Suasana perayaannya berubah menjadi ricuh, setelah dua kelompok siswa dari SMAN 2 Kota Bima dan SMKN 3 Kota Bima terlibat bentrok.
Kota Bima, KS.- Pada momentum perayaan Hari Guru Nasional yang jatuh pada tanggal 25 November kemarin, ada berbagai cara yang dilakukan siswa dan guru untuk merayakannya. Namun berbeda dengan perayan hari Guru Nasional di Kota Bima kemarin, dimana suasana perayaannya berubah menjadi ricuh, setelah dua kelompok siswa dari SMAN 2 Kota Bima dan SMKN 3 Kota Bima terlibat bentrok.
Bentrokan terjadi pada Rabu pagi sekitar pukul 10.30 usai upacara perayaan hari guru. Bentrokan tersebut belum diketahui persis apa motifnya. Karena hingga hari ini, pihak dari kedua sekolah tersebut belum mengetahui persis apa penyebabnya. Bentrokan hari itu mengakibatkan satu siswa SMAN 2 Kota Bima mengalami luka pada bagian tangan akibat lemparan batu.
Tidak sampai disitu, Bentrokan berlanjut pada hari Kamis kemarin. Siswa SMAN 2 yang sedang belajar tiba-tiba diserang dengan batu dari arah barat. Siswa lari berhamburan keluar ruangan setelah sejumlah kaca ruang kelas pecah akibat lemparan batu yang datang dari arah SMKN 3 Kota Bima. “Saat itu saya sedang ngajar jam Kimia di Kelas I 4, tiba-tiba tertengar suara kaca pecah dan teriakan para siswa yang lari berhamburan. Saya pun lari keluar kelas karena takut,”ujar salah seorang guru yang minta namanya tidak dikorankan.
Aksi pelemparan tersebut, terjadi sekitar pukul 10.40 usai jam istirahat. Diduga kuat pelaku pelemparan dilakukan oleh siswa SMKN 3 Kota Bima, karena pada saat itu, siswa SMAN 2 Kobi sedang berada dalam ruangan usai jam istirahat. Aksi saling lempar pun terjadi, dan tidak bisa terhindarkan. Aksi tersebut baru bisa dihentikan setelah petugas tiba dilokasi dan berhasil mengamankan beberapa siswa.
Salah seorang siswa SMKN 3 Kota Bima kepada koran ini mengaku, saat itu dirinya bersama teman-temannya sedang duduk di kantin dekat pagar sekolah, tiba tiba dilempar oleh siswa SMAN 2 dan kemudian disusul oleh pemukulan siswa SMKN 3 oleh security SMAN 2. “Kita dilempar duluan, kemudian kita balas, setelah itu security SMAN 2 Lompat pagar dan memukuli siswa SMKN 3,”akunya meskipun berbeda dengan pernyataan dari dewan guru SMAN 2 yang saat itu semua siswanya sedang berada dalam ruangan.
Kepala SMAN 2 Kota Bima Imran, M.Pd yang dimintai komentar menjelaskan, bahwa insiden tersebut diduga dilakukan oleh orang luar dari dua sekolah tersebut, karena hubungan kedua sekolah berjalan baik. Terbukti, pada bentrokan hari pertama polisi berhasil mengamankan beberapa pelajar dari sekolah lain yang membawa senjata tajam dalam bentrokan tersebut.
“Kami menduga aksi ini dilakukan oleh orang luar sekolah, sebab ada banyak siswa sekolah lain diluar sekolah. Siswa kami tidak ada satupun yang berada diluar ruangan saat pelemparan itu. semuanya sedang belajar, tiba-tiba jendela kelas dilempari batu,”ujarnya.
Sekretaris DInas Dikpora Kota Bima, Drs. Alwi Yasin, yang pada saat itu hadir langsung di lokasi untuk mempertemukan kedua kepala sekolah, meminta kepada pihak sekolah untuk mengawasi para siswanya, jangan sampai keliaran pada saat jam sekolah, apalagi sampai berada diluar sekolah. “Saya minta kepada seluruh sekolah untuk melakukan pengawasan terhadap para siswanya. Kenapa para siswa bisa ada disekolah lain, dan kenapa sampai sekolah tersebut bisa dimasuki siswa sekolah lain dengan bebas. Dimana pengawasan pihak sekolah,”tuturnya.
Atas insiden tersebut, pihak dinas akan memanggil kedua kepala sekolah untuk membahas masalah itu dan mencarikan jalan keluarnya. Jangan sampai hal seperti itu terulang kembali dikemudian hari. (KS-Abbie M)
Bentrokan terjadi pada Rabu pagi sekitar pukul 10.30 usai upacara perayaan hari guru. Bentrokan tersebut belum diketahui persis apa motifnya. Karena hingga hari ini, pihak dari kedua sekolah tersebut belum mengetahui persis apa penyebabnya. Bentrokan hari itu mengakibatkan satu siswa SMAN 2 Kota Bima mengalami luka pada bagian tangan akibat lemparan batu.
Tidak sampai disitu, Bentrokan berlanjut pada hari Kamis kemarin. Siswa SMAN 2 yang sedang belajar tiba-tiba diserang dengan batu dari arah barat. Siswa lari berhamburan keluar ruangan setelah sejumlah kaca ruang kelas pecah akibat lemparan batu yang datang dari arah SMKN 3 Kota Bima. “Saat itu saya sedang ngajar jam Kimia di Kelas I 4, tiba-tiba tertengar suara kaca pecah dan teriakan para siswa yang lari berhamburan. Saya pun lari keluar kelas karena takut,”ujar salah seorang guru yang minta namanya tidak dikorankan.
Aksi pelemparan tersebut, terjadi sekitar pukul 10.40 usai jam istirahat. Diduga kuat pelaku pelemparan dilakukan oleh siswa SMKN 3 Kota Bima, karena pada saat itu, siswa SMAN 2 Kobi sedang berada dalam ruangan usai jam istirahat. Aksi saling lempar pun terjadi, dan tidak bisa terhindarkan. Aksi tersebut baru bisa dihentikan setelah petugas tiba dilokasi dan berhasil mengamankan beberapa siswa.
Salah seorang siswa SMKN 3 Kota Bima kepada koran ini mengaku, saat itu dirinya bersama teman-temannya sedang duduk di kantin dekat pagar sekolah, tiba tiba dilempar oleh siswa SMAN 2 dan kemudian disusul oleh pemukulan siswa SMKN 3 oleh security SMAN 2. “Kita dilempar duluan, kemudian kita balas, setelah itu security SMAN 2 Lompat pagar dan memukuli siswa SMKN 3,”akunya meskipun berbeda dengan pernyataan dari dewan guru SMAN 2 yang saat itu semua siswanya sedang berada dalam ruangan.
Kepala SMAN 2 Kota Bima Imran, M.Pd yang dimintai komentar menjelaskan, bahwa insiden tersebut diduga dilakukan oleh orang luar dari dua sekolah tersebut, karena hubungan kedua sekolah berjalan baik. Terbukti, pada bentrokan hari pertama polisi berhasil mengamankan beberapa pelajar dari sekolah lain yang membawa senjata tajam dalam bentrokan tersebut.
“Kami menduga aksi ini dilakukan oleh orang luar sekolah, sebab ada banyak siswa sekolah lain diluar sekolah. Siswa kami tidak ada satupun yang berada diluar ruangan saat pelemparan itu. semuanya sedang belajar, tiba-tiba jendela kelas dilempari batu,”ujarnya.
Sekretaris DInas Dikpora Kota Bima, Drs. Alwi Yasin, yang pada saat itu hadir langsung di lokasi untuk mempertemukan kedua kepala sekolah, meminta kepada pihak sekolah untuk mengawasi para siswanya, jangan sampai keliaran pada saat jam sekolah, apalagi sampai berada diluar sekolah. “Saya minta kepada seluruh sekolah untuk melakukan pengawasan terhadap para siswanya. Kenapa para siswa bisa ada disekolah lain, dan kenapa sampai sekolah tersebut bisa dimasuki siswa sekolah lain dengan bebas. Dimana pengawasan pihak sekolah,”tuturnya.
Atas insiden tersebut, pihak dinas akan memanggil kedua kepala sekolah untuk membahas masalah itu dan mencarikan jalan keluarnya. Jangan sampai hal seperti itu terulang kembali dikemudian hari. (KS-Abbie M)
COMMENTS