Keinginan masyarakat Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat agar SDN 41 Kota Bima dan SDN 29 Kota Bima yang posisinya berdekatan sejak tahun 2008 untuk di satukan atau digabung kini terpenuhi.
Kota Bima, KS.- Keinginan masyarakat Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat agar SDN 41 Kota Bima dan SDN 29 Kota Bima yang posisinya berdekatan sejak tahun 2008 untuk di satukan atau digabung kini terpenuhi. Menanggapi aspirasi warga tersebut, Walikota Bima mengeluarkan surat keputusan dengan menetapkan pada Rabu (20/1) mendatang kedua sekolah itu akan disatukan baik siswa maupun para pengajarnya, yang ditetapkan sebagai sebagai SDN 29 Kota Bima, otomatis SDN 41 Kota Bima sudah tidak ada lagi. Di gabungnya kedua sekolah tersebut, karena di SDN 41 Kota Bima, hingga saat ini masih ditempati oleh SMPN 13 Kota Bima.
Keputusan walikota Bima itu berdasarkan hasil rapat bersama diruang Sekretaris Daerah (Sekda) Ir. Muh. Rum Selasa (5/1) bersama Assisten, staf ahli, BKD, jajaran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) dan Dewan Pendidikan yang juga dihadiri Kepala SDN 41 Usman Idris, S.Pd, Kepala SDN 29 Surya Dwi Wahyuni, S.Pd. M.Si serta Kepala SMPN 13 Drs. Sulaiman.
Pada koran ini Kepala SDN 29 Kota Bima Surya Dwi Wahyuni mengatakan, sebanyak 412 siswa asal SDN 41 Kota Bima itu mulai Rabu mendatang akan gabung ke SDN 29 Kota Bima yang memiliki 432 siswa, sehingga total siswa setelah didigabung akan menjadi 844 siswa. “Alhamdulilah proses penggabungan itu sudah dilalui selama 8 tahun lamanya dan baru-baru ini disetujui permohonan dari masyarakat tersebut,” ujarnya saat ditemui diruang kerjanya Kamis (7/1).
Menurutnya, selama ini antara siswa SDN 29 dan SMPN 13 yang saling berhadapan tanpa panggar pembatas selalu miskomunikasi mulai dari proses Kegiatan Belajar Mengajara (KBM), faktor keamanan maupun faktor lainnya. Namun kita lega setelah pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Bima menyetujui aspirasi masyarakat Kelurahan Tanjung.
Dwi juga menjelaskan, guru asal SDN 41 Kota Bima juga akan ditarik masuk mengajar di sekolah yang dipimpinnya, namun untuk Kepala SDN 41 Kota Bima Usman Idris, S.Pd, dirinya tidak tahu apakah ditempatkan di SDN 29 atau ditempat disekolah lain. “untuk Pak Usman Idris S.Pd saya belum tahu akan ditempatkan dimana,”akunya.
Ditempat terpisah, Kepala SMPN 13 Kota Bima Drs. Sulaiman mengatakan, dengan disahkannya penggabungan kedua sekolah dasar itu, tentu saja akan membantu pihaknya. Pasalnya, sekolah yang memiliki siswa 182 orang atau 8 Rombongan Belajar (Rombel) menargetkan peningkatan mutu pendidikan. “ insya allah dengan memiliki gedung sendiri, pencampaian target akan mudah untuk digapai, ketimbang belum digabung peningkatan mutu sangat jauh dari harapan. Sekolah ini hanya memiliki WC yang dipakai secara bersama-sama oleh guru dan siswa. Tentu saja bangunan SDN 41 yang akan ditempati mereka nantinya itu meiliki fasilitas lengkap,” ujarnya.
Mantan Kasek SMPN 12 Kota Bima (Kelurahan Lelamase) ini menambahkan, dirinya dilantik sejak 30 April 2015 dan pada Juli – Agustus 2015 menetapkan sekolahnya program dobel sift (sekolah pagi dan siang), yakni siswa kelas VII sebanyak dua kelas masuk siang hari. “Program dobel sift sudah mendapatkan ijin dari pihak dinas dikpora dan hal itu dilakukan, karena dua lokal kelas dipinjam pakai siswa SDN 29 Kota Bima sejak 2014 lalu dan sampai hari ini belum dikembalikan, sehingga siswa kelas VII harus dobel sift,” lanjutnya.
Sulaiman mengakui selama dirinya memimpin sekolah tersebut penuh dengan gejolak dan kasus. Diantaranya setiap perkelahian antara pelajar SDN 29, SDN 41 dengan siswa SMPN 13 selalu berunjung dengan unjuk rasa oleh orang tua wali murid, bahkan tidak segan-segan oknum orang tua murid datang membawa senjata tajam (sajam) disekolahnya.
Sementara Kepala SDN 41 Kota Bima Usman Idris, S.Pd tidak berhasil ditemui disekolahnya, namun via pesan singkatnya (Sms). “Silahkan komfirmasi kepengurus komite sekolah setempat, kemudian ke kadis dikpora dan Sekda Kota Bima,” katanya yang dikutip wartawan ini.
Selain itu, Kepala Dikpora Kota Bima melalui Kabid Dikmen Drs. Abdul Azis, M.Pd mengatakan, memang benar siswa dan guru SDN 41 akan dipindahkan di SDN 29, sementara untuk Kepala SDN 41 Kota Bima Usman mungkin saja akan ditempatkan disekolah lain seperti SDN 40 Kota Bima yang masih kosong. “Tidak menutup kemungkinan saudara Usman akan ditempatkan disekolah yang lowong kaseknya, tapi itu semua tergantung dari kebijakan kepada daerah maupun pihak terkait (BKD, red),” ujarnya singkat saat dihubungi via telepon selulernya. (KS – 05)
Keputusan walikota Bima itu berdasarkan hasil rapat bersama diruang Sekretaris Daerah (Sekda) Ir. Muh. Rum Selasa (5/1) bersama Assisten, staf ahli, BKD, jajaran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) dan Dewan Pendidikan yang juga dihadiri Kepala SDN 41 Usman Idris, S.Pd, Kepala SDN 29 Surya Dwi Wahyuni, S.Pd. M.Si serta Kepala SMPN 13 Drs. Sulaiman.
Pada koran ini Kepala SDN 29 Kota Bima Surya Dwi Wahyuni mengatakan, sebanyak 412 siswa asal SDN 41 Kota Bima itu mulai Rabu mendatang akan gabung ke SDN 29 Kota Bima yang memiliki 432 siswa, sehingga total siswa setelah didigabung akan menjadi 844 siswa. “Alhamdulilah proses penggabungan itu sudah dilalui selama 8 tahun lamanya dan baru-baru ini disetujui permohonan dari masyarakat tersebut,” ujarnya saat ditemui diruang kerjanya Kamis (7/1).
Menurutnya, selama ini antara siswa SDN 29 dan SMPN 13 yang saling berhadapan tanpa panggar pembatas selalu miskomunikasi mulai dari proses Kegiatan Belajar Mengajara (KBM), faktor keamanan maupun faktor lainnya. Namun kita lega setelah pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Bima menyetujui aspirasi masyarakat Kelurahan Tanjung.
Dwi juga menjelaskan, guru asal SDN 41 Kota Bima juga akan ditarik masuk mengajar di sekolah yang dipimpinnya, namun untuk Kepala SDN 41 Kota Bima Usman Idris, S.Pd, dirinya tidak tahu apakah ditempatkan di SDN 29 atau ditempat disekolah lain. “untuk Pak Usman Idris S.Pd saya belum tahu akan ditempatkan dimana,”akunya.
Ditempat terpisah, Kepala SMPN 13 Kota Bima Drs. Sulaiman mengatakan, dengan disahkannya penggabungan kedua sekolah dasar itu, tentu saja akan membantu pihaknya. Pasalnya, sekolah yang memiliki siswa 182 orang atau 8 Rombongan Belajar (Rombel) menargetkan peningkatan mutu pendidikan. “ insya allah dengan memiliki gedung sendiri, pencampaian target akan mudah untuk digapai, ketimbang belum digabung peningkatan mutu sangat jauh dari harapan. Sekolah ini hanya memiliki WC yang dipakai secara bersama-sama oleh guru dan siswa. Tentu saja bangunan SDN 41 yang akan ditempati mereka nantinya itu meiliki fasilitas lengkap,” ujarnya.
Mantan Kasek SMPN 12 Kota Bima (Kelurahan Lelamase) ini menambahkan, dirinya dilantik sejak 30 April 2015 dan pada Juli – Agustus 2015 menetapkan sekolahnya program dobel sift (sekolah pagi dan siang), yakni siswa kelas VII sebanyak dua kelas masuk siang hari. “Program dobel sift sudah mendapatkan ijin dari pihak dinas dikpora dan hal itu dilakukan, karena dua lokal kelas dipinjam pakai siswa SDN 29 Kota Bima sejak 2014 lalu dan sampai hari ini belum dikembalikan, sehingga siswa kelas VII harus dobel sift,” lanjutnya.
Sulaiman mengakui selama dirinya memimpin sekolah tersebut penuh dengan gejolak dan kasus. Diantaranya setiap perkelahian antara pelajar SDN 29, SDN 41 dengan siswa SMPN 13 selalu berunjung dengan unjuk rasa oleh orang tua wali murid, bahkan tidak segan-segan oknum orang tua murid datang membawa senjata tajam (sajam) disekolahnya.
Sementara Kepala SDN 41 Kota Bima Usman Idris, S.Pd tidak berhasil ditemui disekolahnya, namun via pesan singkatnya (Sms). “Silahkan komfirmasi kepengurus komite sekolah setempat, kemudian ke kadis dikpora dan Sekda Kota Bima,” katanya yang dikutip wartawan ini.
Selain itu, Kepala Dikpora Kota Bima melalui Kabid Dikmen Drs. Abdul Azis, M.Pd mengatakan, memang benar siswa dan guru SDN 41 akan dipindahkan di SDN 29, sementara untuk Kepala SDN 41 Kota Bima Usman mungkin saja akan ditempatkan disekolah lain seperti SDN 40 Kota Bima yang masih kosong. “Tidak menutup kemungkinan saudara Usman akan ditempatkan disekolah yang lowong kaseknya, tapi itu semua tergantung dari kebijakan kepada daerah maupun pihak terkait (BKD, red),” ujarnya singkat saat dihubungi via telepon selulernya. (KS – 05)
COMMENTS