Kasus Manipulasi Data Tenaga Honorer Kategori II (K2) yang diadukan ke Komisi I DPRD Kabupaten Bima beberapa waktu lalu kandas ditengah jalan
Bima, KS.- Kasus Manipulasi Data Tenaga Honorer Kategori II (K2) yang diadukan ke Komisi I DPRD Kabupaten Bima beberapa waktu lalu kandas ditengah jalan. Bagaimana tidak, Komisi I yang sebelumnya gencar dan berkoer-koar ingin menuntaskan kasus tersebut, tiba-tiba bungkam.
Ilustrasi
Senin Kemarin, dari luar suasana ruangan komisi I terdengar agak bising karena terlibat percekcokan antara anggota Komisi I soal beredarnya sms yang menghujat anggota DPR yang menangani kasus K2 tersebut. Saat itu Komisi I sedang memanggil BKD Kabupaten Bima terkait beberapa persoalan.
Pagi itu tiba-tiba beredar SMS yang menghujat sejumlah anggota Komisi I yang menangani kasus K2. Isi SMS itu menyorot anggota komisi I yang masih mempermasalahkan kasus K2, sementara dari Pihak BKD sudah menyerahkan uang sebagai tutup mulut sekitar Rp.50 juta.
Inilah kutipan SMS yang diterima anggota Komisi I Senin kemarin, “Ass n slmt pg . mf. Mn ust setan anjing babi wahidin kparat, bkoar ttg k2, ngancam bkd bawa2 inspektorat, kami ingatkan kamu hentikan mulut busukmu klo tdk mau gigimu rmtok. mana kmisi 1 lainx, knp bisu dan tuli ats ulah ust gila, ap duitx msh kurang?, mana pngacara botak sok suci pdhal sdh dpt ampao husus dia, bagusx kaya tuan besar masdin, triak2 lapor jaksa lapor polda, stlh kbagian duit lgsg diam tutup mulut. trimakasih.” Demikian isi SMS yang dapat dirilis Koran Stabiliast
Setelah mendapatkan SMS tersebut, anggota Komisi I lainnya, yang merasa tidak pernah menerima uang tutup mulut tersebut keberatan, dan mempertanyakannya kepada anggota lain dan pimpinan komisi soal uang yang diberikan BKD.
Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Bima, Makruf yang didampingi rekan satu komisinya Ismail kepada koran ini mengakui adanya gejolak yang terjadi di ruangan komisi I pagi itu. Menurutnya, masalah tersebut muncul ketika ada SMS yang menghujat anggota Komisi I yang telah menerima uang tutup mulut dari BKD agar tidak lagi mempermasalahkan data honorer K2. “Kita tidak tahu uang apa yang diberikan BKD ke Komisi I, sebab kita tidak pernah menerima uang itu. Dan kami tidak tahu kalau anggota lain menerima uang atau tidak,” terangnya.
Makruf tidak ingin namanya sebagai wakil rakyat dicederai oleh ulah oknum anggota DPRD lainnya, yang memicu munculnya krisis kepercayaan terhadap utusan yang mereka titip di lembaga terhormat tersebut. “Saya tidak ingin kepercayaan masyarakat terhadap saya dan teman-teman lain hilang karena ulah oknum. Pantas saja masalah K2 tidak berlanjut, ternyata ada apa-apanya. Kita sebagai orang baru tidak mengerti dengan permainan oknum anggota lainnya, jadi mana mau mereka mengatur kita,” ujarnya kesal.
Sementara itu, Kabid Perencanaan dan Pengembangan Pegawai BKD Kabupaten Bima Ir.Hidayaturrahman yang disebut-sebut sebagai orang yang menyerahkan sejumlah uang ke Komisi I membantah jika pihak BKD pernah memberikan uang kepada Komisi I. “Kita tidak pernah memberikan uang kepada komisi I, dan tadi pagi tidak dibahas masalah itu,” elaknya. (KS-Abbie)
Ilustrasi
Senin Kemarin, dari luar suasana ruangan komisi I terdengar agak bising karena terlibat percekcokan antara anggota Komisi I soal beredarnya sms yang menghujat anggota DPR yang menangani kasus K2 tersebut. Saat itu Komisi I sedang memanggil BKD Kabupaten Bima terkait beberapa persoalan.
Pagi itu tiba-tiba beredar SMS yang menghujat sejumlah anggota Komisi I yang menangani kasus K2. Isi SMS itu menyorot anggota komisi I yang masih mempermasalahkan kasus K2, sementara dari Pihak BKD sudah menyerahkan uang sebagai tutup mulut sekitar Rp.50 juta.
Inilah kutipan SMS yang diterima anggota Komisi I Senin kemarin, “Ass n slmt pg . mf. Mn ust setan anjing babi wahidin kparat, bkoar ttg k2, ngancam bkd bawa2 inspektorat, kami ingatkan kamu hentikan mulut busukmu klo tdk mau gigimu rmtok. mana kmisi 1 lainx, knp bisu dan tuli ats ulah ust gila, ap duitx msh kurang?, mana pngacara botak sok suci pdhal sdh dpt ampao husus dia, bagusx kaya tuan besar masdin, triak2 lapor jaksa lapor polda, stlh kbagian duit lgsg diam tutup mulut. trimakasih.” Demikian isi SMS yang dapat dirilis Koran Stabiliast
Setelah mendapatkan SMS tersebut, anggota Komisi I lainnya, yang merasa tidak pernah menerima uang tutup mulut tersebut keberatan, dan mempertanyakannya kepada anggota lain dan pimpinan komisi soal uang yang diberikan BKD.
Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Bima, Makruf yang didampingi rekan satu komisinya Ismail kepada koran ini mengakui adanya gejolak yang terjadi di ruangan komisi I pagi itu. Menurutnya, masalah tersebut muncul ketika ada SMS yang menghujat anggota Komisi I yang telah menerima uang tutup mulut dari BKD agar tidak lagi mempermasalahkan data honorer K2. “Kita tidak tahu uang apa yang diberikan BKD ke Komisi I, sebab kita tidak pernah menerima uang itu. Dan kami tidak tahu kalau anggota lain menerima uang atau tidak,” terangnya.
Makruf tidak ingin namanya sebagai wakil rakyat dicederai oleh ulah oknum anggota DPRD lainnya, yang memicu munculnya krisis kepercayaan terhadap utusan yang mereka titip di lembaga terhormat tersebut. “Saya tidak ingin kepercayaan masyarakat terhadap saya dan teman-teman lain hilang karena ulah oknum. Pantas saja masalah K2 tidak berlanjut, ternyata ada apa-apanya. Kita sebagai orang baru tidak mengerti dengan permainan oknum anggota lainnya, jadi mana mau mereka mengatur kita,” ujarnya kesal.
Sementara itu, Kabid Perencanaan dan Pengembangan Pegawai BKD Kabupaten Bima Ir.Hidayaturrahman yang disebut-sebut sebagai orang yang menyerahkan sejumlah uang ke Komisi I membantah jika pihak BKD pernah memberikan uang kepada Komisi I. “Kita tidak pernah memberikan uang kepada komisi I, dan tadi pagi tidak dibahas masalah itu,” elaknya. (KS-Abbie)
COMMENTS