Perusahaaan Daerah Air Minum (PDAM) Bima tak hanya menjual air bersih kepada masyarakat ekonomi mampu (kaya). Namun, juga pada oknum pengusaha isi air ulang di Kota Bima.
Perusahaaan Daerah Air Minum (PDAM) Bima tak hanya menjual air bersih kepada masyarakat ekonomi mampu (kaya). Namun, juga pada oknum pengusaha isi air ulang di Kota Bima. Salah satunya, pengusaha air minum Salju yang berlokasi di Lingkungan Bina Baru Kecamatan Rasana,e Barat Kota Bima. Padahal, bukan rahasia umum jika sejumlah warga Bina Baru dan sekitarnya mengeluhkan kesulitan memperoleh air bersih dari Perusahaan Daerah tersebut. Celakanya, perusahaan itu justeru diduga mencari keuntungan pribadi dan atau kelompok tertentu dengan modus bisnis penjualan air bersih ke usaha air minum.
Perusahaaan Daerah Air Minum (PDAM)
Dugaan bisnis air bersih oleh perusahaan tersebut diungkap Aba Rais pemilik usaha air minum isi ulang Salju Kamis (26/03) di Bina Baru. Diakuinya, segala kebutuhan air untuk usaha itu diambil melalui pipa penyaluran air milik PDAM. Namun, air itu tidak diambil secara cuma-cuma. Melainkan, dibayar hingga mencapai Rp.5 Juta lebih.”Awalnya, saya bayar ke PDAM Rp.5 Juta,” katanya.
Pembayaran Rp.5 Juta itu, untuk administrasi awal, termasuk jasa pemasangan pipa hingga air itu tersalurkan ke usaha miliknya. Artinya selain membayar administrasi itu, dirinya juga dikenakan membayar angsuran perbulan. Tentunya, sesuai dengan besar – kecilnya pemakaian air.”Kadang saya bayar Rp.1 Juta perbulan, kadang dibawah 1 Juta. Jadi, pembayaranya bervariatif sesuai jumlah kubik pemakaian air,” akunya.
Disinggung berapa galon air yang habis per-hari, Rais kembali mengaku tidak menentu, tergantung cuaca. Maksudnya, kadang 100 galon perhari, bahkan lebih dari 100 galon perhari. Soal harga imbuhnya, masih harga standar yakni Rp.3 ribu pergalon.”Saya cuman jual Rp.3 ribu pergalon, jadi tidak ada perubahan harga,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, pemilik usaha itu juga menyebutkan tidak hanya satu usaha air minum isi ulang miliknya yang beroperasi di Kota Bima. Tapi ada dua, yakni di Bina Baru dan di lingkungan Gilipanda Kelurahan Sarae Kota Bima.Pusat pengambilan air dua usaha miliknya itu sama-sama bersumber dari PDAM. Tentunya, dengan pembayaran yang berbeda, mengingat tempat usaha tidak dalam satu lokasi.”Beda tempat usaha, jelas beda pembayaran. Cuman, saya tidak ingat berapa uang yang saya habiskan untuk membayar usaha saya di gili panda. Tapi yang jelas, usaha yang baru berjalan lima bulan disini (bina baru), saya bayar ke PDAM Rp. 5 Juta lebih,” terangnya.
Sementara pihak PDAM yang hendak dikonfirmasi guna perimbangan berita Kamis (26/03) tidak berhasil ditemui. Karena, baik Dirut maupun Kepala Bidang (Kabid) yang menangani terkait itu sedang berada di luar kantor. “Beliau sudah keluar, kalau mau tunggu, gak apa-apa. Saya mohon maaf mas, nomor Hp beliau juga tidak saya simpan,” tutur salah seorang staf perusahaan daerah tersebut. (KS-09)
Perusahaaan Daerah Air Minum (PDAM)
Dugaan bisnis air bersih oleh perusahaan tersebut diungkap Aba Rais pemilik usaha air minum isi ulang Salju Kamis (26/03) di Bina Baru. Diakuinya, segala kebutuhan air untuk usaha itu diambil melalui pipa penyaluran air milik PDAM. Namun, air itu tidak diambil secara cuma-cuma. Melainkan, dibayar hingga mencapai Rp.5 Juta lebih.”Awalnya, saya bayar ke PDAM Rp.5 Juta,” katanya.
Pembayaran Rp.5 Juta itu, untuk administrasi awal, termasuk jasa pemasangan pipa hingga air itu tersalurkan ke usaha miliknya. Artinya selain membayar administrasi itu, dirinya juga dikenakan membayar angsuran perbulan. Tentunya, sesuai dengan besar – kecilnya pemakaian air.”Kadang saya bayar Rp.1 Juta perbulan, kadang dibawah 1 Juta. Jadi, pembayaranya bervariatif sesuai jumlah kubik pemakaian air,” akunya.
Disinggung berapa galon air yang habis per-hari, Rais kembali mengaku tidak menentu, tergantung cuaca. Maksudnya, kadang 100 galon perhari, bahkan lebih dari 100 galon perhari. Soal harga imbuhnya, masih harga standar yakni Rp.3 ribu pergalon.”Saya cuman jual Rp.3 ribu pergalon, jadi tidak ada perubahan harga,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, pemilik usaha itu juga menyebutkan tidak hanya satu usaha air minum isi ulang miliknya yang beroperasi di Kota Bima. Tapi ada dua, yakni di Bina Baru dan di lingkungan Gilipanda Kelurahan Sarae Kota Bima.Pusat pengambilan air dua usaha miliknya itu sama-sama bersumber dari PDAM. Tentunya, dengan pembayaran yang berbeda, mengingat tempat usaha tidak dalam satu lokasi.”Beda tempat usaha, jelas beda pembayaran. Cuman, saya tidak ingat berapa uang yang saya habiskan untuk membayar usaha saya di gili panda. Tapi yang jelas, usaha yang baru berjalan lima bulan disini (bina baru), saya bayar ke PDAM Rp. 5 Juta lebih,” terangnya.
Sementara pihak PDAM yang hendak dikonfirmasi guna perimbangan berita Kamis (26/03) tidak berhasil ditemui. Karena, baik Dirut maupun Kepala Bidang (Kabid) yang menangani terkait itu sedang berada di luar kantor. “Beliau sudah keluar, kalau mau tunggu, gak apa-apa. Saya mohon maaf mas, nomor Hp beliau juga tidak saya simpan,” tutur salah seorang staf perusahaan daerah tersebut. (KS-09)
COMMENTS