Si jago merah menunjukkan kebringasannya di Desa Bajo Pulo Kecamatan Sape Kabupaten Bima, Rabu malam, sedikitnya 98 rumah warga Bajo Tengah, hangus terbakar
Bima, KS.- Si jago merah menunjukkan kebringasannya di Desa Bajo Pulo Kecamatan Sape Kabupaten Bima, Rabu malam, sedikitnya 98 rumah warga Bajo Tengah, hangus terbakar. Kejadian yang menelan kerugian materi dan korban manusia itu terjadi sekitar pukul 20.30 Waktu setempat. Diduga api yang cepat membesar itu berasal dari generator listrik yang meledak dan merembet ke rumah lain, akibatnya rumah warga desa tersebut ludes dilalap api. “Total 98 rumah terbakar, dan satu orang kritis terbakar terdampak,” kata Rifai , Warga Bajo Tengah kepada wartawan Koran Stabilitas langsung di lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP), Rabu Malam (25/11)
Ilustrasi
Kondisi geografis dusun Bajo Tengah Desa Bajo Pulau, yang berada di dipulau kecil di Kecamatan sape itu, menyulitkan masyarakat dan aparat untuk membantu memadamkan api, apalagi tidak dapat dilalui oleh mobil pemadam kebakaran yang dapat dijadikan alat bantu memadamkan api saat terjadinya kebaran hebat itu. “Lokasi Dusun Pajo Tengah sangat terisolir dan dikelilingi laut jadi sulit untuk mendatangkan pemadam kebakaran. Bajo tengah berada di 49 kilometer Kota Bima. Untuk menjangkau ke lokasi kebakaran harus menaiki perahu selama 20 menit,”ceritanya.
Peristiwa kebakaran hebat itu, tidak banyak yang dapat diselamatkan, warga hanya mampu menyelamatkan diri dan keluarganya. Barang berharga dan juga binatang ternak yang dimiliki tidak dapat diselamatkan, sehingga dalam peristiwa itu total kerugian yang dialami warga mencapai miliyaran rupiah, belum lagi beban mental dan trauma yang menyelimuti warga, yang selama ini hidup dengan berkecukupan tersebut.
“Kejadian itu, hanya tiga rumah yang tersisa dan masih dikelilingi oleh api, karena tidak ada akses jalan untuk bisa merapat ke tiga rumah itu,”ujarnya pada malam kejadian.
Camat Sape , Muhaimin yang langsung turun dilokasi mengatakan, kebakaran ini tidak bisa dipadamkan karena kesulitan air. “ Warga harus ambil air laut dan berusaha memadamkan sendiri. Namun usaha itu tidak maksimal karena angin laut cukup kencang saat kebakaran terjadi,”tuturnya, saat dimintai komentarnya terkait peristiwa kebakaran itu.
Saat pemadaman berlangsung, kata dia, pihaknya mengalami sedikit kesulitan, pasalnya api yang berkobar sudah sangat besar, dan Cuma bisa dilakukan pemadaman dengan ala kadarnya, sehingga aktifitas pemadaman kalah cepat dengan kobaran api yang tertiup angina laut. “Cuma alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” katanya.
Sementara itu, Yusril alias John, 37 tahun, mengalami luka bakar 80 persen dan saat itu juga dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Bima, saat itu Yusril hendak memadamkan api yang sudah merabah dirumahnya, namun karena tidak adanya alat yang memadai,bukannya memadamkan justru dirinya yang terbakar.
Salah seorang saksi mata Muhdar, mengatakan api muncul sekitar pukul 18.00, melihat kobaran api,warga berbondong-bondong melakukan pemadaman dengan air laut. “Namun usaha yang dilakukan warga tidak mampu menjinakkan api, api terus menggenas dan melulantahkan rumah warga,”tuturnya.
Muhdar juga mengaku, kebakaran itu begitu cepat karena rata rata warga Dusun Bajo tengah mendiami rumah panggung yang mudah terbakar. ”Saat itu tidak banyak yang kami dapat beerbuat, kami hanya bisa berusaha sekemampuan kami, dan rumah saya pun ikut terbakar,”tuturnya.
Muhdar menambahkan , istrinya Sunarti nyaris saja terbakar karena tidak ada jalan keluara untuk secepatnya lari menyelamatkan diri. “Beruntungnya ada warga lain yang mampu mendobrak api dan menyelamatkan istri saya, dan barang barang yang ada diatas rumah tidak dapat kami selamatkan, semuanya ikut terbakar,” ujar Muhdar yang kesehariannya bekerja sebagai nelayan itu.
Muhdar pingsan setelah melihat rumahnya hangus terbakar dan mendengar istri dan anak anaknya sedang menangis. Warga langsung membawa ke tempat yang lebih aman. Hingga saat ini, tim Inafis Kepolisian Resort Kota Bima, sedang ke lokasi untuk menidentifikasi penyebab kebakaran.(KS-An)
Ilustrasi
Kondisi geografis dusun Bajo Tengah Desa Bajo Pulau, yang berada di dipulau kecil di Kecamatan sape itu, menyulitkan masyarakat dan aparat untuk membantu memadamkan api, apalagi tidak dapat dilalui oleh mobil pemadam kebakaran yang dapat dijadikan alat bantu memadamkan api saat terjadinya kebaran hebat itu. “Lokasi Dusun Pajo Tengah sangat terisolir dan dikelilingi laut jadi sulit untuk mendatangkan pemadam kebakaran. Bajo tengah berada di 49 kilometer Kota Bima. Untuk menjangkau ke lokasi kebakaran harus menaiki perahu selama 20 menit,”ceritanya.
Peristiwa kebakaran hebat itu, tidak banyak yang dapat diselamatkan, warga hanya mampu menyelamatkan diri dan keluarganya. Barang berharga dan juga binatang ternak yang dimiliki tidak dapat diselamatkan, sehingga dalam peristiwa itu total kerugian yang dialami warga mencapai miliyaran rupiah, belum lagi beban mental dan trauma yang menyelimuti warga, yang selama ini hidup dengan berkecukupan tersebut.
“Kejadian itu, hanya tiga rumah yang tersisa dan masih dikelilingi oleh api, karena tidak ada akses jalan untuk bisa merapat ke tiga rumah itu,”ujarnya pada malam kejadian.
Camat Sape , Muhaimin yang langsung turun dilokasi mengatakan, kebakaran ini tidak bisa dipadamkan karena kesulitan air. “ Warga harus ambil air laut dan berusaha memadamkan sendiri. Namun usaha itu tidak maksimal karena angin laut cukup kencang saat kebakaran terjadi,”tuturnya, saat dimintai komentarnya terkait peristiwa kebakaran itu.
Saat pemadaman berlangsung, kata dia, pihaknya mengalami sedikit kesulitan, pasalnya api yang berkobar sudah sangat besar, dan Cuma bisa dilakukan pemadaman dengan ala kadarnya, sehingga aktifitas pemadaman kalah cepat dengan kobaran api yang tertiup angina laut. “Cuma alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” katanya.
Sementara itu, Yusril alias John, 37 tahun, mengalami luka bakar 80 persen dan saat itu juga dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Bima, saat itu Yusril hendak memadamkan api yang sudah merabah dirumahnya, namun karena tidak adanya alat yang memadai,bukannya memadamkan justru dirinya yang terbakar.
Salah seorang saksi mata Muhdar, mengatakan api muncul sekitar pukul 18.00, melihat kobaran api,warga berbondong-bondong melakukan pemadaman dengan air laut. “Namun usaha yang dilakukan warga tidak mampu menjinakkan api, api terus menggenas dan melulantahkan rumah warga,”tuturnya.
Muhdar juga mengaku, kebakaran itu begitu cepat karena rata rata warga Dusun Bajo tengah mendiami rumah panggung yang mudah terbakar. ”Saat itu tidak banyak yang kami dapat beerbuat, kami hanya bisa berusaha sekemampuan kami, dan rumah saya pun ikut terbakar,”tuturnya.
Muhdar menambahkan , istrinya Sunarti nyaris saja terbakar karena tidak ada jalan keluara untuk secepatnya lari menyelamatkan diri. “Beruntungnya ada warga lain yang mampu mendobrak api dan menyelamatkan istri saya, dan barang barang yang ada diatas rumah tidak dapat kami selamatkan, semuanya ikut terbakar,” ujar Muhdar yang kesehariannya bekerja sebagai nelayan itu.
Muhdar pingsan setelah melihat rumahnya hangus terbakar dan mendengar istri dan anak anaknya sedang menangis. Warga langsung membawa ke tempat yang lebih aman. Hingga saat ini, tim Inafis Kepolisian Resort Kota Bima, sedang ke lokasi untuk menidentifikasi penyebab kebakaran.(KS-An)
COMMENTS