DPD KNPI Kota Bima, menyorot tentang sasaran Valentine’s Day, LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual dan Trans Gender), Narkotika, Aliran Sesat seperti Gafatar dan Radikalisme sebagian besar kaum muda, pelajar dan mahasiswa.
Kota Bima, KS.- Menyikapi berbagai fenomenal yang berkembang saat ini, mengundang keprihtinan sejumlah kalangan termasuk DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Bima. Melalui Wakil Ketua, Bidang Revolusi Mental Spritual Pemuda, Musthafa Umar, S. Ag., M.Pd.I berharap kepada semua elemen masyarakat, hususnya pemuda untuk tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila dan UUD 1945 serta Agama yang dianut masing-masing dengan benar.
KNPI
Dalam pres relisnya, DPD KNPI Kota Bima, menyorot tentang sasaran Valentine’s Day, LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual dan Trans Gender), Narkotika, Aliran Sesat seperti Gafatar dan Radikalisme sebagian besar kaum muda, pelajar dan mahasiswa. “Indonesia dibangun diatas tetesan darah para pejuang, para syuhada yang gugur dalam melawan segala bentuk penjajahan. Mereka membela Tanah Air, Budaya Bangsa, Adat Istiadat dan Agama mereka agar tidak diatur dan tekan bangsa-bangsa lain. Indonesia santun dalam beragama, berbangsa dan bernegara. Adat ketimuran yang ramah, tentu jauh dari kesan Radikalisme yang melahirkan anarkisme dalam memandang satu paham orang lain. Mengganggap paham sendiri lebih benar, adalah bentuk memecah belah bangsa, walaupun mengatasnamakan agama,”ujarnya.
Adat dan budaya bangsa ini, tidak pernah mengenal Valentine’s Day, Lesbian, Gay, Bisexual dan Trans Gender. Namun akhir-akhir ini, hal tersebut marak dijumpai di negeri ini. “Sudahkah kita merenungi, bahwa ini bentuk perlawanan secara masif kepada keutuhan negeri ini. Bentuk tidak bisa bersyukur dan berterimakasih kepada pejuang, ulama, kyai, para syuhada dan tokoh-tokoh lain bangsa ini yang telah mengantarkan kita ke gerbang pintu kemerdekaan. Lalu dengan inikah kita akan isi kemerdekaan ini? dengan membuat ‘akal’ sehat kita menjadi sakit? Narkoba (Narkotika, Obat-obatan terlarang dan Bahan Adiktif lainnya), adalah perusak akal sehat manusia. Kalau manusia sudah tidak memiliki akal yang sehat, apa bedanya dengan binatang yang tidak punya akal? Maka perbuatan-perbuatan seperti Lesbian, Gay, Bisexual dan Trans Gender bisa terjadi akibat akal yang sudah tidak sehat,”paparnya.
DPD KNPI Kota Bima, berharap OKP-OKP yang ada, Lembaga Kampus, OSIS dan OSIM Pelajar serta Karang Taruna dan Komunitas lain yang ada, agar bisa menjadi contoh pemuda-pemuda yang lain. “Kita bersama adalah aset bangsa, maka wajib hukumnya untuk menjaga keutuhan bangsa ini. keutuhan dari penjajahan ‘adat dan tradisi’ yang ketimuran, sopan, santun, dan keramah-tamahannya. Kita semua, akan menjadi estafet selanjutnya kepemimpinan bangsa ini. jika kita dan sebagian pemuda kita ‘sakit’ maka hancur pelan-pelan bangsa ini. kita tentu bertanggung jawab, atas kehancuran negeri ini, jika kita diam tanpa melakukan ‘perlawanan’. Maka perbaiki jalan berpikir kita, sehatkan akal kita, pergunakan dengan baik dan benar,”pintanya.
Dikatakannya, apakah tindakan radikalisme itu benar? Narkotika itu benar? LGBT itu benar serta penyimpangan-pentimpangan pemahaman ajaran agama yang tidak lazim, harus dilihat sudah benar atau tidak?
“DPD KNPI berharap agar OKP untuk memonitoring anggotanya, pengikutnya untuk tidak melakukan hal-hal yang diluar batas agama, bangsa dan negara. Agama apapun di Indonesia dan Budaya kita, tidak pernah mengajarkan Valentine’s Day (Hari Kasih Sayang), karena Kasih Sayang tidak perlu sebuah pengakuan, namun aplikasi dalam hidup kepada manusia, alam dan makhluk lain,”harapnya.
Tentu dalam keadaan normal ini, sesuai norma yang berlaku, kata dia, tidak berlebihan. LGBT, Radikalisme dan Aliran Sesat juga tidak pernah diajarkan oleh pejuang-pejuang terdahulu, mereka yang susah payah mendirikan bangsa ini. “Narkoba apa lagi, hal yang sangat merusak tatanan hidup dan kehidupan manusia. Jadi melakukan itu semua, berarti memberi peluang dan turut andil atas penghancuran Negara ini pelan-pelan. Menghancurkan keutuhan Negara Kesatuan kita, Bhineka Tunggal Ika, Pancasila dan UUD 1945,”tegasnya.
Kepada Orang Tua, agar mengawasi pergaulan putra putri mereka. Tentunya sebagai orang tua, tidak ingin dibilang “buah jatuh, tidak jauh dari pohonnya”, “jika Pepaya yang kau tanam, maka Pepayalah yang tumbuh dan berbuah, tidak mungkin Jeruk”. Artinya peran orang tua, sebagai ‘bibit’ sangat diharapkan bisa menghasilkan ‘buah’ anak-anak sesuai dengan bibitnya. Demikian halnya dengan Sekolah, Kampus, Pondok Pesantren, RW, RT, Lurah, Kepala Desa, Camat sampai Pemerintahan tertinggi Bupati, Walikota, Gubernur dan Presiden. Semua rakyat, pengikut adalah gambaran siapa yang dipimpin. “ Pemimpin adalah imam yang diikuti jama’ah tanpa melihat apa perbuatan imam. Imam akan diikuti, dalam diam, dalam gelap dan terang. Artinya perbuatan ‘tersembunyi’ Pemimpin akan berdampak kepada yang dipimpinnya, jika hal itu buruk,”jelasnya. (KS-09)
KNPI
Dalam pres relisnya, DPD KNPI Kota Bima, menyorot tentang sasaran Valentine’s Day, LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual dan Trans Gender), Narkotika, Aliran Sesat seperti Gafatar dan Radikalisme sebagian besar kaum muda, pelajar dan mahasiswa. “Indonesia dibangun diatas tetesan darah para pejuang, para syuhada yang gugur dalam melawan segala bentuk penjajahan. Mereka membela Tanah Air, Budaya Bangsa, Adat Istiadat dan Agama mereka agar tidak diatur dan tekan bangsa-bangsa lain. Indonesia santun dalam beragama, berbangsa dan bernegara. Adat ketimuran yang ramah, tentu jauh dari kesan Radikalisme yang melahirkan anarkisme dalam memandang satu paham orang lain. Mengganggap paham sendiri lebih benar, adalah bentuk memecah belah bangsa, walaupun mengatasnamakan agama,”ujarnya.
Adat dan budaya bangsa ini, tidak pernah mengenal Valentine’s Day, Lesbian, Gay, Bisexual dan Trans Gender. Namun akhir-akhir ini, hal tersebut marak dijumpai di negeri ini. “Sudahkah kita merenungi, bahwa ini bentuk perlawanan secara masif kepada keutuhan negeri ini. Bentuk tidak bisa bersyukur dan berterimakasih kepada pejuang, ulama, kyai, para syuhada dan tokoh-tokoh lain bangsa ini yang telah mengantarkan kita ke gerbang pintu kemerdekaan. Lalu dengan inikah kita akan isi kemerdekaan ini? dengan membuat ‘akal’ sehat kita menjadi sakit? Narkoba (Narkotika, Obat-obatan terlarang dan Bahan Adiktif lainnya), adalah perusak akal sehat manusia. Kalau manusia sudah tidak memiliki akal yang sehat, apa bedanya dengan binatang yang tidak punya akal? Maka perbuatan-perbuatan seperti Lesbian, Gay, Bisexual dan Trans Gender bisa terjadi akibat akal yang sudah tidak sehat,”paparnya.
DPD KNPI Kota Bima, berharap OKP-OKP yang ada, Lembaga Kampus, OSIS dan OSIM Pelajar serta Karang Taruna dan Komunitas lain yang ada, agar bisa menjadi contoh pemuda-pemuda yang lain. “Kita bersama adalah aset bangsa, maka wajib hukumnya untuk menjaga keutuhan bangsa ini. keutuhan dari penjajahan ‘adat dan tradisi’ yang ketimuran, sopan, santun, dan keramah-tamahannya. Kita semua, akan menjadi estafet selanjutnya kepemimpinan bangsa ini. jika kita dan sebagian pemuda kita ‘sakit’ maka hancur pelan-pelan bangsa ini. kita tentu bertanggung jawab, atas kehancuran negeri ini, jika kita diam tanpa melakukan ‘perlawanan’. Maka perbaiki jalan berpikir kita, sehatkan akal kita, pergunakan dengan baik dan benar,”pintanya.
Dikatakannya, apakah tindakan radikalisme itu benar? Narkotika itu benar? LGBT itu benar serta penyimpangan-pentimpangan pemahaman ajaran agama yang tidak lazim, harus dilihat sudah benar atau tidak?
“DPD KNPI berharap agar OKP untuk memonitoring anggotanya, pengikutnya untuk tidak melakukan hal-hal yang diluar batas agama, bangsa dan negara. Agama apapun di Indonesia dan Budaya kita, tidak pernah mengajarkan Valentine’s Day (Hari Kasih Sayang), karena Kasih Sayang tidak perlu sebuah pengakuan, namun aplikasi dalam hidup kepada manusia, alam dan makhluk lain,”harapnya.
Tentu dalam keadaan normal ini, sesuai norma yang berlaku, kata dia, tidak berlebihan. LGBT, Radikalisme dan Aliran Sesat juga tidak pernah diajarkan oleh pejuang-pejuang terdahulu, mereka yang susah payah mendirikan bangsa ini. “Narkoba apa lagi, hal yang sangat merusak tatanan hidup dan kehidupan manusia. Jadi melakukan itu semua, berarti memberi peluang dan turut andil atas penghancuran Negara ini pelan-pelan. Menghancurkan keutuhan Negara Kesatuan kita, Bhineka Tunggal Ika, Pancasila dan UUD 1945,”tegasnya.
Kepada Orang Tua, agar mengawasi pergaulan putra putri mereka. Tentunya sebagai orang tua, tidak ingin dibilang “buah jatuh, tidak jauh dari pohonnya”, “jika Pepaya yang kau tanam, maka Pepayalah yang tumbuh dan berbuah, tidak mungkin Jeruk”. Artinya peran orang tua, sebagai ‘bibit’ sangat diharapkan bisa menghasilkan ‘buah’ anak-anak sesuai dengan bibitnya. Demikian halnya dengan Sekolah, Kampus, Pondok Pesantren, RW, RT, Lurah, Kepala Desa, Camat sampai Pemerintahan tertinggi Bupati, Walikota, Gubernur dan Presiden. Semua rakyat, pengikut adalah gambaran siapa yang dipimpin. “ Pemimpin adalah imam yang diikuti jama’ah tanpa melihat apa perbuatan imam. Imam akan diikuti, dalam diam, dalam gelap dan terang. Artinya perbuatan ‘tersembunyi’ Pemimpin akan berdampak kepada yang dipimpinnya, jika hal itu buruk,”jelasnya. (KS-09)
COMMENTS