Air dalam kemasan berlabel Mori yang berlokasi di Kelurahan Dodu Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima selain menjualnya kepada konsumen, ternyata juga menyediakan air gratis bagi warga Dodu dan sekitarnya.
Kota Bima, KS.- Air dalam kemasan berlabel Mori yang berlokasi di Kelurahan Dodu Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima selain menjualnya kepada konsumen, ternyata juga menyediakan air gratis bagi warga Dodu dan sekitarnya. Pasalnya, satu unit kerang air yang disediakan di Halaman Kantor pemasaran Mori setempat bisa ambil secara cuma-cuma oleh warga menggunakan cerigen maupun galon.
Air Minum dalam kemasan MORI
Tidak hanya itu, pihak Mori juga menyalurkan air dibeberapa rumah warga sekitar Kantor Mori bagi yang membutuhkan. Hanya saja, warga cukup menyediakan pipa sedangkan aliran listrik yang mengairi air tersebut merupakan tanggungan pihak Mori. Selain itu juga, sebanyak tujuh kelompok pengrajin pembuat batu bata yang berlokasi di belakang kantor Mori, juga mengambil sebebas-bebasnya air Mori tersebut.
M. Saleh (50) warga Dodu RT. 04 RW. 02 mengatakan, sejak awal bulan Ramadhan beberapa warga setempat membentuk tujuh kelompok pengrajin batu bata tepatnya menggunakan lahan kosong yang berada di belakang kantor Mori. “Tanah seluas 1,5 Hektar milik warga Dodu II bernama Ola (45) diijinkan kepada kami untuk memakai lahan tersebut, untuk membuat batu bata. “Untuk kelompok saya sendiri sudah berhasil mencetak 10.000 lebih batang batu batu. Suksesnya pencampuran pembuatan batu bata ini juga atas bantuan air secara cuma-cuma oleh Mori dengan meyediakan bak air ukuran besar,” ujarnya saat ditemui tempat percetakan batu bata, Rabu (1/7) kemarin.
Dirinya juga membenarkan pihak Mori menyalurkan air untuk kebutuhan warga sekitar, baik air yang diambil menggunakan cerigen dan galon, juga dialiri menggunakan pipa sehingga masuk kedalam rumah warga itu sendiri. Lanjut M. Saleh, sebenarnya warga sekitar sebelumnya hanya memanfaatkan sumber air Lumbu yang berjarak 5 KM dari Mori. Namun saat ini kesediaan mata air tersebut minim, apalagi pipa untuk mengaliri air masuk kepemukiman warga saat ini dalam keadaan rusak parah.
Sementara itu, pemilik Mori, Yanti yang ditemui di kantornya Rabu mengatakan, tidak hanya bantuan air saja yang pihaknya salurkan pada warga. Akan tetapi pada musim kemarau 2014 lalu dirinya menyalurkan kursi plastik sebanyak 100 biji kepada Masjid raya Dodu. Sehingga apabila ada kegiatan masyarakat disetiap rukun tetangga bisa meminjam kursi tersebut melalui pengurus masjid setempat baik warga miskin maupun kaya. “Lomba kelurahan maupun kegiatan kepemudaan yang ada di Dodu, pihaknya selalu mensupornya. Misalnya, memberikan air kemasan gelas Mori maupun dukungan dana seala kadarnya,” ujarnya.
Yanti juga menyampaikan, bahwa puluhan karyawan yang berkerja di perusahaan Mori sebagian besar merupakan warga asal kelurahan Dodu. Akan tetapi warga yang berkerja di Mori, merupakan warga notabene penggangguran murni. “Alhamdulilah perusahaan yang memproduksi air dalam skala kecil ini, dinilai mampu menggurangi angka penggangguran dengan menciptakan lapangan kerja,” tambahnya. (KS-04)
Air Minum dalam kemasan MORI
Tidak hanya itu, pihak Mori juga menyalurkan air dibeberapa rumah warga sekitar Kantor Mori bagi yang membutuhkan. Hanya saja, warga cukup menyediakan pipa sedangkan aliran listrik yang mengairi air tersebut merupakan tanggungan pihak Mori. Selain itu juga, sebanyak tujuh kelompok pengrajin pembuat batu bata yang berlokasi di belakang kantor Mori, juga mengambil sebebas-bebasnya air Mori tersebut.
M. Saleh (50) warga Dodu RT. 04 RW. 02 mengatakan, sejak awal bulan Ramadhan beberapa warga setempat membentuk tujuh kelompok pengrajin batu bata tepatnya menggunakan lahan kosong yang berada di belakang kantor Mori. “Tanah seluas 1,5 Hektar milik warga Dodu II bernama Ola (45) diijinkan kepada kami untuk memakai lahan tersebut, untuk membuat batu bata. “Untuk kelompok saya sendiri sudah berhasil mencetak 10.000 lebih batang batu batu. Suksesnya pencampuran pembuatan batu bata ini juga atas bantuan air secara cuma-cuma oleh Mori dengan meyediakan bak air ukuran besar,” ujarnya saat ditemui tempat percetakan batu bata, Rabu (1/7) kemarin.
Dirinya juga membenarkan pihak Mori menyalurkan air untuk kebutuhan warga sekitar, baik air yang diambil menggunakan cerigen dan galon, juga dialiri menggunakan pipa sehingga masuk kedalam rumah warga itu sendiri. Lanjut M. Saleh, sebenarnya warga sekitar sebelumnya hanya memanfaatkan sumber air Lumbu yang berjarak 5 KM dari Mori. Namun saat ini kesediaan mata air tersebut minim, apalagi pipa untuk mengaliri air masuk kepemukiman warga saat ini dalam keadaan rusak parah.
Sementara itu, pemilik Mori, Yanti yang ditemui di kantornya Rabu mengatakan, tidak hanya bantuan air saja yang pihaknya salurkan pada warga. Akan tetapi pada musim kemarau 2014 lalu dirinya menyalurkan kursi plastik sebanyak 100 biji kepada Masjid raya Dodu. Sehingga apabila ada kegiatan masyarakat disetiap rukun tetangga bisa meminjam kursi tersebut melalui pengurus masjid setempat baik warga miskin maupun kaya. “Lomba kelurahan maupun kegiatan kepemudaan yang ada di Dodu, pihaknya selalu mensupornya. Misalnya, memberikan air kemasan gelas Mori maupun dukungan dana seala kadarnya,” ujarnya.
Yanti juga menyampaikan, bahwa puluhan karyawan yang berkerja di perusahaan Mori sebagian besar merupakan warga asal kelurahan Dodu. Akan tetapi warga yang berkerja di Mori, merupakan warga notabene penggangguran murni. “Alhamdulilah perusahaan yang memproduksi air dalam skala kecil ini, dinilai mampu menggurangi angka penggangguran dengan menciptakan lapangan kerja,” tambahnya. (KS-04)
Oke mori
BalasHapus