Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai mencanangkan penerapan Ujian Nasional (UN) online bagi siswa pada Tahun 2015 ini.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai mencanangkan penerapan Ujian Nasional (UN) online bagi siswa pada Tahun 2015 ini. Namun, pelaksanaan ujian ini tidak serta-merta dilakukan sekaligus karena masih memerlukan penyesuaian, terutama mengenai kesiapan infrastruktur teknologi di berbagai daerah. Sebab, masih banyak daerah di Indonesia belum didukung tekhnologi yang memadai terutama perangkat multimedia.
Bagaimana tanggapan Pemerintah Kota Bima terhadap rencana ini? Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima, Drs Alwi Yasin, MAP mengaku, sistem UN Online sebenarnya sangat bagus. Namun kendalanya sekolah-sekolah di Kota Bima belum siap untuk menerapkannya. Sebab belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai.
“Rasanya UN Online masih sulit diterapkan di Kota Bima karena fasilitas yang masih terbatas. Baru dua sekolah yang kami nilai punya fasilitas multimedia cukup bagus yakni SMA Negeri 1 Kota Bima dan SMK Negeri 1 Kota Bima,” terangnya.
Itupun kata Alwi, masih belum lengkap dan belum bisa mendukung penerapan UN Online. Apalagi sekolah-sekolah lainnya, masih sangat minim fasilitas multimedianya terutama perangkat lunak (software) dan internet pendukung. Namun Ia memastikan, bahwa UN Online baru sebatas wacana dan kalaupun diterapkan baru tahap uji coba beberapa sekolah di pusat yang sudah dilengkapi fasilitas.
“Kalau kita belum bisa, nanti akan kita koordinasikan lebih lanjut dengan Dinas Dikpora Propinsi NTB mengenai rencana Pemerintah Pusat menerapkan UN Online ini,” ujar Alwi di Kantor DPRD Kota Bima usai menghadiri undangan rapat paripurna, Selasa (3/2) siang.
Seperti dikutip dalam berita salah satu media online nasional, Ujian nasional (UN) akan dilaksanakan secara online mulai tahun ini. Nanti tidak ada lagi naskah kertas di atas meja karena siswa akan mengerjakan soal secara langsung di depan komputer.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) bidang Pendidikan Musliar Kasim mengatakan, mulai Tahun 2015 akan diterapkan UN dengan computer based test. Pemerintah akan menunjuk salah satu sekolah ditingkat kecamatan sebagai pusat tempat ujian. ”UN akan online dan offline. Soalnya akan dibuat lebih canggih, tanpa perlu ada kertas-kertas yang dicetak,” katanya di Gedung Kemendikbud, Jakarta, kemarin.
Mantan Rektor Universitas Andalas ini menjelaskan, saat ini Kemendikbud sedang membuat sistem trial and error. Kemendikbud akan mencoba beberapa tes untuk mengetahui kemungkinan kegagalan. Mengenai infrastruktur komputer, dia mengklaim tidak akan ada masalah karena setiap sekolah negeri sudah mempunyai komputer sendiri. Kemungkinan di satu provinsi akan ditunjuk 10–30 sekolah sebagai pusat tempat ujian. Belum dapat dipastikan apakah hasil UN dapat diketahui setelah selesai ujian.
Namun, tanggal tes akan dibuat berbeda per masing-masing sekolah. Masyarakat juga diminta jangan khawatir ada kebocoran karena variasi soal akan dibuat lebih banyak lagi oleh perguruan tinggi sehingga setiap siswa akan menerima soal yang berbeda- beda. ”Jika memang diperlukan kerja sama dengan Lemsaneg (Lembaga Sandi Negara) maka akan kami lakukan,” ujarnya.
Musliar menyebutkan, sistem online ini akan menghemat anggaran negara untuk UN. Anggaran UN akan dihemat sebesar 50 persen dari anggaran UN tahun ini Rp580 miliar. Penghematan terjadi karena tidak ada pencetakan naskah soal dan lembar jawaban, dan juga pengawasan distribusi soal dan lembar jawaban. Pemerintah juga berkeyakinan sistem online akan menjadikan UN yang bermutu, bermartabat, dan bermanfaat. (KS-13)
Bagaimana tanggapan Pemerintah Kota Bima terhadap rencana ini? Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima, Drs Alwi Yasin, MAP mengaku, sistem UN Online sebenarnya sangat bagus. Namun kendalanya sekolah-sekolah di Kota Bima belum siap untuk menerapkannya. Sebab belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai.
“Rasanya UN Online masih sulit diterapkan di Kota Bima karena fasilitas yang masih terbatas. Baru dua sekolah yang kami nilai punya fasilitas multimedia cukup bagus yakni SMA Negeri 1 Kota Bima dan SMK Negeri 1 Kota Bima,” terangnya.
Itupun kata Alwi, masih belum lengkap dan belum bisa mendukung penerapan UN Online. Apalagi sekolah-sekolah lainnya, masih sangat minim fasilitas multimedianya terutama perangkat lunak (software) dan internet pendukung. Namun Ia memastikan, bahwa UN Online baru sebatas wacana dan kalaupun diterapkan baru tahap uji coba beberapa sekolah di pusat yang sudah dilengkapi fasilitas.
“Kalau kita belum bisa, nanti akan kita koordinasikan lebih lanjut dengan Dinas Dikpora Propinsi NTB mengenai rencana Pemerintah Pusat menerapkan UN Online ini,” ujar Alwi di Kantor DPRD Kota Bima usai menghadiri undangan rapat paripurna, Selasa (3/2) siang.
Seperti dikutip dalam berita salah satu media online nasional, Ujian nasional (UN) akan dilaksanakan secara online mulai tahun ini. Nanti tidak ada lagi naskah kertas di atas meja karena siswa akan mengerjakan soal secara langsung di depan komputer.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) bidang Pendidikan Musliar Kasim mengatakan, mulai Tahun 2015 akan diterapkan UN dengan computer based test. Pemerintah akan menunjuk salah satu sekolah ditingkat kecamatan sebagai pusat tempat ujian. ”UN akan online dan offline. Soalnya akan dibuat lebih canggih, tanpa perlu ada kertas-kertas yang dicetak,” katanya di Gedung Kemendikbud, Jakarta, kemarin.
Mantan Rektor Universitas Andalas ini menjelaskan, saat ini Kemendikbud sedang membuat sistem trial and error. Kemendikbud akan mencoba beberapa tes untuk mengetahui kemungkinan kegagalan. Mengenai infrastruktur komputer, dia mengklaim tidak akan ada masalah karena setiap sekolah negeri sudah mempunyai komputer sendiri. Kemungkinan di satu provinsi akan ditunjuk 10–30 sekolah sebagai pusat tempat ujian. Belum dapat dipastikan apakah hasil UN dapat diketahui setelah selesai ujian.
Namun, tanggal tes akan dibuat berbeda per masing-masing sekolah. Masyarakat juga diminta jangan khawatir ada kebocoran karena variasi soal akan dibuat lebih banyak lagi oleh perguruan tinggi sehingga setiap siswa akan menerima soal yang berbeda- beda. ”Jika memang diperlukan kerja sama dengan Lemsaneg (Lembaga Sandi Negara) maka akan kami lakukan,” ujarnya.
Musliar menyebutkan, sistem online ini akan menghemat anggaran negara untuk UN. Anggaran UN akan dihemat sebesar 50 persen dari anggaran UN tahun ini Rp580 miliar. Penghematan terjadi karena tidak ada pencetakan naskah soal dan lembar jawaban, dan juga pengawasan distribusi soal dan lembar jawaban. Pemerintah juga berkeyakinan sistem online akan menjadikan UN yang bermutu, bermartabat, dan bermanfaat. (KS-13)
COMMENTS