Angin puting beliung yang terjadi beberapa waktu lalu menyisahkan penderitaan mendalam bagi rakyat Kabupaten Bima.
Angin puting beliung yang terjadi beberapa waktu lalu menyisahkan penderitaan mendalam bagi rakyat Kabupaten Bima. Pasalnya, sejumlah rumah warga diseluruh Kecamatan se-Kabupaten Bima mengalami kerusakan, salah satunya di Kecamatan Langgudu. Karenanya, Anggota DPRD Edi Mukhlis, S.Sos secara tegas meminta Pemerintah untuk segera memberikan bantuan kepada para korban musibah tersebut. Mengingat, sebagian besar korban belum mendapat bantuan dalam kaitan itu, terutama rumah warga yang mengalami kerusakan pada bagian atap.
Edi Mukhlis, S.Sos
Wakil rakyat yang juga pernah menekuni profesi wartawan tersebut kepada Koran Stabilitas Senin (2/3) mengatakan, saat ini warga hanya menggunakan tarpal bantuan pribadinya untuk atap rumah. Tercatat, sudah dua puluh lebih tarpal yang sudah ia salurkan untuk korban bencana alam tersebut. Namun, bantuan itu hanya sebagai upaya mentaktisi kekurangan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bima melalui Dinas Sosial (Dinsos).
Karena katanya, jika hanya terpaku mengandalkan bantuan Pemerintah, masyarakat terutama yang mengalami musibah puting beliuang tidak akan bisa menyambung hidup seperti biasanya. Masalahnya, saat ini hanya rumah warga yang rata dengan tanah yang dibantu. Sementara, rumah warga yang mengalami kerusakan sedang dan ringan justeru masih banyak yang belum mendapat bantuan.”Saya snagat prihatin, karena masih banyak warga yang menumpang hidup di rumah tetangganya,” kata duta Partai Nasdem tersebut.
Diakuinya, jumlah rumah warga yang rusak parah akibat bencana beberapa waktu lalu yakni sebanyak 52 rumah. Sedangkan yang rusak ringan, seperti kerusakan atap berjumlah 30 lebih rumah. Jadi, total kerusakan berjumlah 80 lebih rumah.”Yang saya bantu dengan tarpal saat ini hanya rumah warga yang sudah tidak memiliki atap,” ujarnya.
Bantuan secara pribadi itu lanjutnya, dilakukan sebagai wujud nyata persembahan untuk rakyat, khusus warga Langgudu. Sebab, keberhasilan hingga mengantarkan dirinya duduk dikursi dewan periode 2014-2019 tidak terlepas dari kepercayaan masyarakat tanpa terkecuali. Sejatinya, hal ini merupakan bentuk pengabdian untuk rakyat.”Kapan lagi kalau bukan sekarang, karena tanpa mereka saya bukan siapa-siapa. Intinya, apa yang saya lakukan sekarang semata-mata demi kepentingan mereka,” tandasnya.
Sesuai data yang ia peroleh, kerusakan terparah akibat musibah tersebut berada di Langgudu, terutama pada Desa Laju, Doro O,o dan Rompo. Kondisi itu diperparah dengan lingkungan kumuh dan status ekonomi lemah, ditambah lagi bencana. Sehingga, duta Nasdem itu merasa sangat prihatin dengan keadaan yang tengah dihadapi masyarakat tersebut. Karenanya, diharapkan kepada rekan-rekan anggota dewan agar terketuk hatinya dan bertanggung jawab secara moral atas musibah tersebut.
Miris sekali sebutnya, karena hingga saat ini belum ada satupun anggota dewan, terutama perwakilan dapil IV yang turun langsung kelokasi bencana. “Dulu kita ramai-ramai cari suara di Langgudu, orang darimanapun datang cari suara di langgudu. Tapi saat musibah, tak satupun yang turun kelokasi. Begitupun, di Lambitu, sesibuk apapun kita, pasti meluangkan waktu untuk ambil bagian atas musibah yang tengah dihadapi masyarakat,” pungkasnya.
Selain itu, ia berharap hasil pendataan yang dilakukan secara bersama-sama antara pihak Legislatif dan Eksekutif terkait musibah dimaksud setidaknya ditindaklanjuti, hingga bantuan terealisasi. Sebab, warga sangat membutuhkan bantuan itu, walaupun setengah dari kerusakan yang ada. Apalagi, musibah itu tidak hanya mengakibatkan kerusakan rumah warga, melainkan juga lahan pertanian. Termasuk, peralatan nelayan untuk mencari nafkah demi kelangsungan hidup sehari-hari.”Mari kita sama-sama mendorong data kerusakan yang sudah diusulkan pemerintah daerah ke pusat, agar bantuan itu segera terealisasi. Karena, para korban teramat membutuhkan bantuan tersebut,” pintanya.(KS-09)
Edi Mukhlis, S.Sos
Wakil rakyat yang juga pernah menekuni profesi wartawan tersebut kepada Koran Stabilitas Senin (2/3) mengatakan, saat ini warga hanya menggunakan tarpal bantuan pribadinya untuk atap rumah. Tercatat, sudah dua puluh lebih tarpal yang sudah ia salurkan untuk korban bencana alam tersebut. Namun, bantuan itu hanya sebagai upaya mentaktisi kekurangan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bima melalui Dinas Sosial (Dinsos).
Karena katanya, jika hanya terpaku mengandalkan bantuan Pemerintah, masyarakat terutama yang mengalami musibah puting beliuang tidak akan bisa menyambung hidup seperti biasanya. Masalahnya, saat ini hanya rumah warga yang rata dengan tanah yang dibantu. Sementara, rumah warga yang mengalami kerusakan sedang dan ringan justeru masih banyak yang belum mendapat bantuan.”Saya snagat prihatin, karena masih banyak warga yang menumpang hidup di rumah tetangganya,” kata duta Partai Nasdem tersebut.
Diakuinya, jumlah rumah warga yang rusak parah akibat bencana beberapa waktu lalu yakni sebanyak 52 rumah. Sedangkan yang rusak ringan, seperti kerusakan atap berjumlah 30 lebih rumah. Jadi, total kerusakan berjumlah 80 lebih rumah.”Yang saya bantu dengan tarpal saat ini hanya rumah warga yang sudah tidak memiliki atap,” ujarnya.
Bantuan secara pribadi itu lanjutnya, dilakukan sebagai wujud nyata persembahan untuk rakyat, khusus warga Langgudu. Sebab, keberhasilan hingga mengantarkan dirinya duduk dikursi dewan periode 2014-2019 tidak terlepas dari kepercayaan masyarakat tanpa terkecuali. Sejatinya, hal ini merupakan bentuk pengabdian untuk rakyat.”Kapan lagi kalau bukan sekarang, karena tanpa mereka saya bukan siapa-siapa. Intinya, apa yang saya lakukan sekarang semata-mata demi kepentingan mereka,” tandasnya.
Sesuai data yang ia peroleh, kerusakan terparah akibat musibah tersebut berada di Langgudu, terutama pada Desa Laju, Doro O,o dan Rompo. Kondisi itu diperparah dengan lingkungan kumuh dan status ekonomi lemah, ditambah lagi bencana. Sehingga, duta Nasdem itu merasa sangat prihatin dengan keadaan yang tengah dihadapi masyarakat tersebut. Karenanya, diharapkan kepada rekan-rekan anggota dewan agar terketuk hatinya dan bertanggung jawab secara moral atas musibah tersebut.
Miris sekali sebutnya, karena hingga saat ini belum ada satupun anggota dewan, terutama perwakilan dapil IV yang turun langsung kelokasi bencana. “Dulu kita ramai-ramai cari suara di Langgudu, orang darimanapun datang cari suara di langgudu. Tapi saat musibah, tak satupun yang turun kelokasi. Begitupun, di Lambitu, sesibuk apapun kita, pasti meluangkan waktu untuk ambil bagian atas musibah yang tengah dihadapi masyarakat,” pungkasnya.
Selain itu, ia berharap hasil pendataan yang dilakukan secara bersama-sama antara pihak Legislatif dan Eksekutif terkait musibah dimaksud setidaknya ditindaklanjuti, hingga bantuan terealisasi. Sebab, warga sangat membutuhkan bantuan itu, walaupun setengah dari kerusakan yang ada. Apalagi, musibah itu tidak hanya mengakibatkan kerusakan rumah warga, melainkan juga lahan pertanian. Termasuk, peralatan nelayan untuk mencari nafkah demi kelangsungan hidup sehari-hari.”Mari kita sama-sama mendorong data kerusakan yang sudah diusulkan pemerintah daerah ke pusat, agar bantuan itu segera terealisasi. Karena, para korban teramat membutuhkan bantuan tersebut,” pintanya.(KS-09)
COMMENTS