Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Bima, H. Arahman H. Abidin, SE mengatakan, dana KONI Tahun 2015 senilai Rp.1,5 Miliar saat ini baru terpakai 20 porsen saja.
Kota Bima, KS.- Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Bima, H. Arahman H. Abidin, SE mengatakan, dana KONI Tahun 2015 senilai Rp.1,5 Miliar saat ini baru terpakai 20 porsen saja. Sementara sisanya 80 porsen masih berada direkening KONI. Hal itu disampaikannya dalam sambutan pada rapat silahturahmi dengan seluruh Cabang Olahraga (Cabor) se-Kota Bima di Kantor KONI Kota Bima, Selasa (16/6) lalu.
H Man (sapaan akrab) menjelaskan, dari alokasi anggaran itu, sekitar Rp.200 juta digunakan untuk kebutuhan Cabor. Seperti Cabor Atletik, Voli dan Pencak Silat yang sudah mengajukan proposal permohonan bantuan dana untuk mengadakan kegiatan pertandingan. “KONI sekarang hanya menunggu permohonan proposal dari Cabor lain yang belum berhubung anggaran masih banyak,” ujarnya.
Dihadapan seluruh pengurus cabor yang hadir ikuti rapat, H. Man menyesalkan sikap beberapa Ketua Cabor yang tidak hadir mengikuti pertemuan tersebut. Untuk rapat selanjutnya, KONI akan memberikan teguran hingga sanksi kepada Ketua Cabor yang malas ikut rapat tanpa alasan. Pasalnya, setiap rapat yang hadir hanya perwakilan unsur pelatih cabor saja sedangkan pengurus intinya jarang hadir. “Mudah-mudahan kedepan ketua cabor lain, punya waktu seperti Ketua Cabor Volli ini,” kata H. Man.
Pada pertemuan itu juga diadakan diskusi untuk menyampaikan usul saran dipandu Sekretaris KONI Kota Bima, Drs. H. Alwi Yasin, M. AP. Mewakili Cabor pencak silat, Khairul melaporkan, hingga saat ini stok wasit dan juri sangat minim sekali, sehingga setiap kejuaraan Pengurus Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kobi memakai tenaga wasit dan juri dari Kabupaten Bima dan Dompu. “Terus terang pada Kejuaraan Cabang (Kejurcab) Mei lalu, lebih banyak menghabiskan anggaran untuk honor wasit. Apalagi wasit dan jurinya dari luar kota, sehingga diharapkan penataran wasit Tahun 2015 ini sangat penting diadakan,” tutur Khairul dari unsur Pengurus IPSI.
Wasit kelas NTB ini juga meminta kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bima malalui KONI untuk membangun Padepokan Pencak Silat yang bisa digunakan sebagai sarana dan prasaran bagi cabor bela diri, maupun cabor lainnya. Hal yang sama juga disampaikan Samada dari unsur pelatih cabang Karate. Ia mengaku, dicabangnya masih kekurangan tenaga wasit. Sedangkan setiap kejuaraan wasit dan juri sangat berperan penting sebagai aparat pertandingan yang melahirkan bibit atlit yang berprestasi. “Kondisi cabang karate sama halnya, dirasakan oleh cabang pencak silat,” ujarnya singkat.
Menanggapi hal tersebut, H. Man yang juga Wakil Walikota Bima berjanji akan mengusulkan rencana pembangunan gedung serba guna yang bisa dipakai cabang manapun. “Kalaupun tidak bisa dibangun gedung serba guna seperti Gelanggang Pemuda Kota Mataram, minimalnya GOR Manggemaci kita rehab. Sehingga GOR tersebut tidak hanya digunakan oleh salah satu cabor saja, tapi multi guna,” tandasnya. (KS-04)
H Man (sapaan akrab) menjelaskan, dari alokasi anggaran itu, sekitar Rp.200 juta digunakan untuk kebutuhan Cabor. Seperti Cabor Atletik, Voli dan Pencak Silat yang sudah mengajukan proposal permohonan bantuan dana untuk mengadakan kegiatan pertandingan. “KONI sekarang hanya menunggu permohonan proposal dari Cabor lain yang belum berhubung anggaran masih banyak,” ujarnya.
Dihadapan seluruh pengurus cabor yang hadir ikuti rapat, H. Man menyesalkan sikap beberapa Ketua Cabor yang tidak hadir mengikuti pertemuan tersebut. Untuk rapat selanjutnya, KONI akan memberikan teguran hingga sanksi kepada Ketua Cabor yang malas ikut rapat tanpa alasan. Pasalnya, setiap rapat yang hadir hanya perwakilan unsur pelatih cabor saja sedangkan pengurus intinya jarang hadir. “Mudah-mudahan kedepan ketua cabor lain, punya waktu seperti Ketua Cabor Volli ini,” kata H. Man.
Pada pertemuan itu juga diadakan diskusi untuk menyampaikan usul saran dipandu Sekretaris KONI Kota Bima, Drs. H. Alwi Yasin, M. AP. Mewakili Cabor pencak silat, Khairul melaporkan, hingga saat ini stok wasit dan juri sangat minim sekali, sehingga setiap kejuaraan Pengurus Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kobi memakai tenaga wasit dan juri dari Kabupaten Bima dan Dompu. “Terus terang pada Kejuaraan Cabang (Kejurcab) Mei lalu, lebih banyak menghabiskan anggaran untuk honor wasit. Apalagi wasit dan jurinya dari luar kota, sehingga diharapkan penataran wasit Tahun 2015 ini sangat penting diadakan,” tutur Khairul dari unsur Pengurus IPSI.
Wasit kelas NTB ini juga meminta kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bima malalui KONI untuk membangun Padepokan Pencak Silat yang bisa digunakan sebagai sarana dan prasaran bagi cabor bela diri, maupun cabor lainnya. Hal yang sama juga disampaikan Samada dari unsur pelatih cabang Karate. Ia mengaku, dicabangnya masih kekurangan tenaga wasit. Sedangkan setiap kejuaraan wasit dan juri sangat berperan penting sebagai aparat pertandingan yang melahirkan bibit atlit yang berprestasi. “Kondisi cabang karate sama halnya, dirasakan oleh cabang pencak silat,” ujarnya singkat.
Menanggapi hal tersebut, H. Man yang juga Wakil Walikota Bima berjanji akan mengusulkan rencana pembangunan gedung serba guna yang bisa dipakai cabang manapun. “Kalaupun tidak bisa dibangun gedung serba guna seperti Gelanggang Pemuda Kota Mataram, minimalnya GOR Manggemaci kita rehab. Sehingga GOR tersebut tidak hanya digunakan oleh salah satu cabor saja, tapi multi guna,” tandasnya. (KS-04)
COMMENTS