Beberapa minggu terakhir ini, sebagian besar Anggota Dewan Kabupaten Bima nyaris tak terlihat masuk Kantor.
Bima, KS.- Beberapa minggu terakhir ini, sebagian besar Anggota Dewan Kabupaten Bima nyaris tak terlihat masuk Kantor. Padahal, banyak tugas, termasuk aspirasi rakyat yang harus diituntaskan. Antara lain, ada beberapa suraat permintaan audiens dari elemen berbeda. Bahkan, dari sekian surat yang masuk pada Lembaga Wakil Rakyat itu telah memperoleh disposisi dari Pimpinan Dewan.
DPRD Kabupaten Bima
Prilaku malas seperti itu tidak hanya disorot elemen masyarakat yang hendak menyampaikan aspirasi untuk didengar sekaligus diperjuangkan oleh para wakil rakyat tersebut. Melainkan, juga mendapat sorotan dari sesama anggota dewan. Salah satunya, Edi Mukhlis wakil rakyat utusan partai Nasional Demokrat (Nasdem)."Publik bisa melihat dan mengamati sendiri kondisi lembaga dewan akhir-akhir ini, sepi seolah tak ada wakil rakyat. Padahal, banyak tugas yang harus segera diselesaikan, lebih-lebih menyangkut aspirasi masyarakat," ujarnya pada Koran Stabilitas Senin (18/5) di Ruang Komisi III DPRD setempat.
Diakuinya, kondisi seperti ini bukan terjadi satu atau dua hari, tapi sudah berlangsung selama dua minggu terakhir. Katanya, setiap hari hanya nampak dua hingga tiga anggota dewan yang masuk Kantor. Sementara, politisi yang terpilih sebagai wakil rakyat periode lima tahun ini sebanyak 45 orang."Kalian bisa lihat sendiri, setiap hari hanya ada dua hingga tiga orang saja anggota dewan yang masuk kantor. Lalu, kemana yang lainya, dimana sebenarnya kantor mereka," tuturnya.
Politisi yang dikenal vokal itu merasa prihatin atas kondisi yang sudah dan sedang terjadi di lembaga penyampaian aspirasi rakyat tersebut. Masalahnya, disamping tugas dari berbagai elemen yang hampir setiap hari masuk ditingkat komisi, juga terdapat tugas lain. Diantaranya, melayani rakyat yang datang mengeluhkan sejumlah persoalan berbeda, termasuk menghadapi para demonstran. Sementara, rakyat tidak mau tau, bagaimana tugas dan fungsi wakil rakyat, yang ditahu hanya anggota dewan tanpa membedakan Ketua, Wakil Ketua, Ketua Komisi dan struktur kebawahnya.
"Ini konyol, kita terpilih hingga menikmati kursi dewan karena rakyat. Jadi, setidaknya kitaa mesti mendengar setiap keluhan rakyat baik saat berada ditengah-tengah masyarakat maupun ketika disampaikan di Kantor. Tapi ini tidak, anggota dewan justeru banyak yang gak masuk kantor, saya prihatin dan miris dengan kondisi seperti ini," tandasnya.
Menjadi wakil rakyat lanjutnya, tidak hanya dituntut untuk profesional dalam menjalankan tugas yang diemban. Tetapi, harus cerdas menempatkan diri agar menjadi panutan bagi masyarakat biasa juga aparatur pemerintahan. Bukan malah sebaliknya mengajar yang tidak baik."Kalau seperti ini kondisinya, anggota dewan bukan jadi panutan dan contoh. Tapi secara tidak langsung menjadi pelajaran buruk bagi rakyatnya, termasuk aparatur pemerintahan," tegasnya mengakhiri komentarnya. (KS-09)
DPRD Kabupaten Bima
Prilaku malas seperti itu tidak hanya disorot elemen masyarakat yang hendak menyampaikan aspirasi untuk didengar sekaligus diperjuangkan oleh para wakil rakyat tersebut. Melainkan, juga mendapat sorotan dari sesama anggota dewan. Salah satunya, Edi Mukhlis wakil rakyat utusan partai Nasional Demokrat (Nasdem)."Publik bisa melihat dan mengamati sendiri kondisi lembaga dewan akhir-akhir ini, sepi seolah tak ada wakil rakyat. Padahal, banyak tugas yang harus segera diselesaikan, lebih-lebih menyangkut aspirasi masyarakat," ujarnya pada Koran Stabilitas Senin (18/5) di Ruang Komisi III DPRD setempat.
Diakuinya, kondisi seperti ini bukan terjadi satu atau dua hari, tapi sudah berlangsung selama dua minggu terakhir. Katanya, setiap hari hanya nampak dua hingga tiga anggota dewan yang masuk Kantor. Sementara, politisi yang terpilih sebagai wakil rakyat periode lima tahun ini sebanyak 45 orang."Kalian bisa lihat sendiri, setiap hari hanya ada dua hingga tiga orang saja anggota dewan yang masuk kantor. Lalu, kemana yang lainya, dimana sebenarnya kantor mereka," tuturnya.
Politisi yang dikenal vokal itu merasa prihatin atas kondisi yang sudah dan sedang terjadi di lembaga penyampaian aspirasi rakyat tersebut. Masalahnya, disamping tugas dari berbagai elemen yang hampir setiap hari masuk ditingkat komisi, juga terdapat tugas lain. Diantaranya, melayani rakyat yang datang mengeluhkan sejumlah persoalan berbeda, termasuk menghadapi para demonstran. Sementara, rakyat tidak mau tau, bagaimana tugas dan fungsi wakil rakyat, yang ditahu hanya anggota dewan tanpa membedakan Ketua, Wakil Ketua, Ketua Komisi dan struktur kebawahnya.
"Ini konyol, kita terpilih hingga menikmati kursi dewan karena rakyat. Jadi, setidaknya kitaa mesti mendengar setiap keluhan rakyat baik saat berada ditengah-tengah masyarakat maupun ketika disampaikan di Kantor. Tapi ini tidak, anggota dewan justeru banyak yang gak masuk kantor, saya prihatin dan miris dengan kondisi seperti ini," tandasnya.
Menjadi wakil rakyat lanjutnya, tidak hanya dituntut untuk profesional dalam menjalankan tugas yang diemban. Tetapi, harus cerdas menempatkan diri agar menjadi panutan bagi masyarakat biasa juga aparatur pemerintahan. Bukan malah sebaliknya mengajar yang tidak baik."Kalau seperti ini kondisinya, anggota dewan bukan jadi panutan dan contoh. Tapi secara tidak langsung menjadi pelajaran buruk bagi rakyatnya, termasuk aparatur pemerintahan," tegasnya mengakhiri komentarnya. (KS-09)
COMMENTS