Ujiannya dimulai pada Senin kemarin, berakhir Rabu untuk SMA dan Kamis untuk SMK. Jumlah 199 yang terdata itu adalah yang tidak hadir pada hari pertama, untuk hari keduanya masih kita data dulu
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima mencatat sebanyak 199 siswa tidak hadir mengikuti Ujian Nasional (UN) pada hari pertama tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat di Kota Bima. Dari jumlah siswa yang absen itu sebagian besar tanpa keterangan dan sebagian kecil karena alasan sakit.
Meski begitu, mereka tetap berkesempatan untuk mengikuti UN susulan selam tiga hari mulai Tanggal 20 hingga 22 April 2015. Hanya saja, mereka diwajibkan memiliki alasan jelas tidak mengikuti UN. Seperti melampirkan keterangan dokter atau rumah sakit bagi peserta yang beralasan sakit.
“Ujiannya dimulai pada Senin kemarin, berakhir Rabu untuk SMA dan Kamis untuk SMK. Jumlah 199 yang terdata itu adalah yang tidak hadir pada hari pertama, untuk hari keduanya masih kita data dulu,” jelas Kepala Dinas Dikpora Kota Bima melalui Kabid Dikmen, Drs Abdul Azis, MPd, Selasa (14/4) kemarin.
Aziz mengungkapkan, UN yang digelar serentak itu diikuti sebanyak 31 SMA sederajat dan 30 SMP sederajat. Sementara jumlah peserta secara rinci untuk SMA dan MA Negeri sebanyak 1724, SMA dan MA swasta sebanyak 879, SMK Negeri sebanyak 787 dan SMK Swasta sebanyak 1059.
Pelaksanaan UN pada hari pertama kata Azis, berlangsung lancar meski masih banyak peserta tidak hadir. Untuk pendistribusian soal setiap hari, pihak sekolah mengambil langsung pada tempat penitipan akhir yakni di Dinas Dikpora. Mereka membawa serta surat mandat dari sekolah dan diwajibkan mengisi berita acara. “Penyimpanan soal untuk tahun ini memang tidak lagi di kantor Kepolisian melainkan di Dinas Dikpora, tapi tetap dikawal Kepolisian. Soal disimpan ditempat khusus, kuncinya dipegang sama Kepolisian satu dan dinas satu lagi untuk menjaga tetap aman,” ujar Azis.
Ia memastikan, tidak akan ada kebocoran soal meski pengamanan tahun ini terbilang kurang ketat dibanding tahun sebelumnya. Soal disimpan di Dinas Dikpora diakuinya, berdasarkan keputusan Pemerintah Pusat dengan tujuan agar UN tidak lagi menjadi momok bagi siswa dan dianggap sangat sakral. Selain itu, agar memudahkan komunikasi dan pendistribusian soal. Tak hanya itu, pengawasan juga tidak lagi melibatkan banyak perguruan tinggi. “Hanya Perguruan Tinggi Unram yang ikut mengawasi, itupun hanya dua orang. Masing-masing satu di Kota dan Kabupaten Bima,” terangnya.
Ia menambahkan, pelaksanaan UN kali ini memang cukup berbeda dibanding tahun sebelumnya karena tidak lagi menjadi standar kelulusan siswa. Tahun ini, masing-masing sekolah akan menjadi penentu kelulusan siswa setelah melalui rapat dan musyarawarah bersama dewan guru. “Satuan pendidikan masing-masing akan menentukan kelulusan siswa. Tapi kita tetap optimis semuanya akan maksimal dan berjalan lancar sesuai harapan,” tambahnya. (KS-13)
Meski begitu, mereka tetap berkesempatan untuk mengikuti UN susulan selam tiga hari mulai Tanggal 20 hingga 22 April 2015. Hanya saja, mereka diwajibkan memiliki alasan jelas tidak mengikuti UN. Seperti melampirkan keterangan dokter atau rumah sakit bagi peserta yang beralasan sakit.
“Ujiannya dimulai pada Senin kemarin, berakhir Rabu untuk SMA dan Kamis untuk SMK. Jumlah 199 yang terdata itu adalah yang tidak hadir pada hari pertama, untuk hari keduanya masih kita data dulu,” jelas Kepala Dinas Dikpora Kota Bima melalui Kabid Dikmen, Drs Abdul Azis, MPd, Selasa (14/4) kemarin.
Aziz mengungkapkan, UN yang digelar serentak itu diikuti sebanyak 31 SMA sederajat dan 30 SMP sederajat. Sementara jumlah peserta secara rinci untuk SMA dan MA Negeri sebanyak 1724, SMA dan MA swasta sebanyak 879, SMK Negeri sebanyak 787 dan SMK Swasta sebanyak 1059.
Pelaksanaan UN pada hari pertama kata Azis, berlangsung lancar meski masih banyak peserta tidak hadir. Untuk pendistribusian soal setiap hari, pihak sekolah mengambil langsung pada tempat penitipan akhir yakni di Dinas Dikpora. Mereka membawa serta surat mandat dari sekolah dan diwajibkan mengisi berita acara. “Penyimpanan soal untuk tahun ini memang tidak lagi di kantor Kepolisian melainkan di Dinas Dikpora, tapi tetap dikawal Kepolisian. Soal disimpan ditempat khusus, kuncinya dipegang sama Kepolisian satu dan dinas satu lagi untuk menjaga tetap aman,” ujar Azis.
Ia memastikan, tidak akan ada kebocoran soal meski pengamanan tahun ini terbilang kurang ketat dibanding tahun sebelumnya. Soal disimpan di Dinas Dikpora diakuinya, berdasarkan keputusan Pemerintah Pusat dengan tujuan agar UN tidak lagi menjadi momok bagi siswa dan dianggap sangat sakral. Selain itu, agar memudahkan komunikasi dan pendistribusian soal. Tak hanya itu, pengawasan juga tidak lagi melibatkan banyak perguruan tinggi. “Hanya Perguruan Tinggi Unram yang ikut mengawasi, itupun hanya dua orang. Masing-masing satu di Kota dan Kabupaten Bima,” terangnya.
Ia menambahkan, pelaksanaan UN kali ini memang cukup berbeda dibanding tahun sebelumnya karena tidak lagi menjadi standar kelulusan siswa. Tahun ini, masing-masing sekolah akan menjadi penentu kelulusan siswa setelah melalui rapat dan musyarawarah bersama dewan guru. “Satuan pendidikan masing-masing akan menentukan kelulusan siswa. Tapi kita tetap optimis semuanya akan maksimal dan berjalan lancar sesuai harapan,” tambahnya. (KS-13)
COMMENTS