Buktinya, di moment konvoi pasangan Hj. Indah Damayanti Putri (IDP) – Dahlan, di Wilayah Kecamatan Woha, Senin (28/9), terlihat Kadiscapil menggunakan mobdis bernopol EA 52
Bima, KS.- Meski berkali-kali telah diberitakan terlibat politik praktis, namun tak menghentikan Kadiscapil Kabupaten Bima, Drs. Andi Sirajudin AP untuk terus melibatkan diri dalam dunia politik. Buktinya, di moment konvoi pasangan Hj. Indah Damayanti Putri (IDP) – Dahlan, di Wilayah Kecamatan Woha, Senin (28/9), terlihat Kadiscapil menggunakan mobdis bernopol EA 52 ditengah-tengah mobil pendukung IDP, tepatnya di Wilayah Dusun Penapali Desa Penapali Kecamatan Woha.
Andi Sirajudin atau biasa di sapa Pa Andi merupakan salah satu pejabat Kabupaten Bima yang terang-terangan melibatkan diri dalam politik praktis Pilkada Kabupaten Bima Periode 2015-2020. Pasangan Calon (Paslon) yang menjadi dukungannya adalah pasangan IDP-Dahlan, pasangan bernomor urut empat. Senin sore kemarin, disaat pasangan IDP-Dahlan melakukan kampanye terbatas di Wilayah Kecamatan Woha, Andi diduga kuat melibatkan diri secara langsung memberikan dukungan untuk paslon tersebut.
Faktanya yakni, mobil dinas yang mestinya digunakan untuk kepentingan dinas pejabat di Lingkup Pemerintah Kabupaten Bima, justeru digunakan untuk kepentingan politik sesaat Andi. Parahnya, mobdis tersebut ikut bergabung meramaikan mobil pendukung IDP-Dahlan dalam menggalang kekuatan politik pasangan dimaksud.
Salah seorang saksi mata dari pejabat Pemkab mengaku melihat mobdis Dinas Catatan Sipil berada ditengah-tengah mobil pendukung paslon nomor urut empat di Wilayah Desa Penapali Senin kemarin.”Saya melihat sendiri mobil dinas digunakan oleh Andi untuk keperluan politik kemarin (Senin,red_),”kata salah seorang pejabat pemkab seraya meminta Bupati dan Sekda segera menarik mobil dinas yang digunakan oleh Andi tersebut.
Apa tanggapan Pj Bupati atau Sekretaris Daerah Kabupaten Bima, atas dugaan penggunaan mobdis untuk kepentingan politik tersebut ?. Sekda Drs.H.Taufik mengaku akan menarik mobil tersebut jika benar terjadi. Pasalnya, pemerintah secara resmi telah mengeluarkan surat kepada seluruh SKPD agar tidak terlibat politik praktis, apalagi menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan politik.”Siapapun yang menggunakan mobdis untuk kepentingan politik, maka mobil itu akan ditarik dari tangan pejabat tersebut,”tegas Sekda dengan singkat.
Andi dalam keterangan persnya mengakui berada ditengah-tengah mobil rombongan IDP-Dahlan, namun keberatan atas tudingan terlibat politik praktis.”Kemarin itu saya kejebak macet di Penapali sepulang dari kegiatan dinas di Tambora,”elaknya.
Ditegaskannya, jika Sekda ingin menarik mobil dinas, maka tidak harus dirinya semata, tapi juga oknum pejabat lain, karena banyak pula pejabat lain yang dukung pasangan SYUKUR atau pasangan lain menggunakan mobil dinas.”Kalau mau Tarik mobil dinas, kenapa hanya saya. Pejabat lain juga banyak menggunakan mobdis untuk kepentigan politik sesaatnya,”kata Andi seraya mengatakan Sekda diskriminatif.(KS-Her)
Andi Sirajudin atau biasa di sapa Pa Andi merupakan salah satu pejabat Kabupaten Bima yang terang-terangan melibatkan diri dalam politik praktis Pilkada Kabupaten Bima Periode 2015-2020. Pasangan Calon (Paslon) yang menjadi dukungannya adalah pasangan IDP-Dahlan, pasangan bernomor urut empat. Senin sore kemarin, disaat pasangan IDP-Dahlan melakukan kampanye terbatas di Wilayah Kecamatan Woha, Andi diduga kuat melibatkan diri secara langsung memberikan dukungan untuk paslon tersebut.
Faktanya yakni, mobil dinas yang mestinya digunakan untuk kepentingan dinas pejabat di Lingkup Pemerintah Kabupaten Bima, justeru digunakan untuk kepentingan politik sesaat Andi. Parahnya, mobdis tersebut ikut bergabung meramaikan mobil pendukung IDP-Dahlan dalam menggalang kekuatan politik pasangan dimaksud.
Salah seorang saksi mata dari pejabat Pemkab mengaku melihat mobdis Dinas Catatan Sipil berada ditengah-tengah mobil pendukung paslon nomor urut empat di Wilayah Desa Penapali Senin kemarin.”Saya melihat sendiri mobil dinas digunakan oleh Andi untuk keperluan politik kemarin (Senin,red_),”kata salah seorang pejabat pemkab seraya meminta Bupati dan Sekda segera menarik mobil dinas yang digunakan oleh Andi tersebut.
Apa tanggapan Pj Bupati atau Sekretaris Daerah Kabupaten Bima, atas dugaan penggunaan mobdis untuk kepentingan politik tersebut ?. Sekda Drs.H.Taufik mengaku akan menarik mobil tersebut jika benar terjadi. Pasalnya, pemerintah secara resmi telah mengeluarkan surat kepada seluruh SKPD agar tidak terlibat politik praktis, apalagi menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan politik.”Siapapun yang menggunakan mobdis untuk kepentingan politik, maka mobil itu akan ditarik dari tangan pejabat tersebut,”tegas Sekda dengan singkat.
Andi dalam keterangan persnya mengakui berada ditengah-tengah mobil rombongan IDP-Dahlan, namun keberatan atas tudingan terlibat politik praktis.”Kemarin itu saya kejebak macet di Penapali sepulang dari kegiatan dinas di Tambora,”elaknya.
Ditegaskannya, jika Sekda ingin menarik mobil dinas, maka tidak harus dirinya semata, tapi juga oknum pejabat lain, karena banyak pula pejabat lain yang dukung pasangan SYUKUR atau pasangan lain menggunakan mobil dinas.”Kalau mau Tarik mobil dinas, kenapa hanya saya. Pejabat lain juga banyak menggunakan mobdis untuk kepentigan politik sesaatnya,”kata Andi seraya mengatakan Sekda diskriminatif.(KS-Her)
COMMENTS