Anehnya, meski berkali-kali dikeluhkan warga, Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Bima seolah-olah tutup mata terhadap persoalan air bersih tersebut.
Bima, KS.- Dari tahun ke tahun, tidak adanya ketersedian air bersih selalu menjadi permasalahan paling mendasar dialami warga kelurahan Kumbe Kota Bima. Anehnya, meski berkali-kali dikeluhkan warga, Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Bima seolah-olah tutup mata terhadap persoalan air bersih tersebut.
Lurah Kumbe, Nasrullah, S.Hut
Nihilnya ketersedian air bersih membuat warga Kumbe sulit untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Apalagi, kelangkaan air bersih di wilayah Kelurahan Kumbe kerap terjadi lantaran tidak adanya perhatian serius dari pihak PDAM Bima menyalurkan air bersih di wilayah kelurahan tersebut.
Lurah Kumbe, Nasrullah, S.Hut kepada Koran Stabilitas (25/5) mengaku, kebutuhan utama masyarakat Kumbe saat ini adalah air bersih. Tiap tahun, masyarakat setempat selalu tidak mendapat pasokan air bersih. Padahal kebutuhan air masyarakat menjadi prioritas dasar hidup warga setempat yang harus dipenuhi oleh pihak PDAM Bima. Tidak adanya penyaluran air membuat masyarakat emosi terhadap PDAM Bima yang tekesan acuh.
Pihak Pemerintahan Kelurahan bersama masyarakat akunya, sudah sering menyampaikan berbagai usulan serta mendatangi langsung Kantor PDAM Bima mengeluhkan persoalan air. Namun PDAM selalu memberikan alasan klasik yaitu pipa tersumbat dan masyarakat tidak membayar. Padahal bagaimana masyarakat mau membayar sedangkan air tidak lancar sama sekali. “Tidak adanya distribusi air oleh PDAM Bima terhadap kebutuhan air masyarakat Kumbe patut dipertanyakan keberadaan perusahan itu,” kritiknya.
Malah kata Lurah, dua tahun terakhir program Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi kota Bima memberikan bantuan sambungan pemasangan gratis penyaluran kerang air. Tahun 2014 warga Kumbe mendapat program sebanyak 85 titik penyaluran, sedangkan tahun 2015 ini sebanyak 52 titik yang akan segera dilakukan pemasangan saluranya. Lagi-lagi, animo masyarakat kelurahan Kumbe terhadap pemasangan gratis itu sangat menurun. Disebabkan tidak ada pasokan air yang tersalur.
“Pemerintah kelurahan berharap kepada PDAM Bima, apalagi dalam mendekati bulan puasa nanti, agar dapat membantu masyarakat sesuai tugas, fungsi, dan tujuan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat,” harapnya.
Sementara, Ketua RT.10 RW 03 Kumbe, Tamrin AR melaui via HP mengaku. permasalahan yang dihadapi masyarakat kelurahan Kumbe secara umum adalah kelangkaan pasokan air bersih, terutama pada musim kemarau. Hal ini disebabkan, tidak adanya kepedulian dari PDAM Bima dalam menyediakan air sesuai kebutuhan masyarakat. Msayarakat kata dia, sangat membutuhkan ketersedian air yang layak dipakai.
“Tiap tahun kami dilanda krisis air bersih, kalau musim hujan kami mendapat air lumpur, bau, serta air tidak layak dipakai, sedangkan pada musim kemarau sama sekali penyaluran air tidak ada. Selama lima tahun pasokan air bersih tidak berfungsi sebagaimana mestinya,” kata Tamrin.
Dia menyesalkan sikap PDAM Bima yang lamban menangani kebutuhan masyarakat. Warga sudah mengeluh dengan kondisi ini, apalagi saat musim kemarau, penyaluran air tidak ada sedangkan tagihan terus dilakukan oleh pihak PDAM Bima. Bahkan dulu, dirinya pernah ditagih petugas PDAM Bima dengan pembayaran Rp.400ribu. Dirinya pun mendatangi kantor PDAM menanyakan petugas mana yang mencatat pemakaian, padahal air tidak berjalan sama sekali. “Yang berjalan hanya saluran angin di pipa, percuma pasang PDAM, sementara air tidak lancar sama sekali,” ujarnya kesal.
Saat koran ini berusaha mengkonfirmasi permasalahan tersebut, Direktur PDAM Bima tidak berada di kantor. Staf kantor setempat beralasan, atasannya sedang turun ke lapangan. (KS-18)
Lurah Kumbe, Nasrullah, S.Hut
Nihilnya ketersedian air bersih membuat warga Kumbe sulit untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Apalagi, kelangkaan air bersih di wilayah Kelurahan Kumbe kerap terjadi lantaran tidak adanya perhatian serius dari pihak PDAM Bima menyalurkan air bersih di wilayah kelurahan tersebut.
Lurah Kumbe, Nasrullah, S.Hut kepada Koran Stabilitas (25/5) mengaku, kebutuhan utama masyarakat Kumbe saat ini adalah air bersih. Tiap tahun, masyarakat setempat selalu tidak mendapat pasokan air bersih. Padahal kebutuhan air masyarakat menjadi prioritas dasar hidup warga setempat yang harus dipenuhi oleh pihak PDAM Bima. Tidak adanya penyaluran air membuat masyarakat emosi terhadap PDAM Bima yang tekesan acuh.
Pihak Pemerintahan Kelurahan bersama masyarakat akunya, sudah sering menyampaikan berbagai usulan serta mendatangi langsung Kantor PDAM Bima mengeluhkan persoalan air. Namun PDAM selalu memberikan alasan klasik yaitu pipa tersumbat dan masyarakat tidak membayar. Padahal bagaimana masyarakat mau membayar sedangkan air tidak lancar sama sekali. “Tidak adanya distribusi air oleh PDAM Bima terhadap kebutuhan air masyarakat Kumbe patut dipertanyakan keberadaan perusahan itu,” kritiknya.
Malah kata Lurah, dua tahun terakhir program Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi kota Bima memberikan bantuan sambungan pemasangan gratis penyaluran kerang air. Tahun 2014 warga Kumbe mendapat program sebanyak 85 titik penyaluran, sedangkan tahun 2015 ini sebanyak 52 titik yang akan segera dilakukan pemasangan saluranya. Lagi-lagi, animo masyarakat kelurahan Kumbe terhadap pemasangan gratis itu sangat menurun. Disebabkan tidak ada pasokan air yang tersalur.
“Pemerintah kelurahan berharap kepada PDAM Bima, apalagi dalam mendekati bulan puasa nanti, agar dapat membantu masyarakat sesuai tugas, fungsi, dan tujuan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat,” harapnya.
Sementara, Ketua RT.10 RW 03 Kumbe, Tamrin AR melaui via HP mengaku. permasalahan yang dihadapi masyarakat kelurahan Kumbe secara umum adalah kelangkaan pasokan air bersih, terutama pada musim kemarau. Hal ini disebabkan, tidak adanya kepedulian dari PDAM Bima dalam menyediakan air sesuai kebutuhan masyarakat. Msayarakat kata dia, sangat membutuhkan ketersedian air yang layak dipakai.
“Tiap tahun kami dilanda krisis air bersih, kalau musim hujan kami mendapat air lumpur, bau, serta air tidak layak dipakai, sedangkan pada musim kemarau sama sekali penyaluran air tidak ada. Selama lima tahun pasokan air bersih tidak berfungsi sebagaimana mestinya,” kata Tamrin.
Dia menyesalkan sikap PDAM Bima yang lamban menangani kebutuhan masyarakat. Warga sudah mengeluh dengan kondisi ini, apalagi saat musim kemarau, penyaluran air tidak ada sedangkan tagihan terus dilakukan oleh pihak PDAM Bima. Bahkan dulu, dirinya pernah ditagih petugas PDAM Bima dengan pembayaran Rp.400ribu. Dirinya pun mendatangi kantor PDAM menanyakan petugas mana yang mencatat pemakaian, padahal air tidak berjalan sama sekali. “Yang berjalan hanya saluran angin di pipa, percuma pasang PDAM, sementara air tidak lancar sama sekali,” ujarnya kesal.
Saat koran ini berusaha mengkonfirmasi permasalahan tersebut, Direktur PDAM Bima tidak berada di kantor. Staf kantor setempat beralasan, atasannya sedang turun ke lapangan. (KS-18)
COMMENTS