Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Bima, Rabu (27/5) menggelar pembekalan penanganan Giji Buruk (GB) di Puskesmas Bolo.
Bima, KS.- Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Bima, Rabu (27/5) menggelar pembekalan penanganan Gizi Buruk (GB) di Puskesmas Bolo. Kegiatan ini diikuti beberapat unit dinas kesehatan puskesmas wilayah dapil satu. Antara lain Bolo, Donggo, Soromandi dan Madapangga. Dalam pembekalan itu masing-masing diwakilkan oleh Kepala Puskemas dan Tenaga Ahli Gizi.
Kepala Bidang Bina Kesehatan Keluarga, Umar, SKM mengatakan, dalam kegiatan itu Kepala Puskesmas dan Tenaga Ahli Gizi akan dibekali dengan praktek cara pembuatan formula obat-obatan pada Gizi Buruk, Diare dan ISPA. Sebab berdasarkan pengamatan pihaknya, yang menjadi perioritas penyakit pada anak-anak adalah ketiga penyakit tersebut.
“Untuk mencegah penyakit itu kami dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bima khusus di Bidang Bina Kesehatan Keluarga akan secepatnya bertindak turun kelapangan ditiap kecamatan se-Kabupaten Bima untuk melakukan pelatihan,” jelasnya.
Ia memaparkan, penyakit Gizi Buruk terjadi akibat orang tua tidak memperhatikan pemberian makanan pada anak-anak, sedangkan penyakit ISPA disebabkan pernapasan dan diakibatkan oleh faktor lingkungan yang tidak baik. Berdasarkan catatan Dikes, dari penyakit tersebut yang terjangkit pada masyarakat diperkirakan 50 persen dari latar belakang lingkungan yang jelek. Sementara 50 persen lagi terlalu cepatnya memberikan makanan pada anak-anak. Disisi lain faktor pendidikan sosial dan ekonomi keluarga karna rata-rata dari petani.
Untuk mengetahui perkembangan penyakit tersebut, pihaknya akan melakukan penimbangan atau skrining penjaringan di posyandu tiap desa. Bagi yang tidak hadir diminta agar segera melaporkan pada masyarakat. “Kita harapkan pada teman-teman yang telah dibekali agar mampu menangani gizi buruk pada masyarakat,” harapnya.
Ia menambahkan, yang menjadi kesulitanya adalah orang tua yang tidak mau melaporkan pada pihak Dikes penyakit yang diderita anak. Padahal bagi orang tua yang anaknya terkena penyakit Gizi Buruk akan diberikan dana sebesar Rp.40 ribu perkepala kelurga selama dirawat di rumah sakit. Uang ini tujuannya adalah sebagai ganti hasil pencahariannya sehari-hari atau yang disebut dengan uang tunggu. “Untuk diketahui jumlah pasien gizik buruk yang kita tangani Tahun 2014 sebanyak 44 orang dan Tahun 2015 ini ada 14 pasien yang kita rawat,” tandasnya . (KS-11)
Kepala Bidang Bina Kesehatan Keluarga, Umar, SKM mengatakan, dalam kegiatan itu Kepala Puskesmas dan Tenaga Ahli Gizi akan dibekali dengan praktek cara pembuatan formula obat-obatan pada Gizi Buruk, Diare dan ISPA. Sebab berdasarkan pengamatan pihaknya, yang menjadi perioritas penyakit pada anak-anak adalah ketiga penyakit tersebut.
“Untuk mencegah penyakit itu kami dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bima khusus di Bidang Bina Kesehatan Keluarga akan secepatnya bertindak turun kelapangan ditiap kecamatan se-Kabupaten Bima untuk melakukan pelatihan,” jelasnya.
Ia memaparkan, penyakit Gizi Buruk terjadi akibat orang tua tidak memperhatikan pemberian makanan pada anak-anak, sedangkan penyakit ISPA disebabkan pernapasan dan diakibatkan oleh faktor lingkungan yang tidak baik. Berdasarkan catatan Dikes, dari penyakit tersebut yang terjangkit pada masyarakat diperkirakan 50 persen dari latar belakang lingkungan yang jelek. Sementara 50 persen lagi terlalu cepatnya memberikan makanan pada anak-anak. Disisi lain faktor pendidikan sosial dan ekonomi keluarga karna rata-rata dari petani.
Untuk mengetahui perkembangan penyakit tersebut, pihaknya akan melakukan penimbangan atau skrining penjaringan di posyandu tiap desa. Bagi yang tidak hadir diminta agar segera melaporkan pada masyarakat. “Kita harapkan pada teman-teman yang telah dibekali agar mampu menangani gizi buruk pada masyarakat,” harapnya.
Ia menambahkan, yang menjadi kesulitanya adalah orang tua yang tidak mau melaporkan pada pihak Dikes penyakit yang diderita anak. Padahal bagi orang tua yang anaknya terkena penyakit Gizi Buruk akan diberikan dana sebesar Rp.40 ribu perkepala kelurga selama dirawat di rumah sakit. Uang ini tujuannya adalah sebagai ganti hasil pencahariannya sehari-hari atau yang disebut dengan uang tunggu. “Untuk diketahui jumlah pasien gizik buruk yang kita tangani Tahun 2014 sebanyak 44 orang dan Tahun 2015 ini ada 14 pasien yang kita rawat,” tandasnya . (KS-11)
COMMENTS