Tahun ini, puluhan hektar lahan sawah di Desa Penapali Kecamatan Woha, terancam gagal panen.
Bima, KS.- Tahun ini, puluhan hektar lahan sawah di Desa Penapali Kecamatan Woha, terancam gagal panen. Hal ini disebabkan lahan sawah ratusan hektar milik warga setempat tidak mendapatkan pasokan air yang cukup. Bahkan baru-baru ini, warga setempat melakukan penimbunan menggunakan karung sebanyak 2000 lembar untuk menahan sisa air dari DAM Pela Parado.
Kades Penapali Drs. Abdul Khalik
Namun hasilnya tidak maksimal, karena hanya bisa mengaliri beberapa hektar lahan sawah. Sisanya masih banyak lahan sawah yang tidak mendapat pasokan air. "Kita perkirakan sekitar puluhan hektar lahan sawah warga kami terancam gagal panen, karena kekurangan pasokan air," ujar Kepala Desa Penapali, Drs. Abd. Khalik saat di wawancarai Wartawan Koran ini di ruang kerjanya, Rabu (24/6) Kemarin.
Khalik menerangkan, baru tahun ini sawah di desanya mengalami kekeringan. Biasanya untuk MK 1, pada tahun sebelumnya, masih ada sisa air hujan. Akibatnya warga yang mayoritas petani di desanya akan mengalami kekurangan Padi untuk kebutuhan hidup mereka. "Ini benar-benar kejadian alam yang luar biasa, kami hanya pasrah dengan keadaan ini," katanya.
Sebenarnya kata dia, kekeringan tersebut bisa diantisipasi jika sebelumnya pihaknya bisa koordinasi dengan pemerintah daerah untuk membuka saluran air yang turun dari DAM Pela. Namun ada beberapa titik yang membuat air tersebut tersumbat terutama di Desa Tente. "Ada titik dangkal yang hambat air teraliri dengan lancar ke Desa kami termasuk di Desa Tente, perlu ada alat berat untuk keruk sungai disana," bebernya.
Tidak hanya itu, kurangnya pasokan air yang masuk ke sawah warganya, menurutnya juga diakibatkan tidak stabilnya air yang dikeluarkan oleh petugas di DAM Pela. Lantaran banyaknya para warga yang melakukan budidaya ikan air tawar menggunakan air. Alasannya, karena dengan adanya usaha budidaya air tawar di DAM Pela, akan terjadi pengaturan air yang keluar masuk untuk menjaga stabilnya air dalam DAM Pela ."Kami juga berpendapat terjadinya kurang pasokan air karena banyaknya warga yang budidaya air tawar menggunakan karamba di DAM Pela," tutur Kades.
Menyikapi kondisi ini, Ia berharap agar ada perhatian dari pemerintah daerah untuk bisa mengatasi kekurangan beras pada warganya. Karena sudah jelas, puluhan hektar lahan sawah milik warganya terancam gagal panen. "Kami berharap adanya perhatian dari Bupati Bima dengan keadaan masyarakat kami di sinin," harapnya.
Pantuan langsung wartawan Koran ini, terdapat puluhan hektar padi yang sudah mati akibat kekeringan. Hal tersebut bisa terlihat dari sepanjang jalan di desa tersebut. (KS-17)
Kades Penapali Drs. Abdul Khalik
Namun hasilnya tidak maksimal, karena hanya bisa mengaliri beberapa hektar lahan sawah. Sisanya masih banyak lahan sawah yang tidak mendapat pasokan air. "Kita perkirakan sekitar puluhan hektar lahan sawah warga kami terancam gagal panen, karena kekurangan pasokan air," ujar Kepala Desa Penapali, Drs. Abd. Khalik saat di wawancarai Wartawan Koran ini di ruang kerjanya, Rabu (24/6) Kemarin.
Khalik menerangkan, baru tahun ini sawah di desanya mengalami kekeringan. Biasanya untuk MK 1, pada tahun sebelumnya, masih ada sisa air hujan. Akibatnya warga yang mayoritas petani di desanya akan mengalami kekurangan Padi untuk kebutuhan hidup mereka. "Ini benar-benar kejadian alam yang luar biasa, kami hanya pasrah dengan keadaan ini," katanya.
Sebenarnya kata dia, kekeringan tersebut bisa diantisipasi jika sebelumnya pihaknya bisa koordinasi dengan pemerintah daerah untuk membuka saluran air yang turun dari DAM Pela. Namun ada beberapa titik yang membuat air tersebut tersumbat terutama di Desa Tente. "Ada titik dangkal yang hambat air teraliri dengan lancar ke Desa kami termasuk di Desa Tente, perlu ada alat berat untuk keruk sungai disana," bebernya.
Tidak hanya itu, kurangnya pasokan air yang masuk ke sawah warganya, menurutnya juga diakibatkan tidak stabilnya air yang dikeluarkan oleh petugas di DAM Pela. Lantaran banyaknya para warga yang melakukan budidaya ikan air tawar menggunakan air. Alasannya, karena dengan adanya usaha budidaya air tawar di DAM Pela, akan terjadi pengaturan air yang keluar masuk untuk menjaga stabilnya air dalam DAM Pela ."Kami juga berpendapat terjadinya kurang pasokan air karena banyaknya warga yang budidaya air tawar menggunakan karamba di DAM Pela," tutur Kades.
Menyikapi kondisi ini, Ia berharap agar ada perhatian dari pemerintah daerah untuk bisa mengatasi kekurangan beras pada warganya. Karena sudah jelas, puluhan hektar lahan sawah milik warganya terancam gagal panen. "Kami berharap adanya perhatian dari Bupati Bima dengan keadaan masyarakat kami di sinin," harapnya.
Pantuan langsung wartawan Koran ini, terdapat puluhan hektar padi yang sudah mati akibat kekeringan. Hal tersebut bisa terlihat dari sepanjang jalan di desa tersebut. (KS-17)
COMMENTS