Tidak berlebihan, jika saat ini Kota Bima disebut menjadi “Syurga” bagi para pengedar dan pemakai narkoba.
Kota Bima, KS.- Tidak berlebihan, jika saat ini Kota Bima disebut menjadi “Syurga” bagi para pengedar dan pemakai narkoba. Bagaimana tidak, dari tahun ke tahun, para pengguna narkoba di Kota Bima semakin bertambah. Bak jamur tumbuh dimusim hujan, angka kerawanan pengguna narkoba mencapai titik yang mengkhawatirkan.
Ilustrasi
Tidak tanggung-tanggung, korban dari bisnis haram ini sudah mulai merambah ke anak yang masih sekolah alias masih dibawah umur. Sudah banyak generasi terpelajar tercemar oleh barang haram ini. Entah dari mana sumbernya barang haram ini, namun sangat sulit diberantas oleh Polisi. Terbukti, dari bergantian tahun, banyak gembong, kurir dan pengguna Narkoba di ringkus, namun masih saja ada gembong lain yang berkeliaran. Mati satu, tumbuh seribu, itulah pepatah yang pantas untuk pelaku kejahatan Narkotika di Kota Bima ini.
Kondisi ini juga diakui oleh Kasat Narkoba Polres Bima Kota, AKP. H. Taufik, SH. Ia mengatakan peredaran Narkoba di Kota Bima sangat menguatirkan. Katanya, Polisi sangat gencar untuk terus mengintai dan meringkus pembisnis dan pengguna barang haram ini. Hasilnya, berjalan tahun 2015 ini, sebanyak 15 pengguna dan pengedar dari 12 kasus ditangan polisi. Bahkan baru-baru ini pihaknya berhasil grebeg tiga pengguna sabu-sabu saat bulan ramadhan, parahnya dari ketiga pelaku itu merupakan PNS dilingkup Pemkab Bima. “Kami tidak main-main dengan kasus Narkoba ini, karena ini kejahatan yang harus diberantas demi terselamatkan anak cucu kita nantinya,” ujarnya.
Kasus PNS yang berinesial YS itu tengah dilakukan penyelidikan dan penyidikan. Semantara ini kasusnya baru tahap pertama karena masih menunggu hasil uji labolatorium oleh BPOM-Mataram terkait BB sabu-sabu yang diduga digunakan mereka.”Kita akan terus memperdalam kasus ini agar bisa tuntas dan disidangkan,” katannya.
Kata H. Taufik, Kasus tersebut merupakan sampel dari kasus lainnya. Dan juga kasus itu menjadi gambaran jika penting bagi orang tua untuk mendidik anakanya dengan ajaran agama yang baik agar tidak terjerumus dalam kejahatan narkoba maupun criminal lainnya. Jika anak sudah memiliki pengetahuan agama yang baik dan benar, sangak kecil kemungkinan mampu terpengaruh oleh lingkungan yang buruk.”Ini perlu peran penting orang tua dalam mendidik anakanya dengan pendidikan agamais,” imbuhnya.
Selain itu, untuk memberantas peredaran Narkoba di Kota Bima, menurutnya tidak hanya dilakukan oleh Polisi semata, namun butuh dukungan dari masyarakat dengan memberikan informasi adanya kecurigaan dan dugaan terkait peredaran narkoba. ”Tanpa dukungan dan informasi dari masyarakat, kita tidak bisa berbuat banyak, untuk itu diharapkan kerjasama yang baik antara polisi dan masyarakat untuk berantas narkoba ke akar-akarnya,” harapnya. (KS-17)
Ilustrasi
Tidak tanggung-tanggung, korban dari bisnis haram ini sudah mulai merambah ke anak yang masih sekolah alias masih dibawah umur. Sudah banyak generasi terpelajar tercemar oleh barang haram ini. Entah dari mana sumbernya barang haram ini, namun sangat sulit diberantas oleh Polisi. Terbukti, dari bergantian tahun, banyak gembong, kurir dan pengguna Narkoba di ringkus, namun masih saja ada gembong lain yang berkeliaran. Mati satu, tumbuh seribu, itulah pepatah yang pantas untuk pelaku kejahatan Narkotika di Kota Bima ini.
Kondisi ini juga diakui oleh Kasat Narkoba Polres Bima Kota, AKP. H. Taufik, SH. Ia mengatakan peredaran Narkoba di Kota Bima sangat menguatirkan. Katanya, Polisi sangat gencar untuk terus mengintai dan meringkus pembisnis dan pengguna barang haram ini. Hasilnya, berjalan tahun 2015 ini, sebanyak 15 pengguna dan pengedar dari 12 kasus ditangan polisi. Bahkan baru-baru ini pihaknya berhasil grebeg tiga pengguna sabu-sabu saat bulan ramadhan, parahnya dari ketiga pelaku itu merupakan PNS dilingkup Pemkab Bima. “Kami tidak main-main dengan kasus Narkoba ini, karena ini kejahatan yang harus diberantas demi terselamatkan anak cucu kita nantinya,” ujarnya.
Kasus PNS yang berinesial YS itu tengah dilakukan penyelidikan dan penyidikan. Semantara ini kasusnya baru tahap pertama karena masih menunggu hasil uji labolatorium oleh BPOM-Mataram terkait BB sabu-sabu yang diduga digunakan mereka.”Kita akan terus memperdalam kasus ini agar bisa tuntas dan disidangkan,” katannya.
Kata H. Taufik, Kasus tersebut merupakan sampel dari kasus lainnya. Dan juga kasus itu menjadi gambaran jika penting bagi orang tua untuk mendidik anakanya dengan ajaran agama yang baik agar tidak terjerumus dalam kejahatan narkoba maupun criminal lainnya. Jika anak sudah memiliki pengetahuan agama yang baik dan benar, sangak kecil kemungkinan mampu terpengaruh oleh lingkungan yang buruk.”Ini perlu peran penting orang tua dalam mendidik anakanya dengan pendidikan agamais,” imbuhnya.
Selain itu, untuk memberantas peredaran Narkoba di Kota Bima, menurutnya tidak hanya dilakukan oleh Polisi semata, namun butuh dukungan dari masyarakat dengan memberikan informasi adanya kecurigaan dan dugaan terkait peredaran narkoba. ”Tanpa dukungan dan informasi dari masyarakat, kita tidak bisa berbuat banyak, untuk itu diharapkan kerjasama yang baik antara polisi dan masyarakat untuk berantas narkoba ke akar-akarnya,” harapnya. (KS-17)
COMMENTS