencana akan ke Kota Bima mengaudit kerugian negara terkait kasus dugaan korupsi Pengadaan Tanah di Kelurahan Penaraga senilai Ratusan Juta, yang menyeret nama Mantan Kabag Tatapem Pemkot Bima, H. Sahrullah, SH MH.
Informasi yang diperoleh, rencana Tim BPKP untuk melakukan audit kerugian negara atas kasus itu, dilakukan usai Penyidik Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Sat Reskrim Polres Bima Kota memeriksa belasan saksi dari kalangan Pejabat termasuk Walikota Bima HM. Qurais H. Abidin dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bima Ir. M. Rum.
Pasca kasus dugaan korupsi tersebut naik ke publik, hingga adanya penetapan tersangka yang dilakukan Penyidik Tipikor terhadap H. Sahrullah selaku otak dalam kasus itu beberapa bulan lalu. Sebanyak 14 orang saksipun, telah diperiksa hingga pekan lalu. Tidak menutup kemungkinan, masih ada lagi saksi-saksi yang akan diperiksa oleh Penyidik.
Sebab, dalam kasus itu diduga ada keterlibatan pihak lain yang secara bersama-sama ikut menikmati anggaran tersebut. Utuk pengiriman berkas tahap satu kasus tersebut ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Raba Bima, saat ini belum dilakukan. Karena, Penyidik masih menunggu hasil audit dari BPKP Mataram. Tentu, berkas tahap satu kasus itu baru bisa dikirim ke Kejari Raba Bima untuk diteliti, setelah hasil auditnya telah dikantongi oleh Penyidik itu sendiri.
Kasat Reserse dan Kriminal Polres Bima Kota AKP. Wendi Oktariansyah, S. Ik yang hendak dikonfirmasi wartawan terkait kasus tersebut hingga saat ini belum berhasil ditemui. Namun, semua kasus korupsi yang tengah ditangani saat ini dipastikan terus berjalan dan harga mati bagi semua Penyidik untuk terus mengungkap kasus yang diindikasi merugikan negara itu. (KS-05)
Ilustrasi Tanah
Informasi yang dihimpun wartawan Koran Stabilitas dua pekan terakhir ini, pemeriksaan terhadap tiga pejabat Pemerintah Kota Bima yang belum diketahui identitasnya itu dilakukan Penyidik Tipikor pekan lalu. Ketiganya, diperiksa secara maraton seputar pengadaan tanah di Raba Dompu Tahun 2009 lalu.
Setelah, Umi Yani (Sapaan Hj Yani Marlina) sendiri diperiksa beberapa waktu lalu dalam kasus yang sama. Pekan depan ini, Penyidik berencana untuk kembali melakukan pemanggilan terhadap beberapa orang saksi lainnya yang masih dalam kalangan Pejabat Pemkot.
Selain pemanggilan para pejabat, pekan depan ini, Tim BPKP Mataram berencana akan ke Kota Bima mengaudit kerugian negara terkait kasus dugaan korupsi Pengadaan Tanah di Kelurahan Penaraga senilai Ratusan Juta, yang menyeret nama Mantan Kabag Tatapem Pemkot Bima, H. Sahrullah, SH MH.
Informasi yang diperoleh, rencana Tim BPKP untuk melakukan audit kerugian negara atas kasus itu, dilakukan usai Penyidik Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Sat Reskrim Polres Bima Kota memeriksa belasan saksi dari kalangan Pejabat termasuk Walikota Bima HM. Qurais H. Abidin dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bima Ir. M. Rum.
Pasca kasus dugaan korupsi tersebut naik ke publik, hingga adanya penetapan tersangka yang dilakukan Penyidik Tipikor terhadap H. Sahrullah selaku otak dalam kasus itu beberapa bulan lalu. Sebanyak 14 orang saksipun, telah diperiksa hingga pekan lalu. Tidak menutup kemungkinan, masih ada lagi saksi-saksi yang akan diperiksa oleh Penyidik.
Sebab, dalam kasus itu diduga ada keterlibatan pihak lain yang secara bersama-sama ikut menikmati anggaran tersebut. Utuk pengiriman berkas tahap satu kasus tersebut ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Raba Bima, saat ini belum dilakukan. Karena, Penyidik masih menunggu hasil audit dari BPKP Mataram. Tentu, berkas tahap satu kasus itu baru bisa dikirim ke Kejari Raba Bima untuk diteliti, setelah hasil auditnya telah dikantongi oleh Penyidik itu sendiri.
Kasat Reserse dan Kriminal Polres Bima Kota AKP. Wendi Oktariansyah, S. Ik yang hendak dikonfirmasi wartawan terkait kasus tersebut hingga saat ini belum berhasil ditemui. Namun, semua kasus korupsi yang tengah ditangani saat ini dipastikan terus berjalan dan harga mati bagi semua Penyidik untuk terus mengungkap kasus yang diindikasi merugikan negara itu. (KS-05)
COMMENTS