Nasib apes menimpa tenaga Layout Koran Stabilitas Ubaidillah alias Dila (39). terpaksa harus divisum bagian wajah dan kepala oleh pihak tenaga medis RSUD Bima, akibat bogem mentah oknum Anggota Satuan Pol PP Kota Bima, Muhtar bersama tiga anggotanya.
Kota Bima, KS.- Nasib apes menimpa tenaga Layout Koran Stabilitas Ubaidillah alias Dila (39). Warga Kelurahan Penanae Kecamatan Raba ini terpaksa harus divisum bagian wajah dan kepala oleh pihak tenaga medis RSUD Bima, akibat bogem mentah oknum Anggota Satuan Pol PP Kota Bima, Muhtar bersama tiga anggotanya. Pelaku menganiaya eks tenaga layout Jawa Post Group di Surabaya itu, terkait adanya berita yang menyorot pribadi salah seorang pelaku penganiayaan bernama Muhtar, seorang PNS yang berprofesi ganda sebagai pengurus lembaga peduli anak.
Ilustrasi
Peristiwa penganiayaan tersebut terjadi Senin (28/12) malam sekitar pukul 19.30 Wita di Kantor Redaksi Koran Stabilitas di belakang Rumah Makan (RM) Arema Santi. Atas kejadian itu, korban Ubaidillah pun melaporkan kasus penganiayaan bersama-sama tersebut ke Mapolres Bima Kota. Pihak Kepolisian pun merespon cepat laporan korban, sehingga usai memberikan laporan, korban bersama tiga saksi lainnya diperiksa secara marathon oleh pihak penyidik Reskrim Gunung Dua, pada senin malam kemarin sekitar pukul 24.00 wita.
Menurut pengakuan korban, pelaku datang bersama tiga rekannya tersebut ke Kantor Redaksi Koran Stabilitas beberapa saat setelah sholat isya. Saat kejadian, selain korban yang ada di Kantor, juga ada tiga karyawan Stabilitas yang melihat secara langsung pemukulan bertubi-tubi dari empat pelaku terhadap korban. Korban tidak bisa berbuat apa-apa, apalagi memberikan perlawanan terhadap pelaku. Sehingga korban melarikan diri dari Kantor, menuju rumah Anggota DPRD Kabupaten Bima, Ramli S, Sos. Parahnya, kendati korban mencoba untuk menyelamatkan diri dari kejaran ke empat pelaku tersebut, Muhtar yang diduga pelaku utama peristiwa tersebut masih terus mengejar korban, hingga kembali memukul korban di rumah wakil rakyat utusan Kecamatan Sape dan Lambu tersebut.”Saya di pukul berkali-kali oleh ke empat pelaku. Yang pertama kali memukul adalah Muhtar, baru ke tiga rekannya. Akibat pemukulan tersebut, wajah saya bengkak, kepala saya benjol, dan rahang saya mengalami kesakitan yang cukup parah,”tutur Ubaidillah sebelum diperiksa penyidik di Gunung Dua, Senin malam sekitar pukul 23.30 Wita.
Ketika ditanya penyebab kejadian pemukulan tersebut ?. Dila mengaku mengenai adanya berita yang menulis soal perilaku Muhtar yang diduga menyalahgunakan dana bantuan Pemerintah Kota (Pemkot) senilai Rp.5Juta, untuk salah seorang anak, korban kecelakaan asal Lingkungan Penanae Kelurahan Penanae, yang juga keluarga dekatnya.”Kasus pemukulan ini terkait berita edisi Senin (28/12) yang berjudul “Anggota Pol PP “Embat” Dana Bantuan Pemkot”. Judul berita tersebut kata Dila, sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan, bahkan ada pengakuan dari keluarga penerima bantuan tersebut.”Berita yang kami muat itu adalah berita fakta, dan balance, yakni telah dilakukan konfirmasi dengan pihak yang merasa dirugikan, juga pihak Muhtar sendiri, selaku obyek berita,” terangnya.
Diakuinya, sebelum datang memukul dirinya di Kantor, Muhtar juga bersama rekan-rekannya pernah datang mencarinya di kediamannya di Penanae, pada pukul 23.00 Wita. Akibat tidak menemukan dirinya di rumah, Muhtar Dkk mencari di Kantor, sehingga bertemulah di Kantor.”Saya pikir dia datang baik-baik, tapi saya dipukul dan di tendang. Untung saja ada teman-teman saya yang sempat melerai, sehingga saya lari keluar dari Kantor, namun di depan pintu kantorpun, saya dipukul oleh dua orang rekan Muhtar. Saya pun sempat jatuh dari hantaman kedua pelaku, namun masih bisa bangun dan lari menuju rumah Pa Ramli Anggota dewan,”tuturnya.
Dila berharap agar pihak kepolisian segera menangkap para pelaku, karena tindakan pelaku telah mencoreng kredibilitas media dan wartawan di Bima.”Harapan besar saya terhadap pihak kepolisian agar segera menangkap ke empat pelaku yang telah menganiayaa saya seperti binatang tersebut,”harapnya.
Di tempat yang sama, tiga orang saksi memberikan keterangan, bahwa seorang pelaku bernama Muhtar, diduga membawa senjata tajam. Bahkan saati terjadi pemukulan terhadap korban, Muhtar sempat ingin mengeluarkan sajam yang dibawanya, namun cepat dilerai oleh teman korban yang saat itu melihat kemarahan pelaku terhadap korban.
Pihak Kepolisian yang dikonfirmasi terkait kasus tersebut belum ada yang bisa dihubungi. Namun beberapa penyidik yang piket malam itu, terlihat serius mengambil Berita Acara Pemeriksaan (BAP) terhadap korban dan tiga orang saksi. (KS-01)
Ilustrasi
Peristiwa penganiayaan tersebut terjadi Senin (28/12) malam sekitar pukul 19.30 Wita di Kantor Redaksi Koran Stabilitas di belakang Rumah Makan (RM) Arema Santi. Atas kejadian itu, korban Ubaidillah pun melaporkan kasus penganiayaan bersama-sama tersebut ke Mapolres Bima Kota. Pihak Kepolisian pun merespon cepat laporan korban, sehingga usai memberikan laporan, korban bersama tiga saksi lainnya diperiksa secara marathon oleh pihak penyidik Reskrim Gunung Dua, pada senin malam kemarin sekitar pukul 24.00 wita.
Menurut pengakuan korban, pelaku datang bersama tiga rekannya tersebut ke Kantor Redaksi Koran Stabilitas beberapa saat setelah sholat isya. Saat kejadian, selain korban yang ada di Kantor, juga ada tiga karyawan Stabilitas yang melihat secara langsung pemukulan bertubi-tubi dari empat pelaku terhadap korban. Korban tidak bisa berbuat apa-apa, apalagi memberikan perlawanan terhadap pelaku. Sehingga korban melarikan diri dari Kantor, menuju rumah Anggota DPRD Kabupaten Bima, Ramli S, Sos. Parahnya, kendati korban mencoba untuk menyelamatkan diri dari kejaran ke empat pelaku tersebut, Muhtar yang diduga pelaku utama peristiwa tersebut masih terus mengejar korban, hingga kembali memukul korban di rumah wakil rakyat utusan Kecamatan Sape dan Lambu tersebut.”Saya di pukul berkali-kali oleh ke empat pelaku. Yang pertama kali memukul adalah Muhtar, baru ke tiga rekannya. Akibat pemukulan tersebut, wajah saya bengkak, kepala saya benjol, dan rahang saya mengalami kesakitan yang cukup parah,”tutur Ubaidillah sebelum diperiksa penyidik di Gunung Dua, Senin malam sekitar pukul 23.30 Wita.
Ketika ditanya penyebab kejadian pemukulan tersebut ?. Dila mengaku mengenai adanya berita yang menulis soal perilaku Muhtar yang diduga menyalahgunakan dana bantuan Pemerintah Kota (Pemkot) senilai Rp.5Juta, untuk salah seorang anak, korban kecelakaan asal Lingkungan Penanae Kelurahan Penanae, yang juga keluarga dekatnya.”Kasus pemukulan ini terkait berita edisi Senin (28/12) yang berjudul “Anggota Pol PP “Embat” Dana Bantuan Pemkot”. Judul berita tersebut kata Dila, sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan, bahkan ada pengakuan dari keluarga penerima bantuan tersebut.”Berita yang kami muat itu adalah berita fakta, dan balance, yakni telah dilakukan konfirmasi dengan pihak yang merasa dirugikan, juga pihak Muhtar sendiri, selaku obyek berita,” terangnya.
Diakuinya, sebelum datang memukul dirinya di Kantor, Muhtar juga bersama rekan-rekannya pernah datang mencarinya di kediamannya di Penanae, pada pukul 23.00 Wita. Akibat tidak menemukan dirinya di rumah, Muhtar Dkk mencari di Kantor, sehingga bertemulah di Kantor.”Saya pikir dia datang baik-baik, tapi saya dipukul dan di tendang. Untung saja ada teman-teman saya yang sempat melerai, sehingga saya lari keluar dari Kantor, namun di depan pintu kantorpun, saya dipukul oleh dua orang rekan Muhtar. Saya pun sempat jatuh dari hantaman kedua pelaku, namun masih bisa bangun dan lari menuju rumah Pa Ramli Anggota dewan,”tuturnya.
Dila berharap agar pihak kepolisian segera menangkap para pelaku, karena tindakan pelaku telah mencoreng kredibilitas media dan wartawan di Bima.”Harapan besar saya terhadap pihak kepolisian agar segera menangkap ke empat pelaku yang telah menganiayaa saya seperti binatang tersebut,”harapnya.
Di tempat yang sama, tiga orang saksi memberikan keterangan, bahwa seorang pelaku bernama Muhtar, diduga membawa senjata tajam. Bahkan saati terjadi pemukulan terhadap korban, Muhtar sempat ingin mengeluarkan sajam yang dibawanya, namun cepat dilerai oleh teman korban yang saat itu melihat kemarahan pelaku terhadap korban.
Pihak Kepolisian yang dikonfirmasi terkait kasus tersebut belum ada yang bisa dihubungi. Namun beberapa penyidik yang piket malam itu, terlihat serius mengambil Berita Acara Pemeriksaan (BAP) terhadap korban dan tiga orang saksi. (KS-01)
COMMENTS