Masalahnya, pendistribusin raskin sebanyak 3 ton lebih untuk masyarakat Desa Lewi Ntana Kecamatan Soromandi diduga kuat tidak berkualitas
Bima, KS - Untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat ekonomi lemah (miskin), Pemerintaahh Kabupaten (Pemkab) Bima menganggarkan APBD bernilai besar setiap tahun. Salah satu kepedulian itu lewat pendistribusian Beras Miskin (Raskin) pada sejumlah Kepala Keluarga (KK) Miskin se-kabupaten. Namun pendistribusian raskin itu dilakukan pihak Bulog sebagai mitra Pemerintah Daerah (Pemda). Tentu sesuai harga yang telah disepakati bersama, warga penerima bantuan dikenakan harga Rp.1,6 ribu per kilogram (kg). Sementara, Pemerintah Daerah (Pemda) membayar ke Bulog dengan harga Rp.8 ribu lebih per-kg.
Ilustrasi Beras
Selain kesepakatan harga, juga menyangkut kualitas beras yang didistribusikan ke masyarakat penerima bantuan. Sayangnya, harapan raskin berkualitas seolah berbanding terbalik dengan fakta dilapangan. Masalahnya, pendistribusin raskin sebanyak 3 ton lebih untuk masyarakat Desa Lewi Ntana Kecamatan Soromandi diduga kuat tidak berkualitas. Karena, beras yang didroping bulog untuk warga miskin desa setempat terdapat kutu, ulat dan kuman. Padahal, beras itu masih berada dalam karung 15 Kg. "Jatah raskin dua bulan untuk warga desa setempat tidak layak dikonsumsi, ada kutu, ulat dan kuman. Saya khawatir, akan berdampak negatif pada kesehatan warga akibat mengkonsumsi beras tersebut," ujar Budiman, Ketua RW desa setempat kepada Koran Stabilitas.
Prihatin terhadap kualitas raskin itu, Budiman yang juga pegiat LSM Kipang itu turun langsung ke lapangan. Hasilnya, contoh raskin tidak bermutu itu diamankan sebagai Barang Bukti (BB). Karena, persoalan menyangkut masyarakat miskin itu akan digiring kerana hukum. Meskipun, jatah raskin itu telah ditarik kembali pihak bulog bima. "Kami tidak mau tahu, apakah itu kekeliruan atau bahkan telah ditarik kembali raskin itu. Yang jelas para penerima raskin sudah menandatangani surat pernyataan sikap atas pendistrbusian raskin tak layak konsumsi itu. Karena itu, saya akan melaporkan persoalan ini pada Polisi," tegas Budiman di Ruangan Kabag Ekonomi dan Administrasi Kabupaten.
Selain melaporkan ke polisi, Budiman bersama Sudirman, SH Ketua Aliansi Pejuang Integritas (API). Senin ini akan menggelar aksi demonstrasi terkait temuan itu. Aksi yang direncakan pada tiga titik itu guna menuntut Bulog bertanggungjawab atas persoalan itu, mendesak Kepala Bulog hengkang dari bima, mendesak DPRD menyikapi masalah tersebut. Karena menyangkut masyarakat miskin. Kepada Pemkab dibawa kepemimpinan, Drs.H.Syafrudin, HM.Nur, mereka mendesak untuk segera mengambil sikap.
"Apapun dalihnya, persoalan ini harus dituntaskan. Kami akan melakukan aksi sekaligus melaporkan soal ini ke lembaga hukum. Tapi disamping diproses hukum, kami minta dengan tegas, legislatif dan eksekutif juga harus bersikap. Bila perlu, pemda tidak membayar raskin itu pada bulog. Karna, kualitasnya diragukan. Bisa dilihat sendiri, contoh raskin yang diperuntukan untuk warga lewi ntana tersebut," tegas Sudirman alias Topan.
Ditempat dan waktu yang sama, Kabag Ekonomi dan Administrasi, Iwan Setiawan, SE mengaku baru mendapat informasi tersebut. Kendati begitu, pihaknya akan memanggil bulog. Karena, bantuan yang menghabiskan APBD bernilai fantastic itu merupakan bentuk kepedulian pemerintah atas rakyatnya. Jadi sebutnya, kualitas raskin yang baik merupakan harapan terbesar pemerintah."Kami tidak main-main dengan masalah ini, kami akan segera menyikapi soal ini. Apalagi, ini menyangkut rakyat miskin," janjinya.
Pada momen itu, Iwan juga mengaku terdapat 300 ton raskin tidak layak konsumsi di gudang bulog yang berlokasi di desa Bolo Kecamatan Madapangga. Atas temuan itu, pihaknya secara tegas melarang bulog tidak mendistribusikan raskin tersebut. "Kami sudah mewanti-wanti agar 300 ton raskin digudang itu tidak didroping. Tapi saya kaget dan heran dengan kualitas raskin untuk warga desa setempat (Lewi Ntana). Saya prihatin, selama inspeksi dan hasil kroscek di lapangan tidak pernah menemukan raskin dengan kualitas seperti ini. Bagi saya, persoalan ini sangat serius dan harus segera disikapi," pungkasnya sembari mempersilahkan rekan-rekan LSM untuk melaksanakan tugas kemanusiaan.
Secara terpisah, Kepala Bulog Sub Divre II Bima melalui Kasubag Pendistribusian, Susanto saat dikonfirmasi mengaku, pendistribusian raskin ke Desa Lewintana ada prosedurnya. Mendapat informasi soal kualitas raskin di bawah standar, pihaknya langsung menarik dan menggantikannya dengan raskin lain. (KS-09)
Ilustrasi Beras
Selain kesepakatan harga, juga menyangkut kualitas beras yang didistribusikan ke masyarakat penerima bantuan. Sayangnya, harapan raskin berkualitas seolah berbanding terbalik dengan fakta dilapangan. Masalahnya, pendistribusin raskin sebanyak 3 ton lebih untuk masyarakat Desa Lewi Ntana Kecamatan Soromandi diduga kuat tidak berkualitas. Karena, beras yang didroping bulog untuk warga miskin desa setempat terdapat kutu, ulat dan kuman. Padahal, beras itu masih berada dalam karung 15 Kg. "Jatah raskin dua bulan untuk warga desa setempat tidak layak dikonsumsi, ada kutu, ulat dan kuman. Saya khawatir, akan berdampak negatif pada kesehatan warga akibat mengkonsumsi beras tersebut," ujar Budiman, Ketua RW desa setempat kepada Koran Stabilitas.
Prihatin terhadap kualitas raskin itu, Budiman yang juga pegiat LSM Kipang itu turun langsung ke lapangan. Hasilnya, contoh raskin tidak bermutu itu diamankan sebagai Barang Bukti (BB). Karena, persoalan menyangkut masyarakat miskin itu akan digiring kerana hukum. Meskipun, jatah raskin itu telah ditarik kembali pihak bulog bima. "Kami tidak mau tahu, apakah itu kekeliruan atau bahkan telah ditarik kembali raskin itu. Yang jelas para penerima raskin sudah menandatangani surat pernyataan sikap atas pendistrbusian raskin tak layak konsumsi itu. Karena itu, saya akan melaporkan persoalan ini pada Polisi," tegas Budiman di Ruangan Kabag Ekonomi dan Administrasi Kabupaten.
Selain melaporkan ke polisi, Budiman bersama Sudirman, SH Ketua Aliansi Pejuang Integritas (API). Senin ini akan menggelar aksi demonstrasi terkait temuan itu. Aksi yang direncakan pada tiga titik itu guna menuntut Bulog bertanggungjawab atas persoalan itu, mendesak Kepala Bulog hengkang dari bima, mendesak DPRD menyikapi masalah tersebut. Karena menyangkut masyarakat miskin. Kepada Pemkab dibawa kepemimpinan, Drs.H.Syafrudin, HM.Nur, mereka mendesak untuk segera mengambil sikap.
"Apapun dalihnya, persoalan ini harus dituntaskan. Kami akan melakukan aksi sekaligus melaporkan soal ini ke lembaga hukum. Tapi disamping diproses hukum, kami minta dengan tegas, legislatif dan eksekutif juga harus bersikap. Bila perlu, pemda tidak membayar raskin itu pada bulog. Karna, kualitasnya diragukan. Bisa dilihat sendiri, contoh raskin yang diperuntukan untuk warga lewi ntana tersebut," tegas Sudirman alias Topan.
Ditempat dan waktu yang sama, Kabag Ekonomi dan Administrasi, Iwan Setiawan, SE mengaku baru mendapat informasi tersebut. Kendati begitu, pihaknya akan memanggil bulog. Karena, bantuan yang menghabiskan APBD bernilai fantastic itu merupakan bentuk kepedulian pemerintah atas rakyatnya. Jadi sebutnya, kualitas raskin yang baik merupakan harapan terbesar pemerintah."Kami tidak main-main dengan masalah ini, kami akan segera menyikapi soal ini. Apalagi, ini menyangkut rakyat miskin," janjinya.
Pada momen itu, Iwan juga mengaku terdapat 300 ton raskin tidak layak konsumsi di gudang bulog yang berlokasi di desa Bolo Kecamatan Madapangga. Atas temuan itu, pihaknya secara tegas melarang bulog tidak mendistribusikan raskin tersebut. "Kami sudah mewanti-wanti agar 300 ton raskin digudang itu tidak didroping. Tapi saya kaget dan heran dengan kualitas raskin untuk warga desa setempat (Lewi Ntana). Saya prihatin, selama inspeksi dan hasil kroscek di lapangan tidak pernah menemukan raskin dengan kualitas seperti ini. Bagi saya, persoalan ini sangat serius dan harus segera disikapi," pungkasnya sembari mempersilahkan rekan-rekan LSM untuk melaksanakan tugas kemanusiaan.
Secara terpisah, Kepala Bulog Sub Divre II Bima melalui Kasubag Pendistribusian, Susanto saat dikonfirmasi mengaku, pendistribusian raskin ke Desa Lewintana ada prosedurnya. Mendapat informasi soal kualitas raskin di bawah standar, pihaknya langsung menarik dan menggantikannya dengan raskin lain. (KS-09)
COMMENTS