Kampus STKIP Bima menjadi tempat pertumpahan darah antar Mahasiswa. Meski rentetan kejadian adu fisik sebelumnya tidak memakan korban.
Kota Bima, KS.- Kampus STKIP Bima menjadi tempat pertumpahan darah antar Mahasiswa. Meski rentetan kejadian adu fisik sebelumnya tidak memakan korban. Namun, Rabu (6/1) pukul 14.30 menit, Aksi pembacokan diduga dilakukan dua oknum pemuda menewaskan Rhoma Irama (28) salah seoarang Mahasiswa asal Desa Renda Kecamatan Belo.
Rekaman CCTV
Data yang dihimpun wartawan Koran Stabilitas di lapangan, Rabu hingga Kamis kemarin, tragedi berdarah di kampus STKIP dipicu hal sepele. Menurut cerita teman korban saat diwawancarai di RSUD Bima, pada pagi harinya, dihalaman kampus terjadi saling serempet motor. Saat itu terjadi percecokan antara dua pengendara motor. Melihat hal itu, korban yang berada didekat lokasi perseteruan itu melerai keduanya. Akhirnya percecokan keduanya bisa diatasi.
Tapi, perbuatan terpuji yang dilakukan korban justru membuat salah seorang pengendara yang terlibat cek-cok menyimpan rasa dendam pada korban. Sekitar Pukul 14.30, oknum Mahasiswa berinesial A bersama temannya mendatangi korban didekat ruangan Prodi BK.”Saya melihat terjadinya pembacokan itu, kita tidak bisa berbuat banyak karena pelaku membawa senjata tajam,” ungkap Mahasiswa yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Dari keterangan Kapolres Bima Kota melalui Kasat Reskrim, AKP. Antonius F. GEA, SH S.IK, Rabu (6/1) dihalaman Kampus STKIP Bima, usai melakukan olah TKP, mengungkap kronologis pembacokan itu. Dari CCTV yang amankan pihaknya, terlihat korban sedang sibuk menggunakan handphone. Tiba-tiba kedua Pemuda yang sudah diketahui identitasnya, masing-masing membawa senjata tajam. Tanpa berpikir panjang, satu orang pelaku menggertak dengan parang, namun korban tetap berdiri dan tidak melawan. Melihat korban tidak takut digertak, dari samping kanan, oknum Mahasiswa inesial A langsung mengarahkan senjata tajam ke arah Leher Korban."Dari hasil CCTV yang kami amankan, terlihat dua orang menggunakan parang dengan melakukan pembacokan kearah kepala dan leher korban sebanyak empat kali,"ungkapnya.
lanjutnya, setelah dibacok, korban tergeletak tidak berdaya. Ia langsung dibawa lari oleh Mahasiswa dan Dosen setempat ke RSUD Bima."Karena korban masih bernafas, Mahasiswa dan dosen melarikan ke RSUD Bima," ujarnya.
Mantan Kasat Narkoba Polres Kepri ini, mengaku jika pelaku belum ditangkap. Pihaknya sudah kerahkan tim Opsnal dan Buser untuk mengejar dan melacak keberadaan pelaku." Kami sudah ketahui nama pelaku dengan inesial A, saat ini kami sedang melacak keberadaan pelaku sadis ini," akunya.
Di RSUD Bima, terlihat ratusan teman dan kerabat korban memadati ruang IGD dan ruang operasi. Ibu korban terlihat histeris, mengumpat dan menghujat pelaku pembacokan. Pacar korban juga ikut histeris, ia tidak bisa menahan kesedihannya melihat korban dalam kondisi kritis.
Innalilahi waa inna ilahi raziun, Rhoma Irama,pukul 17.29 tidak bisa diselamatkan. Luka robek dikepala dan lehernya membuat korban kehabisan dara meski sebelumnya dilakukan upaya operasi dan memasukan darah enam kantong. "Mohon kesabarannya, korban tidak bisa kami selamatkan," ujar dokter, langsung disambut histeris semua teman dan keluarga korban. Ibunya langsung pingsan, begitupun dengan adiknya.Beberapa waktu kemudian, korban langsung dibawa pulang ke kampung halamannya, di Desa Renda Kecamatan Belo.
Puluhan personil aparat Polres Bima Kota berjaga dengan senjata lengkap, di RSUD Bima. Begitupun di kampus STKI Bima, aparat menjaga dengan ketat yang langsung dipimpin Kabag OPS. Kompol I Wayan Muadra SH."Kami berjaga untuk amankan kampus untuk mencegah adanya hal yang tidak diinginkan," ujarnya singkat.
Hasil pantuan, Kamis kemarin puluhan aparat bersenjata lengkap masih berjaga dihalaman kampus. Informasinya, pihak kampus STKIP Bima meliburkan seluruh mahasiswa yang sedang melaksanakan ujian hingga suasanan kembali kondusif. (KS-04)
Rekaman CCTV
Data yang dihimpun wartawan Koran Stabilitas di lapangan, Rabu hingga Kamis kemarin, tragedi berdarah di kampus STKIP dipicu hal sepele. Menurut cerita teman korban saat diwawancarai di RSUD Bima, pada pagi harinya, dihalaman kampus terjadi saling serempet motor. Saat itu terjadi percecokan antara dua pengendara motor. Melihat hal itu, korban yang berada didekat lokasi perseteruan itu melerai keduanya. Akhirnya percecokan keduanya bisa diatasi.
Tapi, perbuatan terpuji yang dilakukan korban justru membuat salah seorang pengendara yang terlibat cek-cok menyimpan rasa dendam pada korban. Sekitar Pukul 14.30, oknum Mahasiswa berinesial A bersama temannya mendatangi korban didekat ruangan Prodi BK.”Saya melihat terjadinya pembacokan itu, kita tidak bisa berbuat banyak karena pelaku membawa senjata tajam,” ungkap Mahasiswa yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Dari keterangan Kapolres Bima Kota melalui Kasat Reskrim, AKP. Antonius F. GEA, SH S.IK, Rabu (6/1) dihalaman Kampus STKIP Bima, usai melakukan olah TKP, mengungkap kronologis pembacokan itu. Dari CCTV yang amankan pihaknya, terlihat korban sedang sibuk menggunakan handphone. Tiba-tiba kedua Pemuda yang sudah diketahui identitasnya, masing-masing membawa senjata tajam. Tanpa berpikir panjang, satu orang pelaku menggertak dengan parang, namun korban tetap berdiri dan tidak melawan. Melihat korban tidak takut digertak, dari samping kanan, oknum Mahasiswa inesial A langsung mengarahkan senjata tajam ke arah Leher Korban."Dari hasil CCTV yang kami amankan, terlihat dua orang menggunakan parang dengan melakukan pembacokan kearah kepala dan leher korban sebanyak empat kali,"ungkapnya.
lanjutnya, setelah dibacok, korban tergeletak tidak berdaya. Ia langsung dibawa lari oleh Mahasiswa dan Dosen setempat ke RSUD Bima."Karena korban masih bernafas, Mahasiswa dan dosen melarikan ke RSUD Bima," ujarnya.
Mantan Kasat Narkoba Polres Kepri ini, mengaku jika pelaku belum ditangkap. Pihaknya sudah kerahkan tim Opsnal dan Buser untuk mengejar dan melacak keberadaan pelaku." Kami sudah ketahui nama pelaku dengan inesial A, saat ini kami sedang melacak keberadaan pelaku sadis ini," akunya.
Di RSUD Bima, terlihat ratusan teman dan kerabat korban memadati ruang IGD dan ruang operasi. Ibu korban terlihat histeris, mengumpat dan menghujat pelaku pembacokan. Pacar korban juga ikut histeris, ia tidak bisa menahan kesedihannya melihat korban dalam kondisi kritis.
Innalilahi waa inna ilahi raziun, Rhoma Irama,pukul 17.29 tidak bisa diselamatkan. Luka robek dikepala dan lehernya membuat korban kehabisan dara meski sebelumnya dilakukan upaya operasi dan memasukan darah enam kantong. "Mohon kesabarannya, korban tidak bisa kami selamatkan," ujar dokter, langsung disambut histeris semua teman dan keluarga korban. Ibunya langsung pingsan, begitupun dengan adiknya.Beberapa waktu kemudian, korban langsung dibawa pulang ke kampung halamannya, di Desa Renda Kecamatan Belo.
Puluhan personil aparat Polres Bima Kota berjaga dengan senjata lengkap, di RSUD Bima. Begitupun di kampus STKI Bima, aparat menjaga dengan ketat yang langsung dipimpin Kabag OPS. Kompol I Wayan Muadra SH."Kami berjaga untuk amankan kampus untuk mencegah adanya hal yang tidak diinginkan," ujarnya singkat.
Hasil pantuan, Kamis kemarin puluhan aparat bersenjata lengkap masih berjaga dihalaman kampus. Informasinya, pihak kampus STKIP Bima meliburkan seluruh mahasiswa yang sedang melaksanakan ujian hingga suasanan kembali kondusif. (KS-04)
COMMENTS