Dalih Pemerintah Kota (Pemkot) Bima melalui Bagian Humas dan Protokol soal permintaan audiensi yang ditunda, karena padatnya jadwal Walikota, HM.Qurais, H.Abidin
Dalih Pemerintah Kota (Pemkot) Bima melalui Bagian Humas dan Protokol soal permintaan audiensi yang ditunda, karena padatnya jadwal Walikota, HM.Qurais, H.Abidin, memperoleh reaksi serius pihak kampus STKIP Bima. Bahkan, Perguruan Tinggi Swasta (PTS) ternama di Bima tersebut berencana akan mendatangi Pemkot Bima.
Masalahnya, alasan itu bertolak belakang dengan fakta sesungguhnya. Karena jadwal surat permintaan audiensi sudah dimasukan satu bulan sebelum padatnya jadwal pemkot dan musibah kebanjiran yang melanda sejumlah lokasi di Kota Bima. Jadi alasan itu sama sekali tidak bisa diterima akal sehat.”Itu alasan yang tidak masuk akal, karena surat yang kami masukan satu bulan sebelum jadwal Walikota Bima menerima tamu dari NTT, Ekspedisi NKRI, Pangdam dan Kapolda NTB. Karenanya, kami akan datangi Pemkot terkait hal itu,” kata Puket III STKIP Bima, Herman, M.Pd kepada Koran Stabilitas.
Menurutnya, alasan pemkot terlalu mengada-ngada, karena saat satu bulan lalu surat itu diterima, dirinya bersama sejumlah mahasiswa mendatangi pemkot terkait agenda tersebut. Namun kehadiran mereka praktis tak membuahkan hasil, karena jadwal audiensi mengalami penundaan lantaran Walikota dalam keadaan tidak sehat (sakit). “Saya heran, walikota tiba-tiba sakit saat hendak melakukan auidiensi. Tapi saya sadar, itu tak terlepas dari rahasia Allah SWT, namun yang tidak kami terima yakni alasan bagian humas. Padahal faktanya, surat bahkan kami sempat ingin melangsungkan audiensi satu bulan sebelum padatnya jadwal walikota,” ujarnya.
Sesungguhnya sebut Herman, selain membahas masa depan daerah Kota bima kedepanya, dalam agenda itu juga akan dibahas mengenai perhatian Pemkot untuk sejumlah Perguruan Tinggi di Bima. Mengingat, keberadaan perguruan tinggi sudah menjadi bagian daripada kemajuan daerah, bahkan sudah banyak memberikan konstribusi. Namun ia menilai, belum ada perhatian dan kepedulian pemerintah daerah untuk sejumlah kampus tersebut.”Kami tidak butuh bantuan dana, tapi sekedar perhatian, lagipula uang kami banyak kok. Faktanya, jangankan perhatian, menanggapi permintaan audiensi saja tidak. Untuk itu saya katakan, pemerintahan sekarang jauh beda dengan sebelumnya,” tegasnya mengakhiri komentarnya.
Edisi sebelumnya, Plt Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Bima, Ihya Gazali,S.Sos yang dikonfirmasi Koran Stabilitas selasa lalu secara tegas membantah tuduhan yang dialamatkan pada Pemkot. Dalihnya, tidak ada niat Walikota untuk tidak merespon permintaan audiens pihak kampus STKIP. Hanya saja, permintaan itu bertepatan dengan padatnya jadwal Walikota. Seperti, kedatangan Gubernur NTT, Ekspedisi NKRI, Polda NTB,Pangdam dan musibah banjir yang melanda wilayah kota bima beberapa hari lalu.”Minggu kemarin, jadwal pemkot sangat padat, jadi bukan berarti beliau sengaja tidak menanggapi permintaan audiens tersebut. Lagipula, audiens diperlukan waktu luang yang cukup. Sekali lagi, bukan tidak ditanggapi, tapi karena jadwalnya yang padat,” pungkasnya. (KS-09)
Masalahnya, alasan itu bertolak belakang dengan fakta sesungguhnya. Karena jadwal surat permintaan audiensi sudah dimasukan satu bulan sebelum padatnya jadwal pemkot dan musibah kebanjiran yang melanda sejumlah lokasi di Kota Bima. Jadi alasan itu sama sekali tidak bisa diterima akal sehat.”Itu alasan yang tidak masuk akal, karena surat yang kami masukan satu bulan sebelum jadwal Walikota Bima menerima tamu dari NTT, Ekspedisi NKRI, Pangdam dan Kapolda NTB. Karenanya, kami akan datangi Pemkot terkait hal itu,” kata Puket III STKIP Bima, Herman, M.Pd kepada Koran Stabilitas.
Menurutnya, alasan pemkot terlalu mengada-ngada, karena saat satu bulan lalu surat itu diterima, dirinya bersama sejumlah mahasiswa mendatangi pemkot terkait agenda tersebut. Namun kehadiran mereka praktis tak membuahkan hasil, karena jadwal audiensi mengalami penundaan lantaran Walikota dalam keadaan tidak sehat (sakit). “Saya heran, walikota tiba-tiba sakit saat hendak melakukan auidiensi. Tapi saya sadar, itu tak terlepas dari rahasia Allah SWT, namun yang tidak kami terima yakni alasan bagian humas. Padahal faktanya, surat bahkan kami sempat ingin melangsungkan audiensi satu bulan sebelum padatnya jadwal walikota,” ujarnya.
Sesungguhnya sebut Herman, selain membahas masa depan daerah Kota bima kedepanya, dalam agenda itu juga akan dibahas mengenai perhatian Pemkot untuk sejumlah Perguruan Tinggi di Bima. Mengingat, keberadaan perguruan tinggi sudah menjadi bagian daripada kemajuan daerah, bahkan sudah banyak memberikan konstribusi. Namun ia menilai, belum ada perhatian dan kepedulian pemerintah daerah untuk sejumlah kampus tersebut.”Kami tidak butuh bantuan dana, tapi sekedar perhatian, lagipula uang kami banyak kok. Faktanya, jangankan perhatian, menanggapi permintaan audiensi saja tidak. Untuk itu saya katakan, pemerintahan sekarang jauh beda dengan sebelumnya,” tegasnya mengakhiri komentarnya.
Edisi sebelumnya, Plt Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Bima, Ihya Gazali,S.Sos yang dikonfirmasi Koran Stabilitas selasa lalu secara tegas membantah tuduhan yang dialamatkan pada Pemkot. Dalihnya, tidak ada niat Walikota untuk tidak merespon permintaan audiens pihak kampus STKIP. Hanya saja, permintaan itu bertepatan dengan padatnya jadwal Walikota. Seperti, kedatangan Gubernur NTT, Ekspedisi NKRI, Polda NTB,Pangdam dan musibah banjir yang melanda wilayah kota bima beberapa hari lalu.”Minggu kemarin, jadwal pemkot sangat padat, jadi bukan berarti beliau sengaja tidak menanggapi permintaan audiens tersebut. Lagipula, audiens diperlukan waktu luang yang cukup. Sekali lagi, bukan tidak ditanggapi, tapi karena jadwalnya yang padat,” pungkasnya. (KS-09)
COMMENTS