Harga bawang merah di Bima, semulanya bisa mencapai angka Rp.12Ribu per kilogram (Kg), kini turun drastis hingga Rp.5000/Kg.
Bima, KS.- Harga bawang merah di Bima, semulanya bisa mencapai angka Rp.12Ribu per kilogram (Kg), kini turun drastis hingga Rp.5000/Kg. Turunnya harga bawang tersebut, membuat para petani di berbagai Kecamatan di Wilayah Kabupaten Bima, cemas bahkan mengaku merugi hingga puluhan Juta Rupiah, seperti yang dialami para petani di Desa Sampungu Kecamatan Soromandi.
Harga bawang merah sekitar pertengahan Juli kemarin melonjak hingga Rp.12Ribu/KG, namun hari demi hari semakin menurun, saat ini harga bawang merah per kilo gram maksimal Rp.7Ribu, bahkan ada pedagang yang menawarkan ke petani Rp.4.500.
Wahyudin Syamsudin mengaku kecewa dengan harga bawang saat ini yang sangat jauh dari harapan para petani sebelumnya. Katanya, jika harga bawa dibeli dengan harga Rp.12ribu atau Rp.9Ribu/KG, maka petani di untungkan, namun yang terjadi sekarang, para pedagang atau pengepul hanya mampu membeli dengan harga Rp.7Ribu/KG, itupun dengan ukuran jumbo, sementara untuk ukuran biasa atau standar, hanya mampu dibeli dengan harga Rp.5ribu/KG.”Kalau petani menjual dengan harga Rp.5Ribu perkilonya, maka petani dirugikan, apalagi para petani saat ini mayoritas menanam bawang dengan cara utang, mulai dari bibit, hingga obat-obatan, semuanya utang ke penjual bibit dan obat,”tuturnya.
Wahyudin berharap agar, pemerintah terlibat secara langsung, bagaimana harga bawang di petani bisa stabil, paling tidak dengan harga Rp.7Ribu per kilonya, petani tidak terlalu banyak rugi, hanya kembali modal, tapi dengan harga Rp.5Ribu, petani dirugikan dengan per petani bisa mencapai jutaan hingga belasan juta rupiah, sangat bergantung jumlah tanam,”imbuhnya.
Di Desa Sai, juga dituturkan oleh Nawar. Petani yang sudah berpengalama dalam hal penanaman bawang ini mengaku rugi di tahun ini, karena harga bawang turun mendadak, dari harga Rp.11-12Ribu per kilo gram, kini harganya Cuma Rp.5-7Ribu perkilonya.”Dengan harga yang terlalu rendah tersebut, tentu membuat petani rugi total, bahkan tidak tutup kemungkinan untuk tanaman berikutnya, petani akan semakin banyak mengutang,”tukasnya.
Nawar berharap, agar pemerintah membantu petani memberikan bantuan berupat bibit bawang dan saprodinya (obat-obatan), untuk meringankan beban para petani ke depannya.”Kalau petani tidak dibantu, maka petani akan semakin merugi, dan pedagang semakin kaya. Karena saya menilai bahwa naik turunnya harga bawang sekarang, sangat bergantung pada pemerintah, juga para pedagang,”harapnya. (KS-006)
Harga bawang merah sekitar pertengahan Juli kemarin melonjak hingga Rp.12Ribu/KG, namun hari demi hari semakin menurun, saat ini harga bawang merah per kilo gram maksimal Rp.7Ribu, bahkan ada pedagang yang menawarkan ke petani Rp.4.500.
Wahyudin Syamsudin mengaku kecewa dengan harga bawang saat ini yang sangat jauh dari harapan para petani sebelumnya. Katanya, jika harga bawa dibeli dengan harga Rp.12ribu atau Rp.9Ribu/KG, maka petani di untungkan, namun yang terjadi sekarang, para pedagang atau pengepul hanya mampu membeli dengan harga Rp.7Ribu/KG, itupun dengan ukuran jumbo, sementara untuk ukuran biasa atau standar, hanya mampu dibeli dengan harga Rp.5ribu/KG.”Kalau petani menjual dengan harga Rp.5Ribu perkilonya, maka petani dirugikan, apalagi para petani saat ini mayoritas menanam bawang dengan cara utang, mulai dari bibit, hingga obat-obatan, semuanya utang ke penjual bibit dan obat,”tuturnya.
Wahyudin berharap agar, pemerintah terlibat secara langsung, bagaimana harga bawang di petani bisa stabil, paling tidak dengan harga Rp.7Ribu per kilonya, petani tidak terlalu banyak rugi, hanya kembali modal, tapi dengan harga Rp.5Ribu, petani dirugikan dengan per petani bisa mencapai jutaan hingga belasan juta rupiah, sangat bergantung jumlah tanam,”imbuhnya.
Di Desa Sai, juga dituturkan oleh Nawar. Petani yang sudah berpengalama dalam hal penanaman bawang ini mengaku rugi di tahun ini, karena harga bawang turun mendadak, dari harga Rp.11-12Ribu per kilo gram, kini harganya Cuma Rp.5-7Ribu perkilonya.”Dengan harga yang terlalu rendah tersebut, tentu membuat petani rugi total, bahkan tidak tutup kemungkinan untuk tanaman berikutnya, petani akan semakin banyak mengutang,”tukasnya.
Nawar berharap, agar pemerintah membantu petani memberikan bantuan berupat bibit bawang dan saprodinya (obat-obatan), untuk meringankan beban para petani ke depannya.”Kalau petani tidak dibantu, maka petani akan semakin merugi, dan pedagang semakin kaya. Karena saya menilai bahwa naik turunnya harga bawang sekarang, sangat bergantung pada pemerintah, juga para pedagang,”harapnya. (KS-006)
COMMENTS