Menghadapi Ujian Nasional (UN) yang digelar awal Mei 2015 mendatang, kepala sekolah, dewan guru dan seluruh siswa, terutama yang mengikuti UN di SMPN 1 Kota Bima sampai saat ini telah mempersiapkan diri dengan maksimal.
Menghadapi Ujian Nasional (UN) yang digelar awal Mei 2015 mendatang, kepala sekolah, dewan guru dan seluruh siswa, terutama yang mengikuti UN di SMPN 1 Kota Bima sampai saat ini telah mempersiapkan diri dengan maksimal. Dengan harapan, UN tahun ini bisa berjalan sukses dan seluruh peserta UN di sekolah favorit bagi masyarakat Kota Bima ini bisa dinyatakan lulus seratus persen.
Kepala SMPN 1 Kota Bima, Abdul Karim, S.Pd. M.Si, saat ditemui Koran ini di ruang kerjanya mengatakan, sejumlah persiapan yang telah dilakukan untuk menghadapi UN tersebut antara lain, memberikan pelajaran tambahan (Les) pada para siswa setiap sore hari sejak September 2014 lalu sampai sekarang, mengadakan kegiatan Tryout di sekolah dan berbagai pelajaran lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan UN dimaksud.
Menurutnya, jumlah keseluruhan siswa SMPN 1 Kota Bima yang akan mengikuti UN tahun ini sebenarnya mencapai 268 orang, tapi berkurang menjadi 266 orang. Karena dua orang sampai sekarang sedang mengikuti seleksi Pekan Olahraga Nasional (PON) pada cabang olahraga Atletik dan Volly ball putri di Kota Mataram NTB. Sehingga pelaksanaan UN untuk kedua anak didiknya yang menjadi duta Kota Bima di ajang seleksi PON ini nantinya akan dititipkan di SMPN 13 Kota Mataram.
Abdul Karim melanjutkan, sesuai Peraturan Menteri Pendidikan (Permendiknas) yang baru, hasil dari pelaksanaan UN tersebut sebenarnya tidak lagi menentukan kelulusan siswa. Tapi selama ini pihaknya mengaku tetap melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi UN itu, sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang dipimpinnya dan umumnya diseluruh wilayah Kota Bima. “Bahkan dalam sebulan terakhir ini, kami terus memacu semangat dan motivasi anak-anak untuk terus belajar, terutama pada empat mata pelajaran yang di UN kan,” ujarnya.
Meski tidak lagi menentukan kelulusan siswa, namun pihaknya menyambut positif lahirnya Permendiknas yang baru tersebut, karena dinilai dapat memberikan manfaat sekaligus bisa mendorong para pelaku pendidikan, seperti guru-guru untuk bisa bekerja yang baik dan jujur. Tidak hanya itu, munculnya Permen ini juga menjadi beban tersendiri bagi dirinya dan para dewan guru di SMPN 1 Wawo, untuk mengantarkan para siswanya agar bisa diterima di sekolah-sekolah SMA sederajat yang berstatus negeri, khususnya diwilayah Kota Bima. Karena hasil dari UN mulai tahun 2015 ini sudah ditentukan sepenuhnya oleh pihak sekolah, bukan lagi ditentukan oleh pusat (Negara) seperti tahun-tahun sebelumnya.
Karim menambahkan, jika merujuk pada Permendiknas tersebut maka sistem penilaian hasil UN saat ini tidak lagi seketat tahun-tahun sebelumnya. Karena yang memiliki kewenangan penuh untuk menilai hasil pekerjan dan menentukan kelulusan para siswa adalah pihak sekolah. Olehnya itu, mulai saat ini para siswa terutama peserta UN tersebut, tidak lagi dinilai dari aspek kemampuan dan pengetahuannya (Koognitif), tapi aspek lainnya seperti sikap, moral dan perilaku (Afektif) serta bakat, minat dan keahlian (Piskometer)nya para siswa, juga dinilai semuanya oleh pihak sekolah. “Kalau tiga aspek ini bagus dan memenuhi syarat, barulah siswa itu dinyatakan lulus UN oleh kita,” tandas Abdul Karim. (KS-03)
Kepala SMPN 1 Kota Bima, Abdul Karim, S.Pd. M.Si, saat ditemui Koran ini di ruang kerjanya mengatakan, sejumlah persiapan yang telah dilakukan untuk menghadapi UN tersebut antara lain, memberikan pelajaran tambahan (Les) pada para siswa setiap sore hari sejak September 2014 lalu sampai sekarang, mengadakan kegiatan Tryout di sekolah dan berbagai pelajaran lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan UN dimaksud.
Menurutnya, jumlah keseluruhan siswa SMPN 1 Kota Bima yang akan mengikuti UN tahun ini sebenarnya mencapai 268 orang, tapi berkurang menjadi 266 orang. Karena dua orang sampai sekarang sedang mengikuti seleksi Pekan Olahraga Nasional (PON) pada cabang olahraga Atletik dan Volly ball putri di Kota Mataram NTB. Sehingga pelaksanaan UN untuk kedua anak didiknya yang menjadi duta Kota Bima di ajang seleksi PON ini nantinya akan dititipkan di SMPN 13 Kota Mataram.
Abdul Karim melanjutkan, sesuai Peraturan Menteri Pendidikan (Permendiknas) yang baru, hasil dari pelaksanaan UN tersebut sebenarnya tidak lagi menentukan kelulusan siswa. Tapi selama ini pihaknya mengaku tetap melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi UN itu, sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang dipimpinnya dan umumnya diseluruh wilayah Kota Bima. “Bahkan dalam sebulan terakhir ini, kami terus memacu semangat dan motivasi anak-anak untuk terus belajar, terutama pada empat mata pelajaran yang di UN kan,” ujarnya.
Meski tidak lagi menentukan kelulusan siswa, namun pihaknya menyambut positif lahirnya Permendiknas yang baru tersebut, karena dinilai dapat memberikan manfaat sekaligus bisa mendorong para pelaku pendidikan, seperti guru-guru untuk bisa bekerja yang baik dan jujur. Tidak hanya itu, munculnya Permen ini juga menjadi beban tersendiri bagi dirinya dan para dewan guru di SMPN 1 Wawo, untuk mengantarkan para siswanya agar bisa diterima di sekolah-sekolah SMA sederajat yang berstatus negeri, khususnya diwilayah Kota Bima. Karena hasil dari UN mulai tahun 2015 ini sudah ditentukan sepenuhnya oleh pihak sekolah, bukan lagi ditentukan oleh pusat (Negara) seperti tahun-tahun sebelumnya.
Karim menambahkan, jika merujuk pada Permendiknas tersebut maka sistem penilaian hasil UN saat ini tidak lagi seketat tahun-tahun sebelumnya. Karena yang memiliki kewenangan penuh untuk menilai hasil pekerjan dan menentukan kelulusan para siswa adalah pihak sekolah. Olehnya itu, mulai saat ini para siswa terutama peserta UN tersebut, tidak lagi dinilai dari aspek kemampuan dan pengetahuannya (Koognitif), tapi aspek lainnya seperti sikap, moral dan perilaku (Afektif) serta bakat, minat dan keahlian (Piskometer)nya para siswa, juga dinilai semuanya oleh pihak sekolah. “Kalau tiga aspek ini bagus dan memenuhi syarat, barulah siswa itu dinyatakan lulus UN oleh kita,” tandas Abdul Karim. (KS-03)
COMMENTS