Pertemuan tertutup dengan para kepala desa di Kecamatan Woha dan Kecamatan Monta untuk membahas tindak lanjut penyelesaian konflik di wilayah tersebut.
Bima, KS.- Bentrok antara warga Desa Kalampa Kecamatan Woha dengan warga Desa Sie Kecamatan Monta, Danrem 162 Wirabakti Kolonel CZI Lalu Rudi Irham Sri Gede, Wakil Kepala Kepolisian Daerah NTB Kombes Pol. Drs. Imam Margono, penjabat Bupati Bima Drs. Bachrudin, M.Pd Selasa (24/11) melakukan pertemuan tertutup dengan para kepala desa di Kecamatan Woha dan Kecamatan Monta untuk membahas tindak lanjut penyelesaian konflik di wilayah tersebut.
Ilustrasi
Pada kesempatan itu, Danrem 162 Wira Bakti Kolonel CZI Lalu Rudi Irham Sri Gede, mengaku berdasarkan pantauan anggotanya dilapangan, warga kedua desa tersebut masih bertikai. Untuk itu, orang nomor satu di jajaran TNI di NTB itu meminta agar adanya upaya bersama dalam penyelesaian konflik kedua desa tersebut. Danrem berharap agar konflik yang terjadi di kedua wilayah tersebut dapat selesai secara tuntas. “Pertikaian tersebut tentunya merugikan masyarakat dan saat ini masyarakat yang bermata pencaharian pertanian sangat merasakan dampaknya, untuk itu konflik haris segera dituntaskan,”pintanya.
Ia juga menjelaskan, setelah pertemuan dengan masyarakat, ada keluhan yang disampaikan akibat adanya bentrok tersebut, ada kekhawatiran masyarakat bila ingin mencari nafkah selama 24 jam, karena takut akan muncul gangguan. “Ini berarti masyarakat memerlukan kebebasan dalam mencari nafkah dan mereka membutuhkan kemerdekaan untuk bekerja. Oleh karena itu kita tidak ingin masyarakat yang tidak tahu masalah menjadi korban bahkan kegiatan ekonomi turut menjadi terhambat di desa desa lainnya. Para Kades dan Camat harus memiliki keinginan untuk menyelesaikan persoalan secara tuntas dan bersama-sama Koramil dan Kapolsek mensosialisasikan proses penyelesaian masalah kepada masyarakat. Kita berharap pertikaian tidak terulang lagi. Jangan sampai ada ikon "dengan mudahnya nyawa hilang"pintanya.
Sementara itu Wakapolda Kombes Pol Drs. Imam Margono dalam arahannya kepada para kades mengharapkan agar menyudahi pertikaian di antara saudara di desa tersebut. "Konflik itu terjadi karena egoisme orang tua yang berimbas pada anak-anak, sebab para pelajar dan siswa tidak bisa bersekolah karena khawatir adanya gangguan keamanan tersebut.
Wakapolda menyatakan, masalah tidak akan selesai tanpa ada kemampuan para pihak untuk menyelesaikannya. "Perlu kerja keras para Kades memberikan penyadaran, disamping juga kembali mengaktifkan rapat desa dan RT agar bila ada konflik yang terjadi dapat dibicarakan sedini mungkin". Jelasnya.
Imam Margono juga menjelaskan, keamanan merupakan salah satu faktor penting bagi kegiatan pembangunan. Sebab bila tidak ada jaminan keamanan, maka investor akan sulit masuk melakukan investasi di daerah. Imam mengajak masyarakat untuk membangun kedamaian di wilayah masing-masing, jangan sampai ada kesan, Bima dan NTB memiliki intensitas konflik yang tinggi. "Aparat desa diharapkan lebih aktif memberikan pengetahuan dan gambaran pentingnya hidup yang lebih baik agar segala sesuatu bisa didialogkan bila ada konflik yang terjadi, ingatnya.
Selain arahan dari Danrem dan Wakapolda, penjabat Bupati Bima juga dalam arahannya mengatakan, berkaitan dengan penyelesaian masalah, pemerintah daerah dengan Muspida dan kepala desa bersama-sama berkomitmen untuk menyelesaikan persoalan secara tuntas."Oleh karena itu aparat pemerintah harus melakukan penanganan secara bersama mulai dari tingkat desa mencegah kemungkinan pertikaian lanjutan yang makin besar dan membawa korban jiwa yang jauh lebih besar," Tegas Bachrudin.
Delapan orang Kades yang diundang pada rapat tersebut yaitu Kades Kalampa, Risa, Samili, Tente, Dadibou, Talabiu dan desa Penapali Kecamatan Woha. Sedangkan dari Kecamatan Monta hadir kepala desa Sie. Setelah melangsungkan pertemuan delapan kepala desa membuat pernyataan bersama untuk pertama menjaga keamanan dan ketertiban di masing masing wilayah. Poin lainnya dalam pernyataan bersama tersebut adalah para kepala desa dan Camat bersama sama memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk tidak melakukan tindakan anarkis yang dapat menyebabkan terjadinya konflik. Usai rapat, rombongan Danrem, Kapolda dan Penjabat Bupati Bima melakukan peninjauan lokasi konflik di Kecamatan Woha dan Monta. (KS-Mul)
Ilustrasi
Pada kesempatan itu, Danrem 162 Wira Bakti Kolonel CZI Lalu Rudi Irham Sri Gede, mengaku berdasarkan pantauan anggotanya dilapangan, warga kedua desa tersebut masih bertikai. Untuk itu, orang nomor satu di jajaran TNI di NTB itu meminta agar adanya upaya bersama dalam penyelesaian konflik kedua desa tersebut. Danrem berharap agar konflik yang terjadi di kedua wilayah tersebut dapat selesai secara tuntas. “Pertikaian tersebut tentunya merugikan masyarakat dan saat ini masyarakat yang bermata pencaharian pertanian sangat merasakan dampaknya, untuk itu konflik haris segera dituntaskan,”pintanya.
Ia juga menjelaskan, setelah pertemuan dengan masyarakat, ada keluhan yang disampaikan akibat adanya bentrok tersebut, ada kekhawatiran masyarakat bila ingin mencari nafkah selama 24 jam, karena takut akan muncul gangguan. “Ini berarti masyarakat memerlukan kebebasan dalam mencari nafkah dan mereka membutuhkan kemerdekaan untuk bekerja. Oleh karena itu kita tidak ingin masyarakat yang tidak tahu masalah menjadi korban bahkan kegiatan ekonomi turut menjadi terhambat di desa desa lainnya. Para Kades dan Camat harus memiliki keinginan untuk menyelesaikan persoalan secara tuntas dan bersama-sama Koramil dan Kapolsek mensosialisasikan proses penyelesaian masalah kepada masyarakat. Kita berharap pertikaian tidak terulang lagi. Jangan sampai ada ikon "dengan mudahnya nyawa hilang"pintanya.
Sementara itu Wakapolda Kombes Pol Drs. Imam Margono dalam arahannya kepada para kades mengharapkan agar menyudahi pertikaian di antara saudara di desa tersebut. "Konflik itu terjadi karena egoisme orang tua yang berimbas pada anak-anak, sebab para pelajar dan siswa tidak bisa bersekolah karena khawatir adanya gangguan keamanan tersebut.
Wakapolda menyatakan, masalah tidak akan selesai tanpa ada kemampuan para pihak untuk menyelesaikannya. "Perlu kerja keras para Kades memberikan penyadaran, disamping juga kembali mengaktifkan rapat desa dan RT agar bila ada konflik yang terjadi dapat dibicarakan sedini mungkin". Jelasnya.
Imam Margono juga menjelaskan, keamanan merupakan salah satu faktor penting bagi kegiatan pembangunan. Sebab bila tidak ada jaminan keamanan, maka investor akan sulit masuk melakukan investasi di daerah. Imam mengajak masyarakat untuk membangun kedamaian di wilayah masing-masing, jangan sampai ada kesan, Bima dan NTB memiliki intensitas konflik yang tinggi. "Aparat desa diharapkan lebih aktif memberikan pengetahuan dan gambaran pentingnya hidup yang lebih baik agar segala sesuatu bisa didialogkan bila ada konflik yang terjadi, ingatnya.
Selain arahan dari Danrem dan Wakapolda, penjabat Bupati Bima juga dalam arahannya mengatakan, berkaitan dengan penyelesaian masalah, pemerintah daerah dengan Muspida dan kepala desa bersama-sama berkomitmen untuk menyelesaikan persoalan secara tuntas."Oleh karena itu aparat pemerintah harus melakukan penanganan secara bersama mulai dari tingkat desa mencegah kemungkinan pertikaian lanjutan yang makin besar dan membawa korban jiwa yang jauh lebih besar," Tegas Bachrudin.
Delapan orang Kades yang diundang pada rapat tersebut yaitu Kades Kalampa, Risa, Samili, Tente, Dadibou, Talabiu dan desa Penapali Kecamatan Woha. Sedangkan dari Kecamatan Monta hadir kepala desa Sie. Setelah melangsungkan pertemuan delapan kepala desa membuat pernyataan bersama untuk pertama menjaga keamanan dan ketertiban di masing masing wilayah. Poin lainnya dalam pernyataan bersama tersebut adalah para kepala desa dan Camat bersama sama memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk tidak melakukan tindakan anarkis yang dapat menyebabkan terjadinya konflik. Usai rapat, rombongan Danrem, Kapolda dan Penjabat Bupati Bima melakukan peninjauan lokasi konflik di Kecamatan Woha dan Monta. (KS-Mul)
COMMENTS