Untuk menguak kebenaran spekulasi itu, Kepolisian bersama Dinas Kesehatan diminta agar tidak saja melakukan tes urine pada narapida, tetapi juga terhadap semua pegawai Rutan Raba Bima.
Temuan narkoba jenis sabu-sabu sebanyak 20 poket di dalam Rutan Raba Bima beberapa waktu masih menjadi misteri yang belum dipecahkan Kepolisian. Kasus itu menyisakan tanda tanya besar bagi publik karena hingga kini tak jelas siapa yang bertanggung jawab terhadap kepemilikan barang haram tersebut. Spekulasi yang berkembang, kuat dugaan sabu-sabu itu milik sindikat narkoba yang melibatkan pegawai rutan dan narapidana.
Ilustrasi Tes Urine
Untuk menguak kebenaran spekulasi itu, Kepolisian bersama Dinas Kesehatan diminta agar tidak saja melakukan tes urine pada narapida, tetapi juga terhadap semua pegawai Rutan Raba Bima. Terutama, petugas piket saat inspeksi mendadak hingga ditemukannya sabu-sabu malam itu. Permintaan itu disampaikan Anggota DPRD Kota Bima, M Irfan, S.Sos, Msi.
“Kasus ini belum terungkap. Saran saya, untuk mengidentifikasi masalah ini, bukan saja dari Napi, tapi juga harus ke Rutan Bima. Tes urine seluruh pegawai Rutan itu,” saran Anggota Komisi I ini, Selasa (28/4).
Menurut Irfan, dipikir dengan akal sehat, Narkotika bisa masuk dengan jumlah banyak dalam Rutan Bima, tentu tidak hanya keterlibatan Napi, tapi juga keterlibatan pegawai Rutan Bima. “Nah, untuk mengetahui keterlibatan itu, benar atau tidak, agar tidak saling curiga, caranya hanya satu, tes urine pegawai Rutannya,” tegas Duta PKB itu.
Kata Irfan, ada skenario yang dimainkan berbagai pihak soal penemuan Sabu – sabu tersebut. Keberadaannya di dalam Hotel Prodeo, bukan karena semata – mata soal kelonggaran penjagaan, tapi memang ada indikasi rekayasa atas kepentingan Pegawai Rutan dengan Napi. “Semua orang mengetahui penjagaan di dalam Rutan. Pengunjung saja, nasi yang dibawa saja turut diperiksa. Nah, ko dengan mudah narkoba masuk dan ditemukan di dalam Rutan Bima,” sorotnya.
Untuk itu, dirinya meminta keseriusan dari aparat penegak hukum untuk mengungkap kasus tersebut. “Masalah ini tidak boleh dibiarkan dan kembali terjadi,” pungkasnya. (KS-13)
Ilustrasi Tes Urine
Untuk menguak kebenaran spekulasi itu, Kepolisian bersama Dinas Kesehatan diminta agar tidak saja melakukan tes urine pada narapida, tetapi juga terhadap semua pegawai Rutan Raba Bima. Terutama, petugas piket saat inspeksi mendadak hingga ditemukannya sabu-sabu malam itu. Permintaan itu disampaikan Anggota DPRD Kota Bima, M Irfan, S.Sos, Msi.
“Kasus ini belum terungkap. Saran saya, untuk mengidentifikasi masalah ini, bukan saja dari Napi, tapi juga harus ke Rutan Bima. Tes urine seluruh pegawai Rutan itu,” saran Anggota Komisi I ini, Selasa (28/4).
Menurut Irfan, dipikir dengan akal sehat, Narkotika bisa masuk dengan jumlah banyak dalam Rutan Bima, tentu tidak hanya keterlibatan Napi, tapi juga keterlibatan pegawai Rutan Bima. “Nah, untuk mengetahui keterlibatan itu, benar atau tidak, agar tidak saling curiga, caranya hanya satu, tes urine pegawai Rutannya,” tegas Duta PKB itu.
Kata Irfan, ada skenario yang dimainkan berbagai pihak soal penemuan Sabu – sabu tersebut. Keberadaannya di dalam Hotel Prodeo, bukan karena semata – mata soal kelonggaran penjagaan, tapi memang ada indikasi rekayasa atas kepentingan Pegawai Rutan dengan Napi. “Semua orang mengetahui penjagaan di dalam Rutan. Pengunjung saja, nasi yang dibawa saja turut diperiksa. Nah, ko dengan mudah narkoba masuk dan ditemukan di dalam Rutan Bima,” sorotnya.
Untuk itu, dirinya meminta keseriusan dari aparat penegak hukum untuk mengungkap kasus tersebut. “Masalah ini tidak boleh dibiarkan dan kembali terjadi,” pungkasnya. (KS-13)
COMMENTS