Solusinya sebut Walid, pemerintah harus mengucurkan anggaran untuk memperbaiki sekaligus membangun talud disepanjang bibir sungai tersebut.
Musibah banjir yang terjadi disetiap musim hujan di Kota Bima selain disebabkan pendangkalan dan penyempitan sungai serta saluran air seperti got, parit yang tidak bersih. Tapi, juga dipicu kerusakan dan tidak dibangunya talud disepanjang bibir sungai yang ada. Beberapa wilayah rawan banjir akibat talud yakni di lingkungan Lewi Jambu, Melayu tepatnya samping Kantor Polsek Asakota, mekar baru RT.23 dan RT 24 Kelurahan Jatiwangi Asakota.
Ilustrasi Sungai
Banjir yang melanda lingkunga tersebut bukan karena lokasi rendah, tapi air sungai yang meluap keluar lantaran talud yang kurang tinggi. Bahkan, ada sekitar ratusan meter bibir sungai yang tidak dibangun talud. Salah satunya, sebelah timur jembatan batru samping polsek Asakota sama sekali belum dibangun talud.”Banjir yang kerap kali terjadi mulai dari Lewi Jambu, Melayu, Mekar Baru karena air sungai yang meluap. Pemicunya, karena kondisi talud yang rendah. Bahkan, ada yang sama sekali belum dibangun talud,” ujar Anggota Dewan, A.Walid kepada Koran Stabilitas.
Duta Gerindra dari Dapil Asakota itu mengaku, musibah alam dibeberapa lingkungan tersebut bukan hanya terjadi satu atau dua kali, melainkan hampir setiap tahun musim hujan. Penyebanya, hanya karena kondisi talud, sehingga air sungai meluap dan masuk ke rumah-rumah warga. ”Banjir akibat meluapnya air sungai di lingkungan tersebut mencapai hingga satu meter. Tragisnya, bencana itu hampir terjadi setiap hujan turun. Jadi, dalam setiap tahun musim hujan, banjir terjadi hingga puluhan kali,” katanya.
Solusinya sebut Walid, pemerintah harus mengucurkan anggaran untuk memperbaiki sekaligus membangun talud disepanjang bibir sungai tersebut. Karena hanya itu salah satu cara tepat untuk mengatasi persoalan banjir di lingkungan dimaksud. Jika tidak imbuhnya, masalah yang sedang dan sudah lama dialami warga setempat tidak bakal teratasi.”Anggarkan APBD untuk talud, karena hanya itulah salah satu solusi untuk mengatasi musibah alam tersebut. Saya berharap, pemkot memiliki inisiatif guna mencarikan jalan keluar atas persoalan yang sudah lama dialami ratusan warga setempat,” pintanya.
Pada kesempatan itu, ia juga mengaku, persoalan tersebut disampaikan sejumlah warga melalui kegiatan reses anggota dewan Dapil Asakota. Saat itu, mereka berharap kepada para wakil rakyat dapil tersebut senantiasa memperjuangkan dana sebagai salah satu cara strategis untuk mengatasi bencana alam tersebut.”Masalah itu pernah disuarakan warga saat reses anggota dewan belum lama ini. Mudah-mudahan, permintaan warga ditanggapi positif oleh Pemkot,” harapnya. (KS-09)
Ilustrasi Sungai
Banjir yang melanda lingkunga tersebut bukan karena lokasi rendah, tapi air sungai yang meluap keluar lantaran talud yang kurang tinggi. Bahkan, ada sekitar ratusan meter bibir sungai yang tidak dibangun talud. Salah satunya, sebelah timur jembatan batru samping polsek Asakota sama sekali belum dibangun talud.”Banjir yang kerap kali terjadi mulai dari Lewi Jambu, Melayu, Mekar Baru karena air sungai yang meluap. Pemicunya, karena kondisi talud yang rendah. Bahkan, ada yang sama sekali belum dibangun talud,” ujar Anggota Dewan, A.Walid kepada Koran Stabilitas.
Duta Gerindra dari Dapil Asakota itu mengaku, musibah alam dibeberapa lingkungan tersebut bukan hanya terjadi satu atau dua kali, melainkan hampir setiap tahun musim hujan. Penyebanya, hanya karena kondisi talud, sehingga air sungai meluap dan masuk ke rumah-rumah warga. ”Banjir akibat meluapnya air sungai di lingkungan tersebut mencapai hingga satu meter. Tragisnya, bencana itu hampir terjadi setiap hujan turun. Jadi, dalam setiap tahun musim hujan, banjir terjadi hingga puluhan kali,” katanya.
Solusinya sebut Walid, pemerintah harus mengucurkan anggaran untuk memperbaiki sekaligus membangun talud disepanjang bibir sungai tersebut. Karena hanya itu salah satu cara tepat untuk mengatasi persoalan banjir di lingkungan dimaksud. Jika tidak imbuhnya, masalah yang sedang dan sudah lama dialami warga setempat tidak bakal teratasi.”Anggarkan APBD untuk talud, karena hanya itulah salah satu solusi untuk mengatasi musibah alam tersebut. Saya berharap, pemkot memiliki inisiatif guna mencarikan jalan keluar atas persoalan yang sudah lama dialami ratusan warga setempat,” pintanya.
Pada kesempatan itu, ia juga mengaku, persoalan tersebut disampaikan sejumlah warga melalui kegiatan reses anggota dewan Dapil Asakota. Saat itu, mereka berharap kepada para wakil rakyat dapil tersebut senantiasa memperjuangkan dana sebagai salah satu cara strategis untuk mengatasi bencana alam tersebut.”Masalah itu pernah disuarakan warga saat reses anggota dewan belum lama ini. Mudah-mudahan, permintaan warga ditanggapi positif oleh Pemkot,” harapnya. (KS-09)
COMMENTS